Bola.com, Jakarta - PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) batal melanjutkan Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 pada Oktober ini karena tak mendapatkan izin dari Kepolisian Republik Indonesia.
PSSI dan PT LIB sejak awal memang sudah mendapatkan peringatan dari klub-klub peserta untuk tidak memaksakan lanjutan Shopee Liga 1 2020. Penilaian itu diungkapkan karena melihat tren pandemi COVID-19 yang tak ada tanda-tanda penurunan.
Sebaliknya, angka terdampak COVID-19 setiap harinya justru bertambah yang secara konsisten terjadi di seluruh penjuru Indonesia. Namun, PSSI dan PT LIB bersikukuh karena dengan melanjutkan kompetisi bisa menjaga citra Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Harapan manis yang diberikan ke klub menjadi berantakan dua hari jelang kick-off. Polri mengeluarkan keputusan menunda mengeluarkan izin keramaian dengan dua pertimbangan.
Polri menganggap kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Kemudian Polri juga sudah mengeluarkan makluman dan penegasan tidak mengeluarkan izin keramaian di semua tingkatan.
"PSSI menghormati dan memahami keputusan Polri yang belum mengizinkan kompetisi. Tentunya pertimbangan keamanan, keselamatan dan kemanusiaan paling utama," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Adanya penundaan Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 bukan hanya berdampak negatif pada pemain, pelatih, dan klub. Namun, penundaan ini juga bakal berdampak kerugian pada Indonesia secara keseluruhan.
Lantas, apa saja dampak negatif dari penundaan tersebut? Berikut ini lima dampak negatif yang akan terjadi akibat penundaan Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 menurut Bola.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jadwal Berantakan
Mundurnya penyelenggaraan Shopee Liga 1 2020 membuat jadwal pertandingan yang sudah disusun kembali berantakan. Selain itu, berakhirnya kompetisi juga harus mundur satu bulan.
Jika kompetisi digelar pada November, maka musim ini akan berakhir pada Maret. Ini menjadi kesempatan terakhir buat PSSI dan PT LIB.
"PSSI memohon kompetisi hanya ditunda selama sebulan. Sebab, jika Shopee Liga 1 digelar pada November 2020, maka akan selesai pada Maret 2021. Sehingga masih ada jeda waktu," ujar Mochamad Iriawan.
Namun, jika kembali mengalami penundaan besar kemungkinan kompetisi bakal dibatalkan secara total. Sebab, hal itu bakal mengganggu jadwal lainnya yang teramat padat di 2021.
"Jika dimulai pada Desember 2020, maka selesainya akan mundur juga. Pada April 2021, sudah memasuki bulan Ramadan. Lalu Mei-Juni 2021 ada Piala Dunia U-20 2021. Sehingga kompetisi selanjutnya hanya bisa dimulai pada Agustus 2021," tegas Iriawan.
Klub Ditinggal Pemain Asing
Sejauh ini sudah 11 pemain asing yang memilih mundur dari klub Shopee Liga 1 2020. Keputusan tersebut diambil dengan berbagai alasan seperti tak ada sepakat dalam renegosiasi kontrak hingga faktor keamanan akan COVID-19.
Persita Tangerang contohnya yang ditinggal satu pemain jelang kompetisi bergulir. Klub berjuluk Pendekar Cisadane itu mengklaim tak akan menambah pemain asing baru, melainkan akan memanfaatkan sumber daya yang ada.
"Kami tentu sangat kehilangan sosok Mateo di lapangan. Akan tetapi, kami tidak ada rencana untuk menggantikan Mateo. Sementara ini kami akan memaksimalkan pemain yang ada untuk bisa mengisi posisi yang ditinggalkan Mateo," kata manajer Persija, I Nyoman Suryanthara beberapa waktu lalu.
Adanya penundaan jadwal kompetisi bisa membuat para pemain asing yang tersisa berpikir ulang. Hal ini menjadi bukti Indonesia belum sepenuhnya aman dari COVID-19 untuk menggelar pertandingan.
Banyaknya pemain asing yang hengkang bakal berdampak buruk pada atmosfer kompetisi. Situasi itu akan mengurangi nilai kompetitif dan level dari Shopee Liga 1 2020 sebagai kompetisi elite Indonesia.
Klub Dihantui Kerugian
Penundaan Shopee Liga 1 2020 yang sangat mendadak membuat klub peserta dihantui kerugian. Apalagi sudah ada klub, khususnya yang berada dari luar Jawa, menggelar persiapan.
Mereka adalah Persiraja Banda Aceh, PSM Makassar, Barito Putera, Bali United, dan Persipura Jayapura. Mereka sudah mengeluarkan tiket pesawat, akomodasi, hingga berbagai pengeluaran lainnya.
"Kami sudah di Yogyakarta dan apa yang harus kami lakukan? Kami jadi bingung. Selain itu, menyangkut pengeluaran klub harus bagaimana ini? Kompensasinya apa? Kami jadi susah," kata Rahmat kepada Bola.com, Selasa (29/9/2020)
Penundaan Shopee Liga 1 2020 ke November membuat klub harus tetap membayar gaji pemain. Hal ini juga membuat mereka berpotensi harus melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain.
Timnas Indonesia U-19 Terganggu
Para pemain Timnas Indonesia U-19 yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2021 sejatinya akan ditempa dalam kompetisi. PSSI dan PT LIB sengaja mengeluarkan regulasi pemain U-20.
Setiap klub peserta diwajibkan memasukkan pemain U-20 ke daftar susunan pemain. Artinya, peluang para pemain muda untuk bermain di kompetisi elite semakin terbuka lebar.
Dengan adanya mental berkompetisi, pelatih Shin Tae-yong lebih muda untuk mencari pemain yang tepat. Namun, adanya penundaan ini tentu saja bakal berpengaruh pada persiapan Timnas U-19.
Status Tuan Rumah Terancam
Adanya penundaan kembali Shopee Liga 1 2020 bisa membawa pengaruh pada status tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. FIFA bisa saja meninjau ulang penunjukan Indonesia sebagai penyelenggara.
Piala Dunia U-20 2021 merupakan event akbar yang membutuhkan persiapan matang dan situasi yang aman. Adanya penundaan ini bisa saja membuat FIFA menilai Indonesia belum siap menggelar Piala Dunia U-20 2021 karena masih berjuang memerangi pandemi Covid-19.
Jika FIFA memutuskan untuk mengalihkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 tentu saja menjadi kerugian buat Indonesia. Apalagi Pemerintah sudah mengeluarkan banyak biaya untuk pemugaran venue hingga persiapan Timnas Indonesia U-19.
"Kalau sudah seperti itu, kasihan semua masyarakat di Indonesia yang hilang kesempatan untuk menonton langsung Piala Dunia. Timnas Indonesia U-19 juga pasti punya peluang lebih besar ketika bermain di negara sendiri," ucap pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco.