14 Pemain Asing dan Naturalisasi yang Bersaing di Liga 1 meski Tak Lagi Muda

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 16 Nov 2020, 09:30 WIB
Fabiano Beltrame, Zah Rahan, dan Marko Simic. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Tidak bisa dimungkiri pemain asing di Liga Indonesia sejatinya memang sebagai pendongkrak citra dari kompetisi sekaligus agar pemain lokal terpacu untuk memperlihatkan performa terbaik. Bahkan tidak sedikit pemain asing yang kemudian mampu terus memperlihatkan performa terbaik dalam beberapa musim terakhir, termasuk mereka yang akhirnya memilih menjadi Warga Negara Indonesia.

Sejak era Liga Indonesia digelar pada 1994, pemain asing yang hadir di setiap klub yang berkompetisi dalam kasta tertinggi sepak bola Indonesia memang menjadi andalan untuk mendongkrak performa tim. Sebut saja Cristian Gonzales dan Jacksen Tiago yang menjadi mesin gol bagi timnya masing-masing pada era tersebut.

Advertisement

Hingga saat ini, kehadiran pemain asing di Indonesia masih menjadi harapan untuk meningkatkan performa tim yang berkompetisi. Bahkan pergeseran cara pun dilakukan, di mana sejumlah pemain asing kemudian mendapatkan kewarganegaraan Indonesia sehingga didaftarkan sebagai pemain lokal oleh klub, yang akhirnya mengalihkan kuota pemain asing dengan mendatangkan pemain lain.

Belakangan banyak pemain asing yang mendapatkan kewarganegaraan Indonesia dengan berbagai alasan. Ada yang karena sudah memiliki istri dan anak-anak di Indonesia, hingga ingin bisa membela Timnas Indonesia. Bahkan ada pula klub yang berani mengusahakan kewarganegaraan tersebut demi menambah jumlah pemain asingnya.

Satu hal yang menarik, keberadaan pemain asing dan naturalisasi di Indonesia saat ini, kebanyakan sudah berusia di atas 30 tahun. Meski terbilang sudah berada dalam masa-masa akhir dari karier profesionalnya, tidak sedikit yang masih mampu memperlihatkan performa level terbaik dan bersaing di kasta tertinggi.

Kali ini, Bola.com mengulas deretan pemain-pemain asing dan naturalisasi yang tampil di Liga Indonesia, baik sejak era Liga Super Indonesia hingga yang baru datang pada era Liga 1. Siapa saja mereka?

Video

2 dari 10 halaman

Fabiano Beltrame dan Victor Igbonefo

Persib Bandung memperkenalkan pemain baru, Fabiano Beltrame di di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Bandung, Sabtu (23/3/2019). (Bola.com/Erwin Snaz)

Persib Bandung pada musim ini memiliki dua pemain naturalisasi yang usianya sudah cukup uzur. Fabiano Beltrame dan Victor Igbonefo, itulah dua pemain yang musim ini bersama Maung Bandung dan tetap mampu memperlihatkan performa terbaiknya di lapangan hijau.

Fabiano Beltrame merupakan pemain asing asal Brasil yang sudah berkarier di Indonesia sejak 2005. Pertama kali tiba di Indonesia, ia bergabung bersama Persela Lamongan. Ia kemudian bermain juga bersama Persmin Minahasa dan kembali ke Persela Lamongan hingga akhirnya cukup menonjol ketika membela Persija Jakarta pada 2011.

Bermain selama tiga musim bersama Persija, di mana ia mengemas 78 pertandingan liga bersama Macan Kemayoran, Fabiano Beltrame kemudian sempat bermain bersama Arema FC dan kemudian hijrah ke Madura United pada 2017. Setelah dua musim membela Laskar Sapeh Kerap, Fabiano kemudian membela Persib Bandung pada 2019.

Namun, karena tengah mengurus kewarganegaraan Indonesia, Fabiano Beltrame harus menunggu untuk bisa tampil bersama Persib. Akhirnya dalam usia 37 tahun, Pemain asal Brasil ini mendapatkan debut resmi di pertandingan liga pada Shopee Liga 1 2020 ketika Persib bertandang ke markas Arema FC pada 8 Maret 2020.

