Pasca-Berlaga di Kroasia, Performa Timnas Indonesia U-19 Dinilai Masih Rapuh

oleh Nandang Permana diperbarui 16 Sep 2020, 16:30 WIB
Timnas Indonesia U-19 saat berlaga melawan Arab Saudi. (Dok. PSSI)

Bola.com, Jakarta - Pengamat sepak bola Tanah Air, Kesit Budi Handoyo, menilai penampilan Timnas Indonesia U-19 masih banyak kekurangan dan rapuh jika dilihat dari hasil tiga pertandingan terakhir di Kroasia.

Tim Garuda Muda tak memetik hasil bagus pada turnamen International U-19 Friendly Tournament 2020. Dari tiga pertandingan yang dimainkan, Timnas Indonesia U-19 menelan dua kekalahan dan sekali imbang.

Advertisement

Pada laga perdana, anak asuh Shin Tae-yong itu menyerah dari Bulgaria dengan skor 0-3. Pada pertandingan berikutnya takluk 1-7 dari tuan rumah Kroasia, dan partai terakhir bermain 3-3 kontra Arab Saudi.

"Setelah melihat penampilan Timnas Indonesia U-19 pada laga uji coba di Kroasia, jangan dulu berharap banyak pada tim asuhan Shin Tae-yong. Kekalahan yang diderita memperlihatkan tim ini masih sangat rapuh dalam permainannya," kata Kesit Handoyo kepada Bola.com, Rabu (16/9/2020).

"Semua lini masih perlu dibenahi karena kerja sama mereka belum berjalan dengan baik. Pertahanan yang buruk, lini tengah yang tidak optimal, serta tumpulnya lini depan sangat terlihat pada Timnas Indonesia U-19," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Petik Pengalaman pada Uji Coba

Timnas Indonesia U-19 (dok. PSSI)

Namun, pria yang sering tampil menjadi komentator pertandingan sepak bola di beberapa stasiun televisi nasional itu menilai, kekalahan yang diderita Tim Garuda Muda merupakan hal wajar. Pasalnya, kualitas lawan yang dihadapi berada di atas Timnas Indonesia U-19.

"Setiap uji coba pasti ada manfaatnya yakni pengalaman bertanding buat para pemain. Kelemahan tim bisa terlihat jelas. Mana saja yang harus diperbaiki. Kita akan lihat lagi pada uji coba berikutnya, apakah akan ada perbaikan, stagnant, atau malah mundur," ungkapnya.

"Tim ini masih butuh protes. Jangan disanjung-sanjung dulu. Kalau memang jelek ya harus diakui. Tak perlu dipuji karena hasil akhir yang dilihat. Faktanya Indonesia kalah dan belum memperlihatkan permainan yang diinginkan masyarakat," tutur Kesit

Berita Terkait