Bola.com, Jakarta - Persepakbolaan Indonesia pada era 1990-an pernah dihiasi oleh kehebatan seorang pemain asal Binjai, Sumatra Utara, bernama Peri Sandria. Pemain Indonesia ini moncer sebagai striker, baik di level klub maupun bersama Timnas Indonesia.
Peri Sandria termasuk mantan atlet sepak bola Indonesia yang memiliki catatan prestasi mentereng. Sejak masih muda, Peri Sandria ikut membawa Timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games 1991 di Manila. Ia membantu Tim Garuda mengalahkan Thailand di laga final.
Prestasi itu merembet ke level klub profesional yang dibelanya, yaitu Bandung Raya, ketika berlaga di kompetisi Liga Indonesia. Ia menjadi pencetak gol terbanyak dalam satu musim pada 1994/1995.
Jumlah golnya saat itu mencapai 34, yang membuatnya menjadi pemain dengan jumlah gol terbanyak dalam satu musim Liga Indonesia. Rekor tersebut baru terpecahkan pada 2017 lalu, ketika pemain asing Bali United, Sylvano Comvalius, menjadi pencetak gol terbanyak pada Liga 1 edisi perdana.
Puncak kegemilangan Peri Sandria ada pada musim 1995/1996. Ia mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia bagi Bandung Raya. Duet di lini depan bersama Dejan Glusevic membuat Bandung Raya begitu menakutkan.
Berbicara mengenai masa lalunya ketika masih aktif bermain di lapangan hijau, Peri Sandria berbagi resep ciamik dalam menggeluti dunia sepak bola. Seperti yang ia lontarkan dalam tayangan Youtube milik Fendi Kurniawan pada Mei silam.
"Dengan kerja keras dan niat, semua akan terwujud, itu kuncinya. Selelah apapun kondisi bermain di lapangan, dengan bekal kunci itu tidak ada yang tidak mungkin," tutur Peri Sandria.
"Momen sulit terlupakan juara SEA Games 1991, meski saya tidak kebagian mengeksekusi penalti. Tapi, perjalananya luar biasa," kenang Peri Sandria.
Video
Kenangan Pahit di Timnas Indonesia
Peri Sandria yang pernah sukses bersama Timnas Indonesia pada tahun 1991, pernah menghadapi kenyataan pahit pada gelaran Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab.
Timnas Indonesia berhasil mengunci satu tiket tampil di Piala Asia 1996, adalah berkat gol yang ditentukan oleh Peri Sandria. Sayangnya, ia justru tidak ikut dipanggil ketika Timnas Indonesia berlaga di Uni Emirat Arab.
Namun demikian, tak ada perasaan kecewa atau marah saat mengetahui ia gagal ikut ke Piala Asia 1996. Justru hal itu menjadi motivasi untuk tetap menggeluti sepak bola.
"Saya ikut meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Asia 1996, meski tidak ikut saat turnamen. Bicara kecewa, saya belajar ikhlas saja. Terserah pelatih, siap tidak siap semua pemain harus bisa menyikapinya," beber pria kelahiran Binjai 24 September 1969.
"Saya ikut berpesan kepada para generasi penerus sepak bola Indonesia, agar berlatih sungguh-sungguh dan disiplin. Contohlah sepak bola Vietnam sekarang," jelas Peri Sandria.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia