Bola.com, Jakarta - Balapan seri ketujuh MotoGP 2020 di Sirkuit Misano, San Marino dalam tajuk MotoGP Emilia Romagna, Minggu (20/9/2020), kembali menghadirkan pembalap yang baru kali pertama merasakan kemenangan musim ini.
Adalah Maverick Vinales. Kini berarti ada enam pembalap berbeda yang sudah merasakan kemenangan di MotoGP 2020. Sebelumnya ada nama Andrea Dovizioso, Brad Binder, Fabio Quartararo, Miguel Oliveira, dan Franco Morbidelli.
Karena tidak ada satu pun yang begitu dominan, kini papan atas klasemen MotoGP 2020 sangat rapat. Bayangkan posisi 1-4 hanya berselisih empat poin.
Andrea Dovizioso yang memimpin klasemen punya 84 poin, tapi hanya punya gap sebiji poin dari Fabio Quartararo dan Maverick Vinales. Joan Mir di posisi ketiga bahkan siap menyodok lantaran hanya memiliki selisih 4 poin dari posisi puncak.
Berikut Bola.com coba menganalisis kelebihan dan kelemahan 4 pembalap kandidat kuat juara dunia MotoGP 2020: Andrea Dovizioso, Fabio Quartararo, Maverick Vinales, dan Joan Mir.
Saksikan Video Pilihan Kami:
1. Andrea Dovizioso (Posisi klasemen 1/Poin 84)
Kekuatan (+)
Paling berpengalaman dibandingkan semua pesaingnya. Jam terbang tinggi dibuktikan dengan fakta dirinya selalu finis pada tujuh balapan pertama MotoGP 2020.
Dia tahu betul kapan harus tampil maksimal atau justru hanya mengamankan poin. Diuntungkan juga dengan absennya Marc Marquez. Perlu diingat saat Marquez juara dunia MotoGP tiga musim terakhir, Dovizioso selalu runner-up.
Kelemahan (-)
Bukan pembalap Ducati tercepat di MotoGP 2020. Caranya menaklukkan motor Ducati saat ini kalah dibandingkan Pecco Bagnaia atau Jack Miller. Dia mengakui masih harus beradaptasi dengan banyak hal pada motor Ducati Desmosedici GP20.
Karena hal di atas, sejak kemenangan pada MotoGP Austria, Andrea Dovizioso selalu gagal finis tiga besar pada tiga seri terakhir. Faktor motor ini bisa jadi penghambatnya.
2. Fabio Quartararo (Posisi klasemen 2/Poin 83)
Kekuatan (+)
Tidak merasakan tekanan berat bersama tim Petronas Yamaha SRT. Karena musim depan, ia sudah dipastikan mendapat kursi di tim pabrikan Yamaha. Hal ini bisa menguntungkannya ketika bersaing.
Karena ia sejatinya tak perlu lagi membuktikan apapun dan bisa fokus sepenuhnya bersaing jadi juara dunia MotoGP 2020.
Kelemahan (-)
Motor Yamaha YZR-M1 yang tidak kompetitif di semua trek bisa jadi penghalang. Terbukti sejak menang pada dua balapan pertama di Sirkuit Jerez, Fabio Quartararo belum pernah lagi merasakan podium.
Dia nyaris podium pada MotoGP Emilia Romagna, sebelum akhirnya mendapat penalti dan turun ke posisi empat. Ini juga bisa memengaruhi mentalitas dirinya sekarang.
3. Maverick Vinales (Posisi 3/Poin 83)
Kekuatan (+)
Kecepatannya pada single lap tidak perlu diragukan lagi. Maverick Vinales merupakan peraih pole position sebanyak tiga kali di MotoGP 2020. Pada balapan terakhir, ia juga bisa mengkonversikan pole position jadi kemenangan.
Sebuah bukti, dirinya mulai bisa memilin kompon ban tepat untuk balapan sehingga performanya bisa sebaik ketika kualifikasi. Jika kombinasi trek, ban, dan motor tepat, Maverick Vinales sangat sulit dikalahkan. Persis seperti Jorge Lorenzo di Yamaha dahulu.
Kelemahan (-)
Inkonsistensi selalu jadi musuh terbesar pembalap asal Spanyol ini. Dalam sebuah balapan, terkadang ia seperti tidak ada di trek. Selalu disebut tidak punya mentalitas kuat.
Terbukti setelah selalu finis kedua pada dua balapan pertama, ia sempat empat balapan berturut-turut gagal tembus 5 besar sebelum akhirnya menang di MotoGP Emilia Romagna.
4. Joan Mir (Posisi 4/Poin 80)
Kekuatan (+)
Dibandingkan tiga pesaing lainnya, Joan Mir punya satu kelebihan yang membuatnya layak diunggulan. Adalah motor Suzuki GSX-RR. Sejauh ini motor Suzuki paling seimbang sepanjang MotoGP 2020.
Di tipe trek manapun, motor Suzuki bisa bersaing. Terbukti ketika menyelesaikan balapan pada MotoGP 2020, Joan Mir setidaknya bisa finis lima besar. Hebatnya, ia bisa mengendarai motor Suzuki lebih baik ketimbang rekan setimnya, Alex Rins yang sempat cedera awal musim.
Kelemahan (-)
Joan Mir terbilang masih hijau di MotoGP. Mentalitasnya ketika harus merasakan persaingan ketat di klasemen, belum teruji betul. Ditambah musim ini, meski sudah naik podium tiga kali, ia urung merasakan kemenangan.
Kecepatannya saat kualifikasi juga belum sehebat ketika balapan. Pada beberapa balapan terakhir, ia selalu memulai bukan dari grid depan sehingga mempersulit kans meraih kemenangan.