Bola.com, Jakarta - Kyle “Bugha” Giersdorf pernah mencuri perhatian dunia ketika menjadi jawara Fortnite World Cup edisi tahun lalu. Kala itu, remaja berusia 16 tahun tersebut berhasil menyingkirkan 99 pemain Fortnite terpilih dari seluruh jagad.
Raihan Kyle “Bugha” Giersdorf di arena paling bergengsi Fortnite tersebut membuat seluruh mata dunia terbelalak. Bagaimana tidak, remaja yang tadinya bukan siapa-siapa itu, bahkan hadiah terbesar pertamanya adalah 100 dolar AS, mendadak terbang tinggi.
Yup, latarnya tak lain total hadiah 3 juta dolar AS atau kala itu sekitar Rp42 miliar. Ia berhasil menjadi yang terbaik di nomor solo. Pada babak puncak, Kyle “Bugha” Giersdorf mengoleksi total 59 poin, unggul atas psalm (33 poin) dan EpikWhale (32 poin). Posisi kedua mendapat 1,8 juta dolar AS, dan peringkat ketiga membawa pulang 1,2 juta dolar AS.
Setelah menjadi juara dunia, hidup Kyle “Bugha” Giersdorf berubah drastis. Dulu, ia harus bekerja keras untuk mendapatkan hadiah 100 dolar AS pada sebuah turnamen kecil, kini harga berlipat datang hanya dengan streaming atau hadir di sebuah turnamen Fortnite.
Kyle “Bugha” Giersdorf mengaku bahagia, bukan karena besaran hadiah, melainkan pembuktian terhadap janji ke orang tua. Yup, Kyle “Bugha” Giersdorf telah bermain gim sejak usia 3 tahun, dan punya komitmen melanjutkan bermain tapi harus berprestasi di nomor Fortnite.
Video Fortnite
Rahasia Inti
Kini, pembuat sensasi di nomor Fortnite tersebut mengungkapkan rahasia bisa menapak status sebagai juara dunia. Satu yang pasti adalah komitmen dan konsentrasi. Secara teknis, Kyle “Bugha” Giersdorf mengakui selalu menyempatkan diri berlatih enam jam per hari.
Namun, bukan berarti ia berlatih sendiri dan bersama kawan-kawannya itu dalam rentang enam jam non-stop. "Saya selalu membagi waktu dengan disiplin, terutama karena tak ingin kehilangan momen sekolah," katanya, di Dot Esports.
Kyle “Bugha” Giersdorf memberi tips tentang berbagi waktu. Ia melakukan pemanasan sekitar 30 menit di rumah, lalu pergi ke sekolah, dan menyempatkan diri bermain satu jam sampai masuk kelas.
Setelah itu, di sela-sela istirahat dan atau aktivitas luar sekolah, ia bisa memanfaatkan satu jam waktu luang. Dalam perjalanan, Kyle “Bugha” Giersdorf menggunakan rentang satu jam untuk bermain.
Selepas sekolah dan mengerjakan tugas pekerjaan rumah, ia fokus berlatih. Pada momen ini, ia memanggil teman-temannya bergabung, dan bermain pada mode solo. "Nyatanya sangat efektif, dan saya konsisten melakukan itu sampai menjadi juara Fortnite," sebut Kyle “Bugha” Giersdorf.
Sumber : Dot Esports