Dalam pertandingan tersebut, Persib Bandung berhasil menang 2-1 atas tim tuan rumah. Fabiano pun baru mendapatkan satu menit bermain karena masuk sebagai pemain pengganti saat penghujung laga.

Ketika Shopee Liga 1 berlanjut pada awal 2021 nanti, Fabiano Beltrame masih ingin memperlihatkan bahwa dirinya masih mampu bersaing di lini pertahanan Maung Bandung meski sudah berusia 38 tahun.

Duel sengit penyerang Arema FC, Kushedya Hari Yudo (biru), dan bek Persib Bandung, Victor Igbonefo, saat kedua tim bertemu di laga pekan kedua Shoppe Liga 1 2020 di Stadion Kanjuruhan, Minggu (8/3/2020). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sementara itu, Victor Igbonefo merupakan pemain naturalisasi yang sudah mendapatkan status WNI sejak 2013. Pemain yang satu ini pun sudah bermain di Indonesia sejak 2005, di mana ia bergabung bersama Persipura Jayapura dan bermain hingga 2011.

Kemudian sempat membela Pelita Jaya, Arema Cronus, sembari diselangi berkarier di Thailand bersama klub seperti Chiangrai United, Osotspa Samut Prakan, Navy, Nakhon Ratchasima, dan PTT Rayong. Ia bergabung bersama Persib Bandung pada 2018, di mana pada 2019 ia sempat pergi ke PTT Rayong dan kembali ke Maung Bandung pada 2020.

Bersama Persib pada musim 2020 dengan usianya yang sudah menginjak 35 tahun, Victor Igbonefo mendapatkan kepercayaan penuh dari Robert Alberts bermain dalam tiga pertandingan yang sudah dijalani oleh Maung Bandung dan semuanya berakhir dengan kemenangan.

3 dari 10 halaman

Ilija Spasojevic

Selebrasi striker Bali United, Ilija Spasojevic, ke gawang Arema di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar (24/8/2019). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bali United juga memiliki satu pemain naturalisasi yang notabene sudah berada di masa senja dalam kariernya, yaitu Ilija Spasojevic.

Spasojevic merupakan pemain asal Nontenegro yang telah mendapatkan paspor Indonesia sejak 2017. Berkarier di Indonesia sejak 2010, Spasojevic memang sangat menyukai Indonesia. Bahkan ia menikahi wanita Indonesia dan memiliki dua buah hati.

Bersama PSM Makassar selama dua musim di Indonesia Premier League, Spasojevic mengemas 15 gol dalam 27 pertandingan. Ia sempat merumput ke Mitra Kukar dan kemudian mendapatkan momen emas bersama Persib Bandung pada 2015, di mana ia ikut mengantar Persib meraih juara Piala Presiden.

Sempat meninggalkan Indonesia dan berkarier di Malaysia, Spasojevic kemudian kembali ke Tanah Air dan bergabung bersama Bhayangkara FC pada putaran kedua Liga 1 2017. Dalam setengah musim, ia mampu mengemas 13 gol dalam 16 penampilan bersama The Guardians yang diantarnya menjadi juara Liga 1 edisi perdana.

Setelah itu, Spasojevic membela Bali United sejak 2018 hingga saat ini. Ia sudah bermain dalam 60 pertandingan Liga 1 dengan mengemas 25 gol untuk serdadu Tridatu. Catatan itu membuktikan Spaso, panggilan karibnya, masih mampu bersaing di level tertinggi meski kini usianya sudah 33 tahun.

4 dari 10 halaman

Ezechiel N'douassel dan Herman Dzumafo

Striker Bhayangkara FC, Herman Dzumafo, berebut bola dengan pemain PSIS Semarang pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Selasa (20/8). Bhayangkara bermain imbang 0-0 dengan PSIS. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bhayangkara FC musim ini memiliki seorang pemain asing dan seorang pemain naturalisasi yang sudah berusia di atas 30 tahun, yaitu Ezechiel N'douassel dan Herman Dzumafo Epandi. Bahkan nama kedua kini sudah berusia 40 tahun, dan akan menjadi 41 tahun ketika Shopee Liga 1 berlanjut lagi pada Februari 2021.

Herman Dzumafo merupakan pemain naturalisasi kelahiran Kamerun yang sudah bermain di Indonesia sejak 2008. Ia mengawali karier bersama PSPS Pekanbaru. Kemudian sejumlah klub, seperti Arema Indonesia, Persib Bandung, Sriwijaya FC, Mitra Kukar, Gresik United, Borneo FC, Persela Lamongan, sempat kembali ke PSPS, hingga kini bermain di Bhayangkara FC sejak 2018.

Meski berusia 38 tahun ketika pertama tiba di Bhayangkara FC, Herman Dzumafo tetap mendapatkan menit bermain yang besar bersama The Guardians. Ia bermain 33 kali pada musim pertamanya bersama Bhayangkara FC dengan menorehkan 11 gol.

Hingga saat ini ia sudah bermain dalam 65 pertandingan liga bersama Bhayangkara FC dan sudah mengemas 21 gol. Jumlah tersebut masih bisa bertambah ketika Shopee Liga 1 berlanjut pada Februari 2021, yang menjadi bukti usia bukan penghalang bagi Herman Dzumafo untuk bersaing di level tertinggi.

Striker Bhayangkara FC, Ezechiel N'Douassel, tampak kecewa usai gagal membobol gawang PSM Makassar pada laga uji coba di Stadion PTIK, Jakarta, Rabu, (5/2/2020). Bhayangkara FC takluk 0-1 dari PSM Makassar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sementara itu, Ezechiel N'douassel merupakan pemain yang baru didatangkan Bhayangkara FC pada awal musim 2020. Ia dibawa dari Persib Bandung yang sudah dibelanya sejak Liga 1 2017.

Bersama Persib selama tiga musim, Ndouassel bermain dalam 79 pertandingan dan mengemas 36 gol. Sementara bersama Bhayangkara FC, ia sudah dimainkan dalam setiap pertandingan dari tiga laga yang sudah dimainkan pada musim 2020, dan mencetak satu gol.

5 dari 10 halaman

Otavio Dutra dan Marko Simic

2. Otavio Dutra - Dutra menjadi pemai baru yang bergabung dengan Persija di musim ini. Namun, kualitasnya sebagai bek tidak diragukan lagi. Di laga debutnya bersama Persija, bek berusia 36 tahun ini turut menyumbangkan 1 gol. (Bola.com/Yoppy Renato)

Persija Jakarta pun memiliki dua pemain bernuansa asing yang juga sudah berada di senja kala karier. Kedua pemain itu adalah Otavio Dutra dan Marko Simic. Otavio Dutra merupakan pemain asal Brasil yang sudah memiliki status Warga Negara Indonesia dan didatangkan Persija pada awal musim 2020, sementara Marko Simic merupakan mesin gol asal Kroasia yang sudah membela Macan Kemayoran sejak 2018.

Otavio Dutra pertama kali datang ke Indonesia pada 2011. Ia bergabung bersama Persebaya Surabaya yang tampil di Indonesia Premier League. Kemudian ia sempat membela Persipura Jayapura, Persegres Gresik United.

Ia kemudian membantu Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017. Setelah itu, Otavio Dutra kembali ke Persebaya Surabaya yang kembali bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia karena promosi dari Liga 2. Bermain dua musim bersama Persebaya, Otavio Dutra kemudian pindah ke Persija pada awal musim 2020.

Sayangnya, kampanye Dutra bersama Persija harus terganggu dengan kompetisi yang terhenti karena pandemi COVID-19. Tercatat, Dutra baru tampil dalam satu dari dua pertandingan yang sudah dijalani Macan Kemayoran. Ia bermain penuh saat menghadapi bekas timnya, Bhayangkara FC, dan mencetak gol dalam laga debut tersebut.

