Bola.com, Jakarta - Ketika masih berstatus sebagai pemain, Zaenal Arief pernah dua periode bermain untuk Persib Bandung. Pada periode pertama, yakni 1998 sampai 2000, Abo, sapaan akrabnya sudah masuk ke skuat senior saat usianya belum genap 18 tahun.
Tetapi, karier Zaenal Arief di Tim Maung Bandung tak berlangsung lama. Abo akhirnya memilih hengkang ke Persita Tangerang pada 2000.
Tampil apik di Persita, Abo akhirnya kembali ke Persib jelang Liga Indonesia musim 2006. Pada periode kedua membela Tim Maung Bandung, ia bertahan sampai 2008 dan hengkang ke Persisam Samarinda jelang musim 2009.
Dalam channel YouTube Republikbobotoh TV, Abo mengungkapkan satu alasan sehingga ia memutuskan meninggalkan Persib. Sstriker Timnas Indonesia di Piala Asia 2007 itu mengaku sangat berat mengambil keputusan meninggalkan Persib pada dua periode tersebut.
"Saya sangat mencintai Persib. Berkostum Persib adalah impian setiap pemain asal Jawa Barat. Tetapi, demi pengembangan karier, saya terpaksa meninggalkan Persib," ujar Zaenal Arief.
Abo menjelaskan, karakter permainannya yang condong stylish tak cocok dengan strategi pelatih Persib saat itu. Pada periode pertama, Indra Thohir yang menangani Persib lebih membutuhkan pemain yang agresif dan bertipe fighter, seperti Boy Jati Asmara yang berposisi sama dengan Abo.
"Jadi ini murni semata soal teknis. Bukan karena hubungan personal antara saya dengan abah Thohir. Di mata saya, beliau adalah pelatih hebat dengan segudang prestasi. Termasuk menjadi pelatih terbaik Asia," paparnya.
Zaenal Arief menambahkan, sampai sekarang hubungannya dengan Indra tetap baik. "Saya juga tak bisa melupakan momen pernikahan saya. Di mana abah Indra termasuk orang pertama yang datang. Jadi, sekali lagi saya tegaskan, saya keluar dari Persib pada era abah Indra semata karena strategi tim."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bergabung ke Persita Tangerang
Proses kepindahan Abo ke Persita terbilang lancar. Kebetulan, ia mendapat ajakan dari Ilham Jayakesuma, duetnya di lini depan tim PON Jawa Barat pada 2000.
Abo pun mengikuti seleksi di Persita yang ditangani Benny Dolo. "Hanya sehari ikut seleksi, saya langsung masuk mes pemain dan ditawari kontrak oleh manajemen Persita," kenang Abo.
Kepercayaan diri pria kelahiran Garut itu mulai tumbuh berkat sambutan ramah dari striker senior Persita kala itu, Agus Suparman. "Pada hari pertama, kang Agus mendatangi saya. Dia bilang, saya akan menjadi penerusnya di Persita."
Abo kemudian menjadi legenda di Persita dengan pencapaian terbaik menembus partai puncak Liga Indonesia 2002. Duetnya bersama Ilham yang ditopang Firman Utina sebagai gelandang serang, menjadi momok menakutkan buat lini belakang lawan.
Periode Kedua Bersama Persib
Pada peride kedua bersama Persib Bandung, Abo pun meninggalkan Maung Bandung juga karena faktor teknis. Jelang musim 2009, manajemen Persib mendatangkan Jaya Hartono untuk menangani Persib.
Jaya yang sebelumnya mengasuh Deltras Sidoarjo juga membawa gerbong pemain. Diantaranya Hariono dan Airlangga Sutjipto.
"Waktu itu juga ada kendala komunikasi. Waktu itu, sebagai pemain timnas saya merasa masih mampu menjadi starter di Persib. Tetapi, saya merasa karakter saya yang stylish tak cocok dengan Jaya Hartono. Saya pun menerima tawaran Persisam Samarinda," ujar Zaenal Arief.
Di Persisam, penampilan Abo tak berkembang. "Saya kesulitan untuk fokus pada penampilan. Karena saat itu, saya terpaksa meninggalkan istri dan anak pertama yang baru lahir. Bayangkan dalam semusim, saya hanya tiga kali bertemu dengan anak saya," ungkap Abo.
Kerap di Demo Bobotoh
Meski tak pernah membawa Persib meraih trofi juara, pria yang kini berusia 39 tahun tersebut mengaku sulit melupakan pengalamannya membela Persib, baik suka dan duka.
Yang menarik dalam dua periode membela Persib, Abo bersama skuad Maung Bandung selalu di demo Bobotoh yang tak puas dengan penampilan tim kesayangannya. Pada periode pertama, Persib yang ditangani mendiang Suryamin mendapat sorotan dari Bobotoh setelah hasil minor dalam dua laga.
"Waktu itu, karena masih belia saya tak terlalu memusingkannya. Karena bagi saya, sebagai pemain hanya fokus pada latihan dan bertanding," kenang Abo.
Begitu pun pada peride kedua bergabung di Persib saat itu ditangani mendiang Risnandar. Seperti pada periode pertama, Bobotoh pun melakukan aksi demo sebagai bentuk ketakpuasan dengan penampilan Maung Bandung.
Namun, sebagai pemain yang terhitung bintang, Abo menyikapi demo bobotoh dengan bijak. "Persib kan adalah tim besar. Jadi wajar kalau bobotoh ingin tim kesayangannya tampil bagus di setiap partai. Tapi, saat itu, permainan Persib belum solid betul karena materinya masih tambal sulam," terangnya.
Momen Berkesan dengan Persib
Bersama Persib pula, Abo menyimpan momen berkesan. Dua-duanya terjadi pada musim 2006. Pertama, ketika Persib berhadapan dengan PSDS Deli Serdang.
"Saat itu, Persib memang kalah 1-2. Tetapi, saya mencetak gol Persib lewat tendangan salto yang indah," kenang Zaenal Arief.
Kedua, ketika Persib bermain imbang 1-1 dengan Persija di Stadion Siliwangi Bandung. Pada laga itu, pelipisnya sempat robek dan dokter tim menyarankannya keluar lapangan.
Saat itu, Persib tertinggal 0-1. Tetapi, dukungan militan dari Bobotoh membuat Abo bertekad bertahan di lapangan. Dia kemudian mencetak gol untuk menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas, yang tak bisa dijangkau kiper Persija, Hendro Kartiko.