Bola.com, Jakarta - Dua pebulutangkis Indonesia berstatus olimpian, Taufik Hidayat dan Ricky Subagja, turut menyuarakan harapannya terhadap Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Saat ramai pencalonan terhadap Ketua Umum PBSI 2020-2024, kedua peraih medali emas Olimpiade itu berharap PBSI bisa menjadi organisasi yang mandiri secara keuangan.
Taufik Hidayat berharap ada komitmen untuk membawa PBSI menjadi mandiri secara keuangan dan melakukan desentralisasi pembinaan di daerah. Menurutnya, hal itu menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh Ketua Umum PBSI ke depannya.
"Desentralisasi pembinaan di daerah, khususnya di luar Jawa, baik berbentuk pusdiklat bulutangkis atau pelatwil harus dibentuk dan dibiayai oleh PBSI secara mandiri," ujar Taufik Hidayat di Jakarta, Sabtu (26/9/2020).
Menurut Taufik Hidayat, pengertian PBSI mandiri secara keuangan memiliki arti organisasi tersebut harus lebih mandiri serta memiliki keleluasaan mencari sponsor.
"Jangan bergantung dari sponsor besar dan juga di masa yang akan datang. Sponsor-sponsor di daerah harus didekati dan diberi pengertian," tegas peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu.
"Siapapun pengurusnya, jangan membawa nama daerah, tapi bawa nama Indonesia. Jadi tidak ada yang membawa nama klub atau PB, harus bawa nama Indonesia," ungkap Taufik Hidayat mengenai harapannya terhadap PBSI.
Senada dengan Taufik Hidayat, pebulutangkis putra Indonesia yang juga peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996, Ricky Subagja, juga menginginkan PBSI lebih mandiri. Hal tersebut juga dinilainya ada dalam kandidat yang tengah diusung oleh sejumlah Pengprov PBSI, Agung Firman Sampurna.
"Saya kira sangat tepat, karena selain sebagai Ketua BPK ia juga mencintai bulutangkis. Saya berharap beliau dapat menarik sponsor lain untuk terus mendukung atlet daerah agar bisa berprestasi," ujar Ricky Subagja.
Namun, Ricky berpesan agar PBSI tak semata memikirkan pembinaan bulutangkis di skala nasional. Menurutnya, pembinaan dan fasilitas di daerah harus mendapatkan perhatian agar prestasi bulutangkis Indonesia bisa kembali hidup.
Sebelumnya, legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono, mengungkapkan dua kriteria yang harus dimiliki calon Ketum PBSI 2020-2024. Menurut Rudy, syarat pertama bagi calon ketua umum PBSI adalah seseorang yang benar-benar mencintai bulutangkis.
"Kriteria pertamanya harus mencintai bulutangkis. Kita semua tahu bulutangkis Indonesia ini sudah mendunia, serta menjadi tradisi Indonesia yang disebut pada setiap Olimpiade. Jadi, yang menjadi ketua umum nanti harus orang yang mencintai bulutangkis," kata Rudy Hartono, saat dihubungi Bola.com, Minggu (20/9/2020).
Kriteria kedua, lanjut Rudy Hartono, adalah sosok tersebut harus mampu membangkitkan bulutangkis. Menurut Rudy, cara membangkitkan bulutangkis dengan cara melakukan berbagai terobosan baru.
Rudy mengatakan meskipun Indonesia masih rutin meraih prestasi dunia di ajang bulutangkis dunia, namun terlihat ada penurunan. Dominasi bulutangkis Indonesia, kata dia, tak sekuat dulu.
Video
26 Pengprov PBSI Dukung Agung Firman Sampurna, Legenda Bulutangkis Usulkan Moeldoko
Saat ini ada dua nama yang sudah mencuat ke permukaan dalam bursa pencalonan Ketua Umum PBSI 2020 hingga 2024. Ada 26 Pengprov PBSI memberikan dukungan kepada Agung Firman Sampurna. Sementara itu, sejumlah legenda bulutangkis Indonesia mengusulkan agar Moeldoko mau maju untuk mencalonkan diri.
Ketua PBSI DKI Jakarta, Alex Tirta, mengaku ada 26 Pengprov PBSI yang mendukung Agung Firman Sampurna untuk bisa meneruskan Wiranto sebagai Ketum PBSI periode 2020 hingga 2024.
