Bola.com, Jakarta - Wallace Costa pernah merasakan atmosfer kompetisi sepak bola di Brasil, Kuwait, dan Indonesia. Dari ketiga negara tersebut, Costa yang kini berseragam PSIS Semarang mengaku paling takjub dengan atmosfer pertandingan di Indonesia.
Pemain berusia 34 tahun tersebut mengawali kariernya bersama CFZ do Rio sejak berusia 13 tahun. Wallace Costa memperkuat klub yang didirikan legenda Timnas Brasil, Zico tersebut selama 10 tahun.
Selepas itu, dia pun melanglang buana ke sejumlah klub di Brasil hingga Kuwait. Hingga akhirnya, Costa melanjutkan kariernya ke Indonesia pada 2018. Klub Indonesia yang pertama kali dibela Wallace Costa adalah Persela Lamongan.
Awalnya, pemain bernama lengkap Wallace Costa Alves itu sama sekali tidak tahu dengan sepak bola Indonesia. Namun ketika pertama kali tiba, Costa mengaku terkejut dengan atmosfer bertanding di Indonesia.
Dia memuji fanatisme suporter di Indonesia yang selalu memadati stadion setiap kali ada pertandingan. Menurutnya, kehadiran ribuan suporter semakin memacu semangat bertandang para pemain di lapangan.
"Pertama kali tiba di Indonesia saya cukup terkejut, karena sebelumnya saya tidak tahu sepak bola Indonesia. Saya ada teman yang bermain di Indonesia sebelumnya, dan mereka bilang sepak bola Indonesia bagus," ujar Costa di chanel YouTube PSIS Semarang.
"Yang paling mengejutkan saya tentang sepak bola Indonesia adalah suporternya, karena semua tim memiliki suporter yang gila, mereka sangat mendukung timnya," lanjutnya.
"Ketika kami menghadapi lawan di sini pasti ada suporter. Saya menyukai itu, menurut saya sepak bola Indonesia bagus, pemain lokal bagus, pemain asingnya bagus, dan liganya juga berlangsung ketat," tutur Wallace Costa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gabung PSIS karena Keluarga
Setelah semusim membela Persela Lamongan, Wallace Costa melanjutkan kariernya bersama PSIS Semarang sejak 2019. Pesepak bola kelahiran Rio de Janeiro itu mengaku bergabung ke PSIS hanya karena alasan keluarga.
Pasalnya, PSIS bersedia mendatangkan keluarganya dari Brasil dan menjamin semua fasilitas yang didapatkan. Adapun Persela tidak mampu memenuhi permintaan Costa.
"Ketika saya bergabung dengan Persela, mereka hanya sanggup mendatangkan keluarga saya pada pertengahan musim. Ketika Persela menawarkan kontrak baru, saya setuju. Namun syaratnya, saya ingin mereka membawa keluarga saya ke Indonesia. Tetapi, Persela hanya sanggup menanggung 50 persen fasilitas untuk keluarga saya," jelas Costa.
"Kemudian saya mendapatkan tawaran dari PSIS, dan mereka menyanggupi untuk mendatangkan keluarga saya ke Indonesia. Saya kemudian menyetujui tawaran dari PSIS. Saya tidak ada masalah dengan Persela, hanya memang terkendala pada fasilitas dan PSIS menyanggupi apa yang saya minta," imbuhnya.
Baca Juga
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?