Dutra yang sudah memiliki status WNI pun juga sempat mendapatkan kesempatan membela Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Ia tampil penuh dalam dua pertandingan, yaitu ketika menghadapi Malaysia di Kuala Lumpur dan Vietnam di Gianyar.

Dalam usianya yang kini sudah 36 tahun, Otavio Dutra diyakini masih mampu bermain di level terbaik bersama Persija Jakarta maupun Timnas Indonesia. Namun, sebagai pembuktian harus menanti kompetisi sepak bola di Indonesia bisa bergulir lagi.

Striker Persija Jakarta, Marko Simic, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Mitra Kukar pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Minggu (9/12). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Satu lagi pemain di Persija adalah Marko Simic. Pemain asal Kroasia itu sudah bermain di Persija sejak 2018, di mana itu merupakan pertama kalinya pemain berusia 32 tahun itu bermain di Indonesia.

Dukungan besar The Jakmania membuat Marko Simic benar-benar terkesima dan tidak ingin berpaling dari Persija hingga saat ini. Dalam dua musim pertamanya bersama Persija, ia sudah bermain dalam 62 pertandingan dan mengemas 46 gol di liga. Bahkan pada musim 2019 ia berhasil menjadi pencetak gol terbanyak.

Sementara pada musim 2020 yang terhenti karena pandemi COVID-19, Marko Simic selalu bermain dalam dua pertandingan yang dimainkan Macan Kemayoran. Ia sudah mengemas satu gol pada musim 2020 yang akan berlanjut lagi pada Februari 2021.

6 dari 10 halaman

Zah Rahan Kranggar

Gelandang serang Madura United, Zah Rahan, dalam aksinya saat melawan Persija dalam Piala Presiden 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Satu lagi pemain asing yang sudah cukup lama berkarier di Indonesia. Zah Rahan Krangar merupakan pemain asal Liberia yang pertama kali datang ke Indonesia pada 2004 dan bergabung bersama Persekaba Badung.

Ia sempat membela Persekabpas Pasuruan dan kemudian membela Sriwijaya FC pada musim 2007 hingga 2010. Bersama Sriwijaya FC, ia berhasil mempersembahkan sebuah trofi juara Liga Indonesia 2007/2008, dan tiga trofi Copa Indonesia secara beruntun, yaitu musim 2007/2008, 2008/2009, dan 2010.

Ia kemudian bergabung bersama Persipura Jayapura dan ikut membantu Mutiara Hitam meraih gelar juara Indonesia Super League 2010/2011. Sempat berkarier di Malaysia pada 2014 hingga 2017, Zah Rahan kemudian kembali ke Madura United pada 2018.

Ia tampil sebanyak 31 kali dalam musim pertamanya bersama Madura United. Namun, cedera membuatnya harus menepi pada musim 2019. Kini pada musim 2020, Zah Rahan bergabung bersama PSS Sleman. Ia sudah dua kali bermain dengan total 162 menit bermain pada Shopee Liga 1 2020 sebelum kompetisi tersebut dihentikan karena pandemi COVID-19.

7 dari 10 halaman

Wallace Costa

Pemain belakang PSIS, Wallace Costa, setelah menjebol gawang Persela di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Sabtu (6/7/2019). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Wallace Costa adalah pemain asing asal Brasil yang pertama kali datang ke Indonesia pada Liga 1 2018. Ia membela Persela Lamongan dalam musim pertamanya di Tanah Air dan dipercaya memperkuat lini pertahanan Laskar Joko Tingkir dalam 30 pertandingan, plus mencetak empat gol.

Performa cemerlang itu membuat Wallace Costa mendapatkan tawaran bagus untuk bermain bersama PSIS Semarang di Shopee Liga 1 2019. Dalam usia 32 tahun kala itu, lini pertahanan PSIS pun sangat terbantu oleh kehadiran Wallace yang menorehkan 32 pertandingan sebagai starter dan mencetak enam gol pada musim tersebut.

