Bukan Sir Alex Ferguson atau Alf Ramsey, Dialah Viktor Maslov, Bapak Sepak Bola Modern Pionir Formasi 4-4-2

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 28 Okt 2020, 10:30 WIB
Viktor Maslov. (Dok. Dynamo Kiev)

Bola.com, Jakarta - Siapa penemu atau pionir sepak bola dengan formasi beken 4-4-2? Jawabannya bukan Sir Alf Ramsey, mantan pelatih Timnas Inggris yang sukses memberikan gelar Piala Dunia 1966. Bukan pula Sir Alex Ferguson, yang membuat peran full-back jadi lebih ofensif. Melainkan Viktor Maslov, mantan pelatih Dynamo Kiev yang disebut-sebut sebagai bapak sepak bola modern, yang jadi kiblat kepelatihan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia U-19.

"Sepak bola itu seperti pesawat terbang. Ketika kecepatan meningkat, kau harus membuat kepalanya lebih efisien," ujar Viktor Maslov yang menjadi inspirasi Shin Tae-yong saja, melainkan banyak pelatih kenamaan dunia.

Advertisement

Shin Tae-yong memang gemar menggunakan pola 4-4-2. Itu terlihat ketika ia menggodok Timnas Indonesia U-19 selama pemusatan latihan di Kroasia yang digunakannya pada beberapa laga uji coba.

Permainan Garuda Muda di bawah arahannya menjadi lebih taktis dan mengedepankan kolektivitas secara tim ketimbang menunjukkan kualitas individu pemain. Meskipun hasil-hasil uji coba bervariasi, sedikit banyak telah terlihat apa yang diinginkan oleh Shin Tae-yong.

Formasi 4-4-2 jadi pakem umum di sejumlah negara di dunia. Klub-klub Liga Inggris banyak yang menerapkan formasi ini. Keberhasilan Sir Alf Ramsey meracik 4-4-2 menjadi formasi yang populer membuat banyak orang salah kaprah, sehingga muncul anggapan bahwa Inggris, negara yang katanya diklaim sebagai home of football, sebagai peramu cikal bakal sepak bola modern.

Padahal, ketika Inggris menjuarai Piala Dunia 1966, Bobby Moore dkk. justru menerapkan formasi 4-1-3-2, hasil inovasi dari 4-2-4, pakem yang memang pada periode tersebut sangat digandrungi, terlebih ketika Timnas Brasil sukses menjadi juara Piala Dunia 1958 dengan formasi tersebut.

Adalah Viktor Maslov, pria kelahiran Rusia (dulu Uni Soviet), yang memperkenalkan formasi 4-4-2. Seperti apa ceritanya? Berikut sajian khas Bola.com.

Video

2 dari 4 halaman

Tahu Dipecat dari Petugas Kebersihan

Viktor Maslov. (Dok. Dynamo Kiev)

Maslov lahir pada tahun 1910 di Uni Soviet, pada saat lanskap Eropa didominasi oleh konflik perbatasan. Sebagai pemain, kebangkitannya stabil, bergabung dengan RDPK Moscow pada tahun 1930.

Dia melintasi beberapa kota beberapa tahun kemudian dan merlabuh ke Torpedo Moscow. Di sanalah namanya muncul sebagai gelandang yang ciamik dan bertahan sampai 1942, menjadi kapten tim selama tiga tahun selama waktunya di ibukota.

Dia gantung sepatu pada tahun 1942 ketika Perang Dunia II mulai meningkat di tanah airnya. Namun, bukan karier bermainnya yang menjadi warisan Maslov.

Dia mengambil alih di Torpedo ketika dia pensiun, tetapi yang terjadi selanjutnya adalah enam tahun yang mengecewakan. Ketika dia dipecat pada tahun 1948, dia mengetahui berita itu dari petugas kebersihan.

Dia merasa kesulitan pasca dipecat Torpedo, berpindah-pindah antara tiga klub dalam tujuh musim. Tetapi setelah beberapa waktu istirahat, Torpedo kembali mengangkat Maslov, dan saat itulah benih kesuksesan ditaburkan.

3 dari 4 halaman

Sukses Mengantarnya ke Klub Besar: Dynamo Kiev

Pada kesempatan keduanya bersama Torpedo, Maslov tidak membuangnya sia-sia. Selama empat tahun kariernya di sana, satu gelar juara Liga dan tiga Piala Soviet dimenangkannya.

Setelah itu, Maslov pindah ke SKA Rostov-on-Don. Dua tahun menjadi pelatih, ia memang tidak berhasil memberikan gelar juara. Akan tetapi, dari sana namanya mulai diperhitungkan.

Maslov dicap sebagai penemu gaya sepak bola baru yang segar dan tidak bertele-tele. SKA Rostov-on-Don dibentuknya sedemikian rupa hingga hingga membawa klub tersebut finis sebagai runner up.

Pada 1964, raksasa Uni Soviet, Dynamo Kiev merekrutnya. Sejak saat inilah Maslov menyempurnakan formasi 4-4-2.

Nama Viktor Maslov memang menjadi salah satu catatan kaki yang kurang dikenal dalam sejarah sepak bola, namun kecemerlangannya masih terlihat hingga saat ini.

Formasi 4-4-2 yang ia rintis masih digunakan secara luas, dan taktik menekannya terus bersinar di tim-tim terbaik dunia. Maslov adalah salah satu bapak pemikiran taktis modern, dan pengaruhnya harus dirayakan dan diketahui oleh setiap penggemar sepak bola yang menyukai permainan ini.

4 dari 4 halaman

Terinspirasi 4-2-4 ala Brasil

Kaver Ilho_Brasil 1958 (Bola.com/Adreanus Titus)

Formasi dalam sepak bola mengalami evolusi yang beragam, dan tahun 1960-an tidak berbeda. Timnas Brasil era Vicente Feola memenangkan Piala Dunia 1958 dengan formasi 4-2-4 dengan ciri khas dua pemain sayap lebar, model yang dipandang dunia sebagai sistem yang ideal, saat itu.

Uni Soviet menggunakan formasi yang sama, dengan pelatih nasional Gavriil Kachalin sebagai pemimpin penggunaannya. Pelatih klub juga mengikuti, tetapi penampilan mereka di Piala Dunia 1962 mencerminkan sisi dalam perubahan taktis. Setelah Kachalin, Konstantin Beskov terus mengandalkan potensi 4-2-4, meski hasilnya beragam.

Mengingat kesuksesan Brasil, keyakinan itu tidak sepenuhnya salah arah. Maslov tidak berniat mengikuti arus yang saat itu sedang ngetren, dan malah memilih untuk memodifikasi 4-2-4 dengan menempatkan dua pemain sayap lebar ke lini tengah.

Dengan demikian, ia membentuk formasi 4-4-2, mendobrak pakem 4-2-4 yang populer, tetapi tidak menghalangi kreativitas timnya pada saat yang sama. Jonathan Wilson, seorang penulis, jurnalis, dan ahli sejarah di The Guardian dan Sports Illustrated mengklaim bahwa, "4-4-2 pertama kali ditemukan oleh Maslov".

Maslov lebih suka timnya menjaga bola tetap bergerak dan mengedepankan kolektivitas ketimbang aksi individu. Di atas semua itu, bagaimanapun, apa yang dilakukan timnya tanpa bola adalah faktor penentu.

Jika kita melihat tim-tim seperti Barcelona atau Liverpool yang langsung rapat ketika kehilangan bola dan melakukan zonal marking, seperti itulah kira-kira 'sesuatu' yang dicetuskan oleh Maslov.

Pressing sudah lama menjadi hal yang lazim dalam olahraga. Dalam hoki, Thomas Patrick Gorman telah memperkenalkan konsep forechecking, di mana pemain depannya akan langsung menjaga area pemain lawan yang menguasai bola, memotong ruang dan memblokir jalur yang lewat. Itulah zonal marking.

Berbeda dengan man-marking yang secara praktik biasanya dibebankan kepada bek tengah saja. Misal, Sergio Ramos yang ditugaskan menjaga Lionel Messi selama 90 menit pertandingan. Baik man-marking dan zonal marking sama-sama punya nilai plus dan minus, tapi dalam konteks ini, zonal marking diklaim pertama kali diperkenalkan oleh Viktor Maslov.

Disadur dari: Berbagai sumber

Berita Terkait