Cerita Sedih 5 Bintang yang Diselepekan Real Madrid kemudian Menciptakan Keajaiban di Klub Lain

oleh Ario Yosia diperbarui 06 Okt 2020, 11:10 WIB
Real Madrid - Fabinho, Wesley Sneijder, Juan Mata (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Hal yang tak bisa dibantah, Real Madrid salah klub terbesar di dunia yang memiliki jutaan fans dari seluruh dunia. Klub, yang telah memenangkan banyak gelar, memiliki struktur akademi yang sangat terkenal yang telah melahirkan banyak legendaris seperti Raul atau Iker Casillas.

Real Madrid juga sukses di bursa transfer dimana mereka berhasil merekrut pemain-pemain kelas dunia dan juga para pemain muda berbakat.

Advertisement

Sergio Ramos, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo contoh nyata kecerdikan Real Madrid melakukan rekrutan pemain. Mereka seakan dilahirkan untuk bermain untuk Los Blancos dan menikmati puncak popularitasnya di Bernabeu.

Namun, ada juga pemain yang tak seberuntung mereka. Karier mereka justru tak berkembang saat bermain di klub satu ini.

Namun, uniknya setelah meninggalkan Madrid, pemain-pemain justru menikmati kesuksesan luar biasa.

Siapa-siapa saja pemain yang menderita di Real Madrid kemudian menikmati kejayaan di klub lain? Simak di bawah ini.

Video

2 dari 6 halaman

Juan Mata

Gelandang Manchester United, Juan Mata, berebut bola dengan bek Brighton, Dan Burn, pada laga Carabao Cup di Stadion Falmer, Kamis (1/10/2020) dini hari WIB. Manchester United menang 3-0 atas Brighton. (Matt Dunham/Pool via AP)

Memulai kariernya di Real Oviedo, Juan Mata bergabung dengan akademi Real Madrid pada tahun 2003 dimana ia menghabiskan satu musim di Divisi Segunda bersama Real Madrid Castilla.

Namun, Mata memutuskan untuk meninggalkan klub pada 2007 dan bergabung dengan Valencia di mana kemudian dirinya mendapat display yang tepat memunculkan namanya salah satu talenta paling menarik di Spanyol.

Mata kemudian bergabung dengan Chelsea dengan mahar transfer 27 juta euro,  di mana kemudian sang gelandang serang memenangkan Liga Champions serta Liga Europa.

Pemain berusia 32 tahun, yang merupakan gelandang yang sangat kreatif yang mampu bermain di berbagai posisi depan, bergabung dengan Manchester United pada tahun 2014 seharga 45 juta euro. Sejak saat itu, dia telah membuat lebih dari 250 penampilan di semua kompetisi untuk sang raksasa EPL, memenangkan Liga Europa, Piala FA, dan Piala EFL untuk klub tersebut dalam prosesnya.

3 dari 6 halaman

Fabinho

Gelandang Liverpool, Fabinho berebut bola dengan penyerang Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang pada pekan ketiga Liga Inggris di Anfield, Selasa dinihari WIB (29/9/2020). Tertinggal lebih dulu, Liverpool mampu membungkam Arsenal dengan skor 3-1. (Jason Cairnduff / Pool via AP)

Fabinho produk akademi Fluminense terkenal di Brasil yang bergabung dengan Real Madrid dengan status pinjaman pada 2012 dari Rio Ave dan bermain  untuk Castilla.

Dia membuat satu penampilan untuk tim senior, melakukannya dalam pertandingan La Liga melawan Malaga. Los Blancos, tak berminatnya mengontraknya sebagai pemain permanen.

Pemain internasional Brasil itu bergabung dengan AS Monaco dengan status pinjaman sebelum pindah menjadi permanen dan kemudian mencetak 250 penampilan di semua kompetisi untuk klub Prancis itu.

Penampilannya untuk Monaco menarik perhatian raksasa Inggris Liverpool yang rela menghabiskan 45 juta euro untuk tanda tangannya. Pemain berusia 26 tahun itu selalu hadir di Anfield di mana ia memenangkan Liga Champions dan Liga Inggris di bawah asuhan Jurgen Klopp.

4 dari 6 halaman

Wesley Sneijder

Wesley Sneijder bermain dua musim di Real Madrid (2007-2009). Di musim perdananya, Sneijder tampil gemilang dan berhasil mengantarkan Los Merengues mempertahankan gelar La Liga. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Wesley Sneijder, yang secara luas dianggap sebagai salah satu gelandang serang terbaik di dunia pada eranya, justru amat menderita saat bermain di Real Madrid.

Produk pemuda Ajax membuat lebih dari 180 penampilan untuk raksasa Belanda sebelum menyelesaikan kepindahan senilai 27 juta euro ke Real Madrid pada tahun 2007. Namun, di sana ia hanya bertahan dua musim di Real Madrid sebelum pindah ke Inter Milan pada 2009.

Sneijder segera menemukan posisinya di raksasa Italia dan memainkan peran kunci di bawah Jose Mourinho saat Inter memenangkan treble kontinental.

 

5 dari 6 halaman

Arjen Robben

Arjen Robben punya catatan baik saat ditangani dua pelatih hebat ini. Pemain berkaki kidal itu mampu meraih gelar untuk Bayer Munchen bersama Pep Guardiola dan Chelsea bersama Jose Mourinho. (AFP/Christof Stache)

Arjen Robben salah satu pemain sayap terbaik dua dekade terakhir, namun kesaktiannnya mendadak hilang saat berkostum Los Blancos.

Robben membangun reputasinya di PSV Eindhoven, yang membuatnya pindah ke Chelsea pada tahun 2004. Setelah tampil mengilap di Premier League, Real Madrid kepincut meminangnya dengan transfer 35 juta euro.

Namun, Robben, seperti Sneijder, hanya bertahan dua musim di klub sebelum pindah ke Bayern Munchen dengan harga hanya 25 juta euro.

Di Bavaria, Robben mengesankan para pendukung Bayern dengan kemampuannya untuk memotong ke dalam dengan kaki kirinya yang lebih kuat dan mencetak banyak gol saat ia melakukan kemitraan yang produktif dengan Franck Ribery di sayap kiri.

6 dari 6 halaman

Samuel Eto'o

Penyerang Samuel Eto'o saat konferensi pers presentasi dirinya menjadi pemain Qatar Sports Club di Doha, (14/8). Sebelumnya Eto'o membela klub Turki, Konyaspor. (AFP Photo/Karim Jaafar)

Samuel Eto'o adalah salah satu penyerang terbaik di generasinya dan bisa dibilang pemain Afrika terhebat sepanjang masa.

Namun, kehebatan itu seakan tak berlaku di Real Madrid. Setelah bergabung dengan klub pada tahun 1996 saat berusia 16 tahun, Eto'o hanya membuat tujuh penampilan untuk Real Madrid. Ia tak mencetak sebiji gol pun di sana.

Eto'o kemudian dikirim ke Mallorca di mana ia langsung on, dalam proses pindah-fire, sebelum akhirnya Barcelona meminangnya.

Sang penyerang adalah pencetak gol yang sangat konsisten, baik untuk Barcelona atau Inter Milan. Dia adalah pemain pertama yang memenangkan dua treble benua Eropa, menyusul kesuksesannya bersama Barcelona dan Nerrazurri.

Eto'o kemudian bermain di Anzhi Makhachkala, Chelsea, Everton, dan Sampdoria sebelum pensiun pada 2019 dengan catatan membela Qatar SC.

Sumber: Sportskeeda