Bola.com, Jakarta - Dengan seabrek gelar yang diraih baik di level domestik dan Eropa, Manchester United menjadi klub destinasi utama banyak pemain bintang. Para pemain membangun reputasi sebagai superstar di Tim Setan Merah.
Lihatlah Eric Cantona dan Cristiano Ronaldo. Cantona menjadi salah satu pemain terhebar di Premier League sepanjang masa dalam beberapa musim yang ia habiskannya di Manchester United. Di sisi lain, Ronaldo memulai perjalanannya menjadi pesepak bola terhebat yang pernah ada di Old Trafford.
Namun, tak semua pemain sukses saat menjalani karier di Manchester United. Seperti yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, di saat United memasuki era kegelapan. Mereka tak lagi jadi pelanggan juara setelah Sir Alex Ferguson.
Para pemain jadi target tembak kritikan. Mereka kerap dipersalahkan atas pencapaian minimalis United.
Tapi kaitan kritik terhadap kinerja sebenarnya sudah terjadi di era Fergie. Status penguasa Liga Inggris membuat tuntutan terhadap para pemain amat tinggi. Siapa saja sih pesepak bola yang mengalami mimpi buruk saat membela Manchester United?
Video
Eric Djemba-Djemba
Tidak banyak yang tahu kiprah gelandang asal Kamerun ketika Sir Alex Ferguson membelinya dari Nantes. Sang manajer Manchester United itu mengharapkan Eric Djemba-Djemba bisa menjalankan tugas yang dijalankan Roy Keane, gelandang bertahan kharismatik sekaligus kapten tim.
Selama 18 bulan Djemba-Djemba bermain di Manchester United, ekspesktasi itu tak terwujud.
Dia hanya mencetak dua gol untuk klub dan sering mendapat hukuman karena permainannya terlalu kasar
Djemba-Djemba bermain 39 kali untuk Manchester United sebelum dipinjamkan ke Aston Villa di mana dia hanya tampil di 11 pertandingan. Karier Djemba-Djemba kemudian terpuruk. Ia sempat bermain di Persebaya Surabaya, dan tak pernah bermain di pentas kompetisi karena dianggap punya persoalan di sisi kebugaran.
Mark Bosnich
Tidak seperti Djemba-Djemba, Mark Bosnich memiliki rekam jejak mentereng di pentas Premier League sebelum bergabung dengan United. Saat membela Aston Villa ia kerap disebandingkan dengan kiper hebat Manchester United, Peter Schemeichel.
Bosnich telah menghabiskan tujuh tahun yang memesona di Aston Villa sebelum hijrah ke Old Trafford. Tak ada yang menyangka ia gagal di United, hanya membuat 35 penampilan. Sir Alex Ferguson menyingkirkan pemain asal Australia itu dari skuat ytama.
Karier Bosnich menurun drastis pasca Manchester United. Dia gagal dalam tes narkoba di Chelsea dan dilarang bermain. Belakangan Bosnich mengikuti rehabilitasi narkoba. Dia memang kembali, tetapi dia tidak pernah menjadi pesepak bola yang sama lagi.
Alan Smith
Alan Smith adalah salah satu pemain hebat di Leeds. Ia penyerang muda yang tajam yang popularitasnya tak kalah dengan seniornya, Eric Cantona. Ditransfer secara kontroversial oleh Manchester United setelah Leeds terdegradasi, karier Alan mendadak hancur.
Meskipun Smith bermain 93 kali untuk klub, dia tidak pernah benar-benar mendapatkan kembali bentuk permainan terbaik seperti yang ia tunjukkan di Elland Road. Cedera patah kaki membuatnya kehilangan taji.
Sir Alex Ferguson merubah posisi bermainnya dari striker menjadi gelandang bertahan. Perubahan ini semakin memperparah keadaan.
Smith kemudian pindah ke Newcastle United di mana dia mengalami periode yang mengecewakan. Sang pemain akhirnya mengakhiri karienya di Notts County.
Kleberson
Kleberson jadi pemain kunci saat Brasil menjuarai Piala Dunia FIFA 2002. Ia memainkan peran penting di tim asuhan Luiz Felipe Scolari.
Manchester United tanpa banyak cingcong menggaetnya. Tapi gelandang itu terhambat oleh cedera dan pada akhirnya bermain hanya 20 kali untuk klub, tidak pernah berhasil beradaptasi di lingkungan barunya.
Akhirnya, Kleberson dijual dengan banderol murah ke Besiktas. Kariernya makin terpuruk di sana. Dia kembali ke Brasil sebelum mengakhiri kariernya di klub MLS, Strikers Fort Lauderdale yang sekarang sudah bubar.
Paul Pogba
Paul Pogba, pemenang Piala Dunia 2018 dan masih berusia 27 tahun, secara teknis adalah seorang gelandang serang yang hebat.
Visinya, kemampuan passing dan menembak membuatnya menjadi yang terbaik. Ia jadi mesin permainan Juventus.
Sayang kesaktiannya seperti hilang saat bergabung ke Manchester United, klub yang membinannya saat level juniot.
Dalam 109 pertandingan, Pogba hanya mencetak 25 gol untuk Manchester United. Ia sering dipersalahkan dengan kegagalan United memenangi gelar kompetisi. Dianggap tak bermain sungguh-sungguh.
Kariernya belum berakhir di Setan Merah. Musim ini jadi periode krusial baginya untuk menjawab kritikan banyak orang.
Juan Sebastian Veron
Juan Sebastian Veron tiba di Old Trafford dengan reputasi sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia. Sir Alex Ferguson menginginkan kualitas kelas atas dan kreativitas di lini tengah untuk menjadikan Setan Merah sebagai salah satu kekuatan yang diperhitungkan sekali lagi di level Eropa.
Veron adalah transfer Inggris termahal pada periode itu. Dia tampil 82 kali untuk klub dan menunjukkan sekilas mengapa dia dinilai begitu tinggi oleh Sir Alex Ferguson, tetapi dia tidak pernah bisa menikmati permainan cepat Premier League.
Dengan cepat menjadi jelas bahwa sentuhan sutra membutuhkan dia untuk memiliki lebih banyak waktu pada bola untuk membuat dampak yang diinginkan.
Meskipun dia mendapat beberapa trofi saat kembali ke Italia setelah gagal di Chelsea, Veron tidak pernah menjadi gelandang serang hebat seperti saat bermain di Parma dan Lazio.
Alexis Sanchez
Alexis Sanchez yang didatangkan Manchester United melalui kesepakatan pertukaran pemain dengan Arsenal tak pernah membayangkan bakal menjalani mimpi buruk di Old Trafford.
Manchester United membayarnya dengan gaji yang sangat besar 59,3 juta poundsterling. Sebagai imbalannya mereka mendapat tiga gol Premier League. Jika dikalkulasikan artinya ia dibayar 13,2 juta poundsterling per gol dan 7,3 juta poundsterling per assist!
Musim panas ini Sanchez yang jadi cadangan abadi di United akhirnya pindah permanen ke Inter Milan setelah masa pinjaman semusim sebelumnya. Ia mencoba menemukan kembali keberuntungannya di Italia. Tetapi sangat jelas bahwa Sanchez bukan lagi pemain yang sama seperti saat ia membela Barcelona dan Arsenal.
Sumber: Sportskeeda
Baca Juga
Deretan SWAGs Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Atlet hingga Supermodel Papan Atas Dunia, Ada yang baru Go Publik Bikin Cegil Patah Hati
Belum Bisa Move On! Kevin Diks Mengenang Momen Perdana Menyanyikan Indonesia Raya di SUGBK
Jay Idzes dan 3 Bek Serie A yang Layak Pindah ke Premier League: Tangguh bak Karang