5 Playmaker Jos yang Pernah Berseragam PSS: Angkatan Seto Nurdiyantoro hingga Brian Ferreira

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 02 Nov 2020, 15:56 WIB
Brian Ferreira, Seto Nurdiyantoro dan Deca dos Santos. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Di sebuah klub, posisi playmaker sangat krusial. Johan Cruyff, Diego Maradona, Zinedine Zidane, Pavel Nedved, Rivaldo, Ronaldinho, dan Rui Costa, beberapa di antara playmaker sejati.

Gol yang sering dihasilkan melalui para penyerang, tidak jarang dihasilkan melalui kinerja playmaker. Pemain yang selalu mencari celah lawan untuk memberikan ancaman, bahkan ikut mencetak gol.

Advertisement

PSS Sleman yang merupakan tim bersejarah dari DIY, juga pernah mempunyai sederet pemain hebat di posisi playmaker. Pemain-pemain ini memang dibekali kualitas individu dan visi bermain yang oke.

Kali ini, Bola.com menyajikan rangkuman menarik tentang sosok-sosok playmaker hebat PSS dari masa ke masa.

Tidak hanya pemain asing yang memang dibekali kualitas mumpuni, ada juga pemain lokal tidak kalah hebatnya dan menjadi legenda bersama Elang Jawa.

Video

2 dari 6 halaman

Deca dos Santos

Deca dos Santos, satu di antara pemain lawas yang sempat berkiprah di tanah Daerah Istimewa Yogyakarta. (Bola.com/Istimewa)

Satu di antara playmaker apik yang berkiprah di tanah DIY berasal dari Brasil, yakni Jaldecir 'Deca' dos Santos. Ia menjadi idola bagi publik sepak bola DIY.

Deca dos Santos masuk dalam daftar legenda PSS. Ia meupakan trio Brasil yang begitu diandalkan PSS dalam dua musim beruntun (2003-2005), bersama Anderson da Silva dan Marcelo Braga.

Jantung permainan lini tengah PSS begitu bergantung padanya. Deca turut membawa tim pujaan Slemania finis di urutan empat klasemen akhir Liga Indonesia 2004 dan 2005. Kala itu, PSS di bawah asuhan Yudi Suryata dan Daniel Roekito.

Jiwa pemimpin juga mengalir pada diri Deca. Selain menjadi jenderal lini tengah, Deca juga jadi kapten tim. Kini, Deca di kampung halaman dan fokus pada pembinaan usia muda.

3 dari 6 halaman

Seto Nurdiyantoro

Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Seto Nurdiyantoro pantas mendapat label legenda PSS. Ia mengawali karier dengan membela PSS pada awal 1990 silam.

Meski sempat bermain di Pelita Jaya, Seto kembali ke PSS pada era 2003 hingga 2005. Ia ikut berjibaku membawa PSS sebagai tim yang bisa dibanggakan DIY selain PSIM Yogyakarta.

Perannya bukan sebagai striker murni, karena pada era itu, PSS memiliki Muhammad Eksan. Seto lebih berperan sebagai penyerang lubang sekaligus playmaker.

Ia menjadi nyawa permainan PSS pada Liga Indonesia 2003 hingga 2005. Banyak gol yang lahir dari para striker, berasal dari umpan manja seorang Seto.

Seto berkelana ke sejumlah tim, yakni Persiba Bantul dan PSIM Yogyakarta, hingga pensiun. Seto pun kembali berjodoh dengan PSS meski sebagai pelatih. Namun dirinya berhasil membawa timnya menjadi kampiun Liga 2 dan menikmati musim hebat di Liga 1 2019.

4 dari 6 halaman

Mahadirga Lasut

PSS Sleman yang dimotori Mahadirga Lasut tampil solid saat mengalahkan Kalteng Putra 3-1. (Dok Bola.com)

PSS bersinar pada musim 2017 saat masih bermain di Liga 2. Di bawah naungan Freddy Muli, PSS hampir saja melaju ke babak semifinal dan berpeluang promosi ke Liga 1.

Sayangnya, PSS terhenti di babak delapan besar. Skuad PSS kala itu cukup kuat, satu di antaranya Mahadirga Lasut. Pemain yang kerap disapa Dirga Lasut ini berposisi sebagai gelandang serang.

Dia dikenal memiliki kemampuan umpan dan tendangan jarak jauh yang mematikan. Terbukti, bermain sebanyak 18 kali, Dirga Lasut sukses melesakkan 13 gol. Dirga Lasut hengkang ke Borneo FC pada musim 2017.

5 dari 6 halaman

Ichsan Pratama

Striker PSS Sleman, Ichsan Pratama, menyundul bola saat melawan Semen Padang pada laga Liga 2 di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Selasa (4/12). PSS menang 2-0 atas Semen Padang. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Ichsan Pratama adalah gelandang serang lincah yang dimiliki PSS Sleman saat mengarungi Liga 2 2018. Ichsan menjadi satu di antara pemain kunci pas menjuarai Liga 2 dan promosi ke Liga 1.

Selain piawai membongkar pertahanan lawan dan menciptakan peluang untuk para striker, ia juga turut menjadi penentu. Tidak jarang gol-gol penting lahir dari kakinya, termasuk saat ikut mencetak gol ke gawang Semen Padang pada laga final.

Atas kiprahnya itu, Ichsan menyabet gelar pemain terbaik Liga 2 2018. Ichsan Pratama kini bermain untuk PSIM Yogyakarta sejak musim 2019 dan reuni kembali bersama Seto Nurdiyantoro.

6 dari 6 halaman

Brian Ferreira

5. Brian Ferreira (PSS Sleman). (Bola.com/Yoppy Renato)

Gelandang serang asal Argentina ini dibekali skill luar biasa. Musim hebatnya bersama PSS ialah pada Shopee Liga 1 2019.

Cara bermainnya seperti gelandang visoner Timnas Argentina, Juan Roman Riquelme. Ia punya dribel menawan, daya jelajah tinggi, hingga naluri mencetak golnya. 

Eks pemain Johor Darul Ta'zim tersebut adalah nyawa permainan tim Elang Jawa. Dari 20 penampilannya di musim 2019, Brian Ferreira mengoleksi 9 gol dan lima assist. Ini catatan apik bagi seorang gelandang.

Sayangnya, Brian Ferreira harus menyudahi Shopee Liga 1 2019 lebih cepat yakni pada pekan ke-24. Pemain bernomor punggung 32 ini mengalami cedera dan tidak bisa tampil di tujuh pertandingan tersisa.

Setelah melakoni satu musim bersama PSS, Brian Ferreira hijrah ke Madura United. Lagi-lagi, dia urung tampil karena lebih dulu dilepas oleh manajemen klub sebelum kompetisi musim 2020 bergulir.

Berita Terkait