Bola.com, Jakarta - Zulfiandi, gelandang bertahan yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi langganan Timnas Indonesia, merupakan sosok seorang pemain yang berbeda di kancah sepak bola Indonesia. Gelandang bertahan Madura United ini punya gaya bermain yang berbeda dari sejumlah gelandang bertahan kawakan di Indonesia yang biasa bermain keras. Zulfiandi justru kerap terlihat bermain simpel.
Permainan simpel yang dilakukan Zulfiandi adalah bagaimana ia tidak pernah terlalu lama menguasai bola. Mantan pemain Sriwijaya FC itu kerap memilih untuk mengatur ritme permainan dengan mengalirkan bola dari kaki ke kaki dengan dirinya sebagai sentral permainan.
Tak hanya itu, Zulfiandi kerap mampu memutus serangan lawan dengan baik. Namun, ia tidak pernah bermain keras dan cenderung ketika bola sudah diraihnya, Zulfiandi memutuskan untuk langsung mengalirkannya kepada rekan-rekan setimnya.
Mengenai gaya permainannya tersebut, Zulfiandi mengaku terinspirasi dari beberapa pemain yang sudah disaksikannya sejak masih kecil. Ia lebih senang bermain simpel seperti sejumlah pemain yang memang menginspirasinya itu.
"Sejak kecil saya suka nonton sepak bola, mengidolakan pemain, sampai berpikir bagaimana pemain itu bisa bermain dengan satu atau dua sentuhan dengan baik. Saya jadi terinspirasi," cerita Zulfiandi dalam channel youtube Ichsan Maulana.
"Saya melihat pemain seperti Sergio Busquets, Toni Kroos, kalau sekarang ada Jorginho, dan kalau di Indonesia ada Achmad Bustomi. Melihat mereka bermain sepak bola yang simpel, tidak banyak membawa bola, hanya satu sentuhan dan kemudian memberikan passing, saya menyukainya," lanjut Zulfiandi.
Zulfiandi mengakui memang jarang ada pemain dengan posisi gelandang bertahan yang bermain simpel di Indonesia. Bahkan pemain dengan posisi gelandang bertahan yang mendapatkan sorotan adalah tipe yang agresif seperti Sandi Sute di Persija Jakarta atau Hariono yang terkenal garang bersama Persib Bandung.
Namun, satu hal yang membuatnya selalu bermain simpel adalah tidak ingin seperti kebanyakan pemain yang lebih suka mendapatkan sorotan dengan terlalu sering mendribel bola. Sementara baginya, pemain di posisi gelandang bertahan hal itu terlalu berisiko.
"Kalau saya merasa satu atau dua sentuhan itu tidak semua pemain bisa melakukannya. Kalau dribel, semua pemain Indonesia punya skill untuk itu. Dari kecil semua anak Indonesia sudah jago dribel melewati 4 sampai 5 pemain lawan. Lagipula banyak melakukan dribel di posisi gelandang bertahan risikonya tinggi. Ketika bola diambil lawan, mereka langsung berhadapan dengan stoper," papar Zulfiandi.
Video
Terinspirasi Sergio Busquets
Bicara soal Sergio Busquets yang memang diidolakannya sejak dulu, terutama karena berhasil menginspirasinya di dalam lapangan hijau, Zulfiandi mengakui memang sudah menyukai pemain Barcelona itu sejak 2010.
Meski kala itu Barcelona memiliki Lionel Messi, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta, yang kerap mendapatkan sorotan sebagai bintang Barcelona, bagi Zulfiandi Sergio Busquets justru memegang peranan yang lebih penting dari pemain Barcelona lainnya.
"Kalau tidak salah sejak 2010. Saat itu Barcelona sedang naik daun. Peran Busquets paling penting. Saya melihatnya bukan Messi dan pemain lain yang mencetak gol, tapi justru Busquets yang memegang peranan penting," ujar Zulfiandi.
"Ia memegang peran penting sebagai asisten pelatih yang berada di tengah lapangan. Dulu terkenal gelandang bertahan itu grasak-grusuk, tapi kalau melihat permainan keseluruhan, Sergio Busquets bermain simpel tapi tetap mampu merebut bola dan juga mengatur tempo," lanjutnya.