Bola.com, Jakarta - Nama penyerang sayap Real Madrid, Gareth Bale, tentu sudah tidak asing lagi di telinga para penggemar sepak bola. Pemain asal Wales itu di awal karier sempat membela akademi Southampton, sebelum akhirnya promosi ke tim senior.
Setelah dua musim bermain bersama Southampton, Bale kemudian pindah ke Tottenham Hotspur dengan nilai transfer sebesar 5 juta Poundsterling (sekitar Rp86 miliar) pada 2007. Bale bergabung ke Tottenham dengan durasi kontrak empat tahun, selama bermain untuk The Lilywhites banyak perubahan posisi yang dialami Bale. Awalnya ia diplot sebagai bek sayap dan disulap menjadi penyerang sayap.
Penampilan Bale selama di Tottenham membuat raksasa Spanyol Real Madrid mengontraknya pada 2013. Bale ditebus dengan uang sebesar 85 juta Poundsterling (setara Rp1,4 triliun).
Banyak momen yang terjadi selama perjalanan karier Gareth Bale, berikut 10 momen ikonik dari pemain bintang Real Madrid dan Wales itu:
10. Mengakhiri Kutukannya di Tottenham
Kehidupan Bale pada awal karier bersama Tottenham tidak berjalan mulus. Bale pernah dianggap pembawa petaka saat timnya bermain. Jika Tottenham kalah Bale selalu menjadi sasaran kritik para penggemar. Kejadian itu bertahan selama 2007-2009, sampai pada akhirnya manajer Tottenham, Harry Redknapp, memberi kesempatan Bale bermain selama lima menit sebagai pemain pengganti saat timnya unggul 5-0 melawan Burnley dan tidak disia-siakan olehnya. Sejak saat itu Bale tidak pernah lagi dianggap pembawa petaka, tetapi malah menjadi pemain penting dan bintang bagi Tottenham.
9. Debut Untuk Klub dan Negara Pada Usia 16 Tahun
Saat masih berusia 16 tahun 275 hari, Bale melakukan debut untuk Southampton yang menang 2-0 atas Millwall FC pada April 2006. Sebulan kemudian, dia menjadi starter untuk timnas Wales dalam pertandingan persahabatan melawan Trinidad dan Tobago pada Mei 2006.
Brian Flynn, yang bertugas menemukan bakat muda Wales, memprediksi Bale berpotensi menjadi bintang di masa depan. Ia membandingkan kemampuan teknis Bale dengan seniornya di Timnas Wales, Ryan Giggs.
8. Wales. Golf. Madrid
Beberapa musim terakhir, Bale tidak memiliki hubungan bagus dengan fans Real Madrid. Puncaknya ketika dia fit untuk bermain pada kualifikasi Piala Eropa 2020 bersama Wales saat melawan Hongaria, padahal sebelumnya Bale tidak pernah diturunkan oleh Madrid selama tujuh pekan karena masalah kebugaran.
Suporter Wales membuat frasa bertuliskan 'Wales. Golf. Madrid.' pada bagian atas bendera Wales. Frasa tersebut merujuk pada pernyataan eks pemain Real Madrid Predrag Mijatovic yang menilai Los Blancos bukan lagi menjadi prioritas utama Bale. Madrid menjadi prioritas ketiga setelah Timnas Wales dan olah raga golf yang menjadi hobi Bale.
7. Menyapu Penghargaan Individu
Berkat performa gemilang bersama Tottenham, Bale terpilih menjadi pemain terbaik dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Liga Inggris (PFA) pada 2010/2011. Dua tahun kemudian Bale kembali memenangkan tiga penghargaan sekaligus, yaitu PFA Player of the Year (Pemain Terbaik Liga Inggris), PFA Young Player of the Year (Pemain Muda Terbaik Liga Inggris), dan Football Writers Association Player of the Year (Pemain Terbaik pilih Wartawan Inggris) pada 2012/2013.
