Bola.com, Sabah - Sabah FA mengawali musim Liga Super Malaysia dengan gagah. Tim yang dipoles oleh pelatih asal Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, ini meraup lima poin dari empat pertandingan. Sebagai tim yang baru promosi, pencapaian Sabah FA terbilang menawan. Namun, penangguhan kompetisi akibat pandemi COVID-19 membuat rencana tim berantakan.
"Sebelum Sabah di lockdown, kami berada di peringkat keempat Liga Super Malaysia," kata Kurniawan Dwi Yulianto membuka perbincangan kepada Bola.com, Senin (12/10/2020).
Gara-gara wabah COVID-19 yang begitu cepat meluas, Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menghentikan Liga Super Malaysia pada Maret 2020. Lima bulan berselang, kompetisi strata teratas dalam piramida sepak bola Negeri Jiran itu kembali dilanjutkan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk pertandingan tanpa penonton.
Kompetisi juga hanya diputar selama setengah musim alias hingga pekan ke-11. Saat Liga Super Malaysia dimulai, performa Sabah FA terjun bebas. Tim berjulukan Tembadau itu terkendala minimnya persiapan di masa penangguhan kompetisi. Rodoljub Paunovic dan kawan-kawan tidak mendapatkan lawan uji coba seperti kontestan lainnya.
"Setelah adanya pandemi COVID-19 dan Sabah di lockdown, kami terkendala di masa persiapan. Sebab kami berada di Pulau Kalimantan. Usai lockdown, kami tidak dapat mengadakan uji coba sebab di sini hanya ada tim Sarawak FA. Namun, di sana juga lockdown," jelas pelatih yang karib dipanggil Kurus itu.
"Kemudian, untuk terbang ke Kuala Lumpur pun, tim-tim di sana sudah penuh dengan agenda uji coba. Jadi, kami betul-betul berjuang tanpa uji coba," imbuh Kurniawan Dwi Yulianto.
Video
Perjuangan Berdarah-darah Sabah FA
Sabah FA melanjutkan kompetisi dengan kekalahan 0-4 dari tuan rumah Terengganu pada pekan kelima. Menjamu Selangor FA pada laga selanjutnya, Tembadau kembali kalah 1-2. Hasil seri 1-1 melawan Petaling Jaya dan menyerah 1-2 di tangan Kedah FA membuat Sabah FA berada di posisi kritis.
Untungnya, Sabah FA berhasil memenangkan laga genting menghadapi Melaka United 2-1 pada pekan ke-9, sebelum kembali dihajar jawara Liga Super Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT) 1-4.
"Dua pertandingan setelah kompetisi dilanjutkan, kami kalah. Kami anggap sebagai pemantapan tim sebagai pengganti uji coba. Alhamdulillah, permainan tim kami semakin meningkat," tutur Kurniawan Dwi Yulianto.
"Dengan segala cobaan yang kami hadapi, belum lagi kami terimbas dari politik perubahan setelah Pemilu di Sabah. Walaupun akhirnya pada dua partai terakhir, masalahnya sudah selesai," jelas mantan asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 ini.
Negara bagian Sabah menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pilihan Raya Negeri (PRN) pada 26 September 2020. Tembadau sempat mengalami gejolak sebab partai dari presidennya, Peter Anthony, yaitu Partai Warisan Sabah, kalah dari Gabungan Rakyat Sabah, yang merupakan koalisi dari Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin.
Menanti Hingga Detik Terakhir
Pada pekan terakhir Liga Super Malaysia, Sabah FA berada di bibir zona degradasi tepatnya di peringkat ke-10 dari 12 peserta. Akan ada dua tim yang turun kasta ke Liga Premier Malaysia musim depan.
Sabah FA, yang mengoleksi sembilan angka, unggul dua poin dari Felda United yang menghuni zona degradasi.
Penentuan nasib Sabah FA ada di pengujung kompetisi. Tembadau akan menjamu UiTM, sedangkan Felda United menantang Selangor FA.
Kabar buruk untuk Sabah FA setelah partai melawan UiTM terpaksa ditunda karena melonjaknya kasus COVID-19 di Negara Bagian Sabah. Namun, Tembadau tetap dapat tersenyum lebar ketika menerima kabar Felda United dibantai Selangor FA 1-6. Artinya, tanpa harus berkeringat di laga hidup dan mati, Sabah FA berhasil bertahan di Liga Super Malaysia musim depan.
"Pertama saya ucapkan syukur alhamdulillah Sabah FA bertahan di Liga Super Malaysia untuk musim depan. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pemain, ofisial, dan manajemen atas kerja keras dan kesabaran sehingga kami kuat dan bertahan di Sabah FA," terang Kurniawan Dwi Yulianto.
"Tapi yang saya perlu katakan bahwa kesabaran, kekompakan, dan suasana di tim yang menguatkan kami sehingga kami bisa bertahan di Liga Super Malaysia," imbuhnya.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia