Bola.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang tergila-gila pada ajang MotoGP. Semua pihak dari pembalap sampai Dorna sebagai penyelenggara telah menyadari Indonesia merupakan pasar potensial untuk MotoGP.
Sayangnya fanatisme fans MotoGP di Tanah Air belum berbanding lurus dengan prestasi pembalap lokal yang mengikuti Kejuaraan Dunia Balap Motor. Banyak nama telah mencoba peruntungan untuk mentas di Moto2.
Tapi dari Doni Tata Pradita, Rafid Topan, Dimas Ekky Pratama sampai Andi Gilang saat ini belum pernah ada yang benar-benar bisa kompetitif. Melalui channel YouTube MSGP, komentator MotoGP dari Fox Sport yang bermukim di Indonesia, Matteo Guerinoni membeberkan syarat jika memang ingin melihat ada pembalap Tanah Air kompetitif pada kelas Moto2 bahkan MotoGP.
Dia menyoroti aspek kesempatan. Sudah seharusnya pembalap Indonesia yang ikut Moto2 diberi kesempatan lebih dari satu tahun. Selama ini nama-nama seperti Doni Tata, Rafid Topan dan Dimas Ekky memang hanya satu musim turun penuh di kelas Moto2.
"Mereka (Doni Tata dan kawan-kawan) belum punya pengalaman untuk langsung turun ke kelas dunia Moto2, bersaing dengan orang yang sejak usia 6 tahun sudah balapan minimoto. Dan atmosfer balapannya sangat ketat setengah mati. Mereka punya mental dari kecil," kata Matteo.
"Tapi bukan berarti balap di Indonesia tidak bagus. Pembalapnya butuh waktu sedikit lebih panjang. Tolong buat yang mau sponsor jangan cuma 1 tahun. Bikin program minimal 3 tahun. Supaya mereka bisa hafal dengan trek," tambahanya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Diamini Dimas Ekky
Pada kesempatan sama, kebetulan pembalap Indonesia, Dimas Ekky yang pernah turun di kelas Moto2 pada musim 2019 turut terlibat perbincangan.
Dimas Ekky pun membenarkan komentar Matteo soal kesempatan lebih lama buat pembalap Indonesia agar hafal trek. Pengalaman pribadinya saat mengikuti Moto2, ia baru mengetahui karakteristik sirkuit sebanyak 3-4 trek.
Itu berkat penampilannya selama beberapa musim pada ajang CEV Repsol di Spanyol. Padahal dalam satu musim kompetisi Moto2, pembalap harus tampil hampir di 20 trek berbeda.
"Pengalaman saya di CEV cuma trek Spanyol. Total 3-4 trek. Seperti Jerez, Valencia. Lalu ketika masih di CEV, saya juga sering berbincang dengan pembalap Malaysia, Hafizh Syahrin," kata Dimas Ekky.
"Saya lihat, dia mendapat support penuh dari negaranya, seperti Petronas. Dia dikasih kesempatan panjang," lanjut pembalap kelahiran Depok itu.
Belajar dari pengalaman Hafizh Syahrin, ia menghabiskan empat musim turun di Moto2 dengan memperkuat tim yang didukung penuh oleh Malaysia, Petronas Raceline Malaysia. Praktis baru pada musim 2018 dan 2019, ia bisa merasakan pengalaman mentas di MotoGP.
Sumber: Channel YouTube MSGP