Bola.com, Jakarta - PSSI berubah pikiran terhadap Kevin Diks. Bek kelahiran Belanda itu berpeluang dinaturalisasi dengan syarat memang diminta pelatih Shin Tae-yong sebagai kebutuhan Timnas Indonesia.
Sebelumnya, PSSI melalui pemberitaan di lamannya pada 22 September 2020 memuat artikel berjudul "Kevin Diks Tidak Bisa Bermain untuk Timnas Indonesia". Dalam menafsirkan status pemain milik Fiorentina itu, PSSI mengacu pada Statuta FIFA 2019 tentang Kelayakan Bermain untuk Timnas Lain Pasal 5 Ayat 2 yang berbunyi:
"Pemain yang pernah bermain dalam pertandingan kompetisi resmi kategori apa pun tidak boleh bertanding untuk asosiasi lain dalam pertandingan internasional."
Dalam kongres tahunan ke-70 di Zurich, Swiss, pada 18 September 2020, FIFA mengamandemen statuta mereka, di antaranya mengenai "Kelayakan Bermain untuk Timnas Lain" pada Pasal 9 terkait Perubahan Asosiasi. Aturan ini lebih spesifik menjelaskan kemungkinan seorang pemain membela negara barunya setelah bermain untuk tim nasionalnya yang lama.
Mengenai pembaruan statuta yang mengatur kemungkinan Kevin Diks membela Timnas Indonesia, PSSI masih menunggu hasil kongres tahunan FIFA. Sejauh ini, PSSI telah membangun komunikasi dengan pemain berusia 23 tahun itu.
"Walaupun masih menunggu sirkuler resmi dari FIFA, PSSI sudah membangun komunikasi langsung dengan Kevin Diks. Kami sudah berkoordinasi dengan FIFA dan semoga pekan depan surat dari FIFA terkait hasil kongres tahunan sudah kami terima," ucap Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi ketika dihubungi Bola.com, Jumat (25/9/2020).
Namun, keputusan untuk menaturalisasi Kevin Diks tetap diserahkan kepada Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan itu punya wewenang mutlak memilih pemain yang pantas berseragam Timnas Indonesia, termasuk pemain keturunan.
"Apabila persyaratannya terpenuhi, maka tidak menutup kemungkinan Kevin Diks akan menjadi satu di antara pemain yang akan dilirik oleh Shin Tae-yong. Tapi, PSSI tetap menyerahkan sepenuhnya soal pemilihan pemain kepada Shin Tae-yong," imbuh Yunus Nusi.
Video
Kans Kevin Diks
Kevin Diks, pemain yang memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya yang berasal dari Ambon, Maluku, pernah memperkuat Belanda U-21 pada Kualifikasi Piala Eropa U-21 2019 pada 2018 menghadapi Ukraina. Saat itu, usianya telah menginjak 22 tahun 10 hari.
Soal kans Kevin Diks membela Timnas Indonesia melalui jalur naturalisasi, terdapat beberapa butir penjelasan pada Statuta FIFA 2020 Pasal 9 Ayat 2 poin C. Berikut rinciannya:
- i) dimainkan dalam sebuah pertandingan pada kompetisi internasional resmi level "A" untuk asosiasi atau tim nasional yang pertama;
- ii) saat ia dimainkan pada pertandingan pertamanya untuk asosiasi atau tim nasional yang pertama ia bela, ia sudah memiliki status kewarganegaraan untuk asosiasi atau tim nasional yang ia kehendaki atau ingin ia bela;
- iii) saat ia dimainkan pada pertandingan terakhirnya untuk asosiasi atau tim nasional yang pertama ia bela, ia belum berusia 21 tahun;
- iv) bermain tidak lebih dari tiga kali dalam sebuah pertandingan pada level "A" untuk asosiasi atau tim nasional yang pertama, baik itu pertandingan atau kompetisi resmi FIFA atau tidak;
- v) jarak antara pertandingan terakhir pada kompetisi internasional resmi level "A" untuk asosiasi atau tim nasional yang pertama adalah tiga tahun, baik itu pertandingan atau kompetisi resmi FIFA atau tidak;
- vi) tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan sepak bola apapun di level internasional "A" pada putaran final Piala Dunia, atau yang setingkat konfederasi (misalnya Piala Asia, Afrika, dan sebagainya).
Shin Tae-yong sebagai Pencari Bakat
PSSI tidak bisa memaksa jika Shin Tae-yong tidak membutuhkan Kevin Diks di Timnas Indonesia. Yunus menjelaskan, pihaknya hanya memproses apabila mendapatkan permohonan dari arsitek berusia 49 tahun itu.
"Silakan, misalnya Kevin Diks minta dilihat kemampuannya, itu urusan pelatih. Lalu, kami hanya mengatur soal regulasi dan aturannya. Apakah memenuhi. Secara profesional, PSSI menyerahkan kepada pelatih. Shin Tae-yong diberikan kepercayaan untuk menjadi talent scout kepada seluruh pemain yang berdarah Indonesia," jelas Yunus Nusi.
"Misalnya, Shin Tae-yong butuh empat pemain keturunan. Kami akan lihat dan analisa. Kami akan bicara dengan keluarganya. Kami lihat aturannya bisa atau tidak. Itu tugas PSSI. Tapi, tugas utama talent scouting, untuk melihat posisi yang dibutuhkan, itu tugas pelatih. Kami tak ikut ke sana," terang pria yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI ini.
Baca Juga
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Duel Antarlini PSS Sleman Vs PSBS Biak di BRI Liga 1: Adu Tajam Lini Depan