Bola.com, Semarang - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menceritakan kondisi PSIS di tengah situasi kompetisi yang masih belum pasti. Skuad Mahesa Jenar masih diliburkan sampai saat ini dan akan kembali dikumpulkan jika PSSI sudah menggaransi Liga 1.
Keuangan PSIS remuk akibat pandemi COVID-19 yang berpengaruh pada mandeknya kompetisi. Hitungannya dari awal musim sampai bulan Oktober, PSIS sudah rugi hingga Rp7,5 miliar.
"Liga belum boleh berjalan lagi, klub bingung ini kapan sebenarnya bisa dijalankan. Sementara ibarat asap dapur tetap mengepul, namun ada pertimbangan keamanan kesehatan dan ekonomi. Semoga kompetisi bisa dilaksanakan lebih bersahabat di tengah pandemi," terangya, Senin (19/10/2020).
Fleksibel menjadi cara yang dilakukan tim pujaan Panser Biru dan Snex, dalam menyikapi pelaksanaan kompetisi yang serba tidak pasti. Menurut Yoyok, sejauh ini tidak ada formula ataupun opsi yang bagus untuk melanjutkan kompetisi.
Meski demikian, PSIS tetap menyiapkan tim termasuk berhasil mempertahankan seluruh skuadnya, bahkan pelatih maupun pemain asingnya. Rata-rata mereka memiliki kontrak hingga akhir tahun 2021, sehingga untuk musim depan, PSIS tak terlalu khawatir dengan komposisi tim.
"Berbagai opsi liga walau berjalan berapa bulan pun bisa jadi alternatif. Tidak ada opsi yang bagus, lanjut pun tim masih hancur. Setidaknya kompetisi berjalan, minimal masih bisa memberi uang makan ke pemain, pelatih, roda ekonomi jalan," tutur dia.
"Begitu ada pandemi di negara ini, PSIS buat kontrak penyesuaian, berbagai klausul muncul opsi-opsi tentang kompetisi. Alhamdulillah semua setuju, kompetisi pending seperti ini pun mereka dapat kompensasi walau kecil, untuk bisa makan dan sebagainya," ungkap Yoyok Sukawi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Agenda Pilkada
Sejak kompetisi ditangguhkan pada bulan Maret, PSIS adalah tim pertama yang membatalkan kompetisi musim 2020. Dengan banyak bahan pertimbangan, terutama kerugian besar hingga pada titik sekarang ini.
Sementara jika harus berhenti saat ini adalah hal yang dirasa nanggung, mengingat tim sudah menyiapkan tim dan program latihan. Apalagi bulan Desember nanti ada pilkada serentak yang menurutnya juga sama pentingnya, dan sudah menjadi agenda negara.
"Kalau memang tahun ini tidak ada, nunggu di bulan Januari. Semua diliburkan dengan catatan PSSI punya surat keputusan setidaknya pemain masih punya cara mencari penghasilan lain," beber Yoyok.
"Kebijakan yang diambil pemerintah itu mana lebih urgent. Pilkada tidak bisa ditunda karena penting, lagipula akan digelar serentak. Semoga segera ada kepastian opsi terbaik dan berhasil dalam waktu dekat ini," jelas pria yang juga merupakan anggota DPR RI.
Baca Juga
Bung Towel Sebut Evaluasi terhadap STY Bisa Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026: PSSI Jangan Lembek Dong
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Kevin Diks Pelajari Banyak Hal di Timnas Indonesia: Dunia dan Kultur Baru, Pelatihnya dari Korsel