Sejumlah Pengprov PBSI itu mengakui bahwa organisasi yang menaungi olahraga bulutangkis di Indonesia itu memang harus bisa menjadi sebuah organisasi yang mandiri, dan meyakini sosok Agung yang juga Ketua BPK RI adalah pilihan tepat.
"Perlu mencari sponsor yang bisa membesarkan kegiatan bulutangkis di wilayah Republik Indonesia sampai ke daerah, guna mencapai prestasi secara maksimal. PBSI harus mandiri secara nasional maupun regional," ujar Ketua Pengprov PBSI Bengkulu, Suharto.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ketua Umum Pengprov PBSI Lampung, Abdullah Fadri Aulia. Abdullah menuturkan permasalahan PBSI selama ini adalah pendanaan, baik di daerah maupun di pusat.
"Masih terkendala untuk mencari sponsor yang siap membantu dalam rangka lebih mendukung agar kegiatan pembinaan dapat berjalan lebih baik lagi," ujarnya.
Seperti yang diungkapkan Alex Tirta, di mana ada 26 Pengprov PBSI mendukung Agung Firman Sampurna, ketua-ketua pengprov itu pun mengungkapkan alasannya.
"Beliau muda, energik serta punya semangat juang memajukan prestasi bulutangkis anak bangsa," ujar Suharto.
"Beliau juga tokoh nasional yang punya kemampuan intelektual dan berpengalaman memimpin lembaga besar seperti BPK. Saya yakin ia akan memperhatikan daerah dan sering turun ke sana melihat langsung fasilitas dan perkembangan atlet," timpal Abdullah.
Sementara itu, Rudy Hartono dan beberapa legenda bulutangkis lain sudah mempunya calon yang akan didorong pada pemilihan ketua umum PBSI 2020-2024. Para legenda bulutangkis itu mendorong Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus PBSI periode 2020-2024.
Keinginan para mantan atlet itu disampaikan langsung dalam pertemuan dengan mantan Panglima TNI itu dalam acara makan siang di Jakarta, Kamis, 10 September 2020.
Dalam pertemuan, hadir pula para legenda lain seperti Hariyanto Arbi, Liem Swie King dan Eddy Hartono. Karena mantan atlet tidak memiliki hak suara, ikut pula perwakilan dua klub yakni PB Djarum dan PB Jaya Raya yang memiliki harapan yang sama. PB Djarum diwakili oleh Lius Pongoh, Ivanna Lie, Tontowi Ahmad, Liliana Natsir, Christian Hadinata, serta Yuni Kartika.
Hariyanto Arbi, legenda bulutangkis tunggal putra Indonesia, mengaku sejumlah legenda mendorong Moeldoko maju karena berharap ada sosok yang bisa dimunculkan sehingga para pemilik suara memiliki alternatif dalam pemilihan nanti.
"Awalnya kami para legenda dari klub-klub besar dari Jaya Raya sampai PB Djarum membahas kenapa belum ada calon, padahal kepengurusan sekarang hampir habis. Kami kumpul saja, bahas siapa saja yang bisa didorong maju, bisa menjadi pertimbangan untuk para pemilik suara, karena kami para legenda kan tidak memiliki suara," kata Hariyanto Arbi, saat dihubungi Bola.com, Selasa (22/9/2020).
"Kami ingin sosok calon ketua umum yang bisa dekat dengan atlet dan tentu saja bisa mencari uang," imbuh Hariyanto.
Dari perbincangan itulah muncul nama Moeldoko. Sejauh ini, para legenda bulutangkis Indonesia itu hanya memiliki satu nama yang didorong maju pada pemilihan Ketua Umum PP PBSI.
"Kami sudah meminta kepada Pak Moeldoko. Belum belum mengiyakan atau menolak. Tapi, prinsipnya beliau bilang kalau Indonesia membutuhkan pasti siap. Tapi, beliau mengatakan kalau maju, banyak yang perlu dipertimbangkan, harus bisa memberikan prestasi," tutur Hariyanto.
"Sampai sekarang belum ada jawaban, kami masih menunggu jawaban dari beliau," sambung Hariyanto.
Ketika ditanya alasan mendorong Moeldoko untuk maju sebagai ketua umum PBSI, Hariyanto menyebut karena Kepala Staf Kepresidenan itu menunjukkan perhatian ke olahraga dan bulutangkis. Menurut Hariyanto, satu di antaranya Moeldoko ikut memberikan perhatian ketika PB Djarum bermalasah dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia pada tahun lalu.