Pencapaian itu didapat saat musim terakhirnya membela Tottenham. Prestasi itu hanya dimiliki oleh Bale serta Cristiano Ronaldo di Liga Inggris.
6. Menjadi Pemain Termahal Dunia
Setelah musim yang cemerlang bagi Bale di White Hart Lane, dia memutuskan untuk pergi pada akhir musim 2012/2013. Banyak tawaran yang masuk untuknya, salah satunya dari Manchester United. Namun, mimpi Bale selalu bermain bagi Real Madrid. Mimpi Bale akhirnya terwujud saat Madrid menebusnya dari Tottenham dengan biaya 85 juta Poundsterling (setara Rp1,4 triliun) dan menjadi rekor pemain termahal dunia pada 2013.
5. Menjadi Pemenang dan Pencetak Gol di Final Liga Champions
Bale berhasil memenangkan Liga Champions 2013/2014 di musim pertama bersama El Real. Saat itu berhasil mencetak gol di perpanjangan waktu untuk membantu Los Blancos menang 4-1 atas rival sekota, Atletico Madrid.
Dua tahun kemudian Bale kembali mencetak gol dalam adu penalti saat Madrid mengalahkan Atletico dan menjadi juara Liga Champions 2016/2017. Terakhir, Bale juga mencetak dua gol saat masuk dari bangku cadangan demi membantu Madrid meraih gelar juara ke-13 di ajang Liga Champions setelah mengalahkan Liverpool 3-1 pada 2017/2018.
4. Bersinar di Euro 2016
Bale awalnya ditakdirkan untuk duduk bersama George Best dan Ryan Giggs sebagai ikon sepakbola Wales yang tidak akan pernah bisa merasakan turnamen internasional. Namun, kecemerlangannya dalam kualifikasi Euro 2016 mengakhiri penantian 58 tahun lamanya Wales tidak bermain di turnamen internasional.
Bale bersinar saat bermain di Euro 2016, dia berhasil membawa Wales hingga semifinal sebelum akhirnya kalah 0-2 dari Portugal. Pemain kidal itu juga berhasil mencetak tiga gol untuk Wales selama ajang Euro 2016.
3. Mencetak Gol Ajaib di Final Copa del Rey 2014
Bale membuktikan kepada pendukung El Real bahwa harga mahal sesuai dengan kualitasnya. Aksi solo run saat mengalahkan Barcelona 2-1 di Final Copa del Rey sangat mengagumkan. Bale berhasil lari dari tengah lapangan mengungguli bek Barca Marc Bartra, sebelum akhirnya menceploskan bola ke gawang kiper, Jose Manuel Pinto.
2. Hattrick Melawan Inter Milan di Liga Champions 2010/2011
Pertandingan Tottenham melawan Inter Milan di Giuseppe Meazza menyimpan memori tersendiri bagi Gareth Bale. Bale yang masuk di paruh kedua berhasil mencetak tiga gol ke gawang kiper Inter, Julio Cesar. Meskipun pada akhirnya skor berkesudahan 4-3 buat keunggulan Inter, kontribusi Bale dalam pertandingan itu harus diacungi jempol.
1. Gol Terbaik di Final Liga Champions 2018
Bale telah memenangkan Liga Champions empat kali bersama Real Madrid pada 2014, 2016, 2017, dan 2018. Final tahun terakhir akan menjadi final yang paling diingatnya.
Tiga menit setelah masuk sebagai pemain pengganti melawan Liverpool saat skor masih 1-1, Bale mencetak salah satu gol terbaik di Liga Champions.
Tendangan saltonya menembus gawang kiper Liverpool, Loris Karius dan membuat Madrid unggul 2-1. Gol yang menjadi penanda kebangkitan Los Blancos untuk merenggut gelar ke-13 mereka di Liga Champions. (Reinaldo Ortensio)
Sumber: BBC Sport