Bola.com, Jakarta - Liga Inggris 2020/2021 berlangsung di tengah pandemi virus corona penyebab COVID-19. Keputusan tersebut memberi hantaman serius terhadap klub partisipan Premier League.
Satu di antara pukulan terbesar adalah ketiadaan pemasukan dari tiket pertandingan. Sebagian besar tim sudah mengembalikan uang dari para pembeli tiket terusan atau musiman. Hal itu bakal terjadi sampai situasi memungkinkan para penonton bisa datang ke stadion.
Setelah pertandingan harus tanpa penonton, satu lagi 'bencana' sudah bersiap datang. Kali ini, otoritas Liga Inggris berencana memotong subsidi atau setoran hak siar ke klub.
Kondisi tersebut menjadi pukulan berat setelah pada sepertiga musim lalu, mereka harus mengembalikan dana 330 juta pounds atau sekitar Rp6,3 triliun. Nah, angka akumulatif akan lebih besar pada musim ini.
Mirror dan Daily Star mendapat bocoran, total pemotongan hak siar akan mencapai angka 500 juta pounds atau lebih dari Rp9,5 triliun. Nilai tersebut berasal dari penawaran perusahaan pemegang hak siar, yang sudah menanam 5 miliar pounds selama tiga tahun.
Video Liga Inggris
Lahan Kompromi
Peneliti dunia siaran Inggris, Claire Enders mengungkapkan, Sky dan BT mengaku berada dalam situasi sulit. "Mereka menganggap sudah membayar terlalu mahal dan BT menderita penurunan value," katanya.
Claire Enders menceritakan, dua raksasa media olahraga tersebut tekanan finansial yang sangat berat. Hal itu terjadi karena penurunan pada valuasi perusahaan, jumlah iklan yang semakin seret dan harus membayar biaya produksi yang sangat tinggi.
Menurutnya, titik kompromi akan terjadi antara pemegang hak siar Liga Inggris dan otoritas kompetisi. Setidaknya, proses negosiasi akan menghasilkan penurunan harga hak siar sekitar 5-10 persen. (Queenshell Lovevinca Lau)
Sumber: Mirror, Daily Star