Pemain asal Brasil itu dipertahankan oleh PSIS Semarang untuk musim 2020. Dalam tiga pertandingan yang sudah dimainkan PSIS dalam musim 2020, Wallace Costa selalu mendapatkan kesempatan untuk mengisi lini pertahanan Laskar Mahesa Jenar. Bahkan ia juga sudah mencetak gol ketika PSIS mampu menang 3-2 atas tim yang sebelumnya menjadi tempatnya berkarier, Persela Lamongan.

Kini dengan usianya yang sudah 34 tahun, Wallace Costa diyakini masih akan memberikan kontribusi nyata bagi PSIS Semarang ketika Shopee Liga 1 berlanjut pada Februari 2021 mendatang.

8 dari 10 halaman

Wiljan Pluim dan Osas Saha

Gelandang PSM Makassar, Wiljan Pluim, berusaha melewati pemain Persija Jakarta pada laga Liga 1 2019 di SUGBK, Jakarta, Rabu (28/8). Kedua tim bermain imbang 0-0. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Wiljan Pluim merupakan komandan di lini tengah PSM Makassar sejak Liga 1 2017. Kehadiran pemain asal Belanda itu di lini tengah Juku Eja menjadi nyawa tim, di mana irama permainan tim selalu datang dari sosoknya.

Begitu pentingnya kehadiran Wiljan Pluim, ia mengemas 32 pertandingan dan mencetak 12 gol dalam musim pertamanya bersama PSM. Pada musim keduanya, ia mengemas 29 pertandingan dan mencetak lima gol.

Sayangnya, pada Liga 1 2019, Wiljan Pluim sempat terganggu karena cedera. Hal itu membuatnya hanya tampil sebanyak 19 kali, tapi tetap memberikan kontribusi gol dengan jumlah yang sama dengan musim sebelumnya.

Hingga memainkan tiga pertandingan di awal musim 2020, Wiljan Pluim tercatat sudah tampil sebanyak 80 pertandingan bersama Juku Eja dengan mengemas 12 gol. Selain itu, Wiljan Pluim kabarnya masih akan bertahan bersama PSM ketika Shopee Liga 1 berlanjut lagi Februari mendatang.

Pemain depan PSM Makassar, Osas Saha merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Kaya FC-Iloilo pada lanjutan kualifikasi Grup H Piala AFC 2020 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Laga kedua tim berakhir imbang 1-1. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain itu, PSM juga musim ini memiliki Osas Saha yang sudah berusia 34 tahun. Pemain naturalisasi kelahiran Nigeria itu sudah bermain di Indonesia sejak 2009.

Mengawali kariernya di PSMS Medan, ia sempat bergabung bersama beberapa klub lain, seperti PSAP Sigli, Persepam, Persisam Putra, Persiram Raja Ampat, Semen Padang, Perseru Serui, Persija Jakarta, dan Tira Persikabo, hingga akhirnya berkarier di PSM pada musim 2020.

Ketika memperkuat Persija pada 2018, Osas Saha kalah bersaing dan hanya tampil dalam 13 pertandingan. Namun, permainannya kembali cemerlang ketika memperkuat Tira Persikabo, di mana ia mampu bermain 28 kali dan mencetak 10 gol.

Kini dengan usianya yang sudah 34 tahun, Osas Saha masih mendapatkan kepercayaan untuk bermain di level tertinggi dan bergabung bersama PSM Makassar. Pemain naturalisasi ini sudah tiga kali tampil bersama PSM pada awal Shopee Liga 1 2020, di mana dua di antaranya sebagai starter.

9 dari 10 halaman

Aleksandar Rakic

Striker Madura United, Aleksandar Rakic, saat melawan Bhayangkara FC pada laga Liga 1 2019 di Stadion Madya, Jakarta, Senin (5/8). Kedua tim bermain imbang 1-1. (Bola.com/M iqbal Ichsan)

Aleksandar Rakic merupakan pemain asing asal Serbia yang sudah berkarier di Liga Indonesia sejak 2018. Pertama kali datang, Rakic bergabung bersama Tira Persikabo dan bermain dalam setiap pertandingan di Liga 1 2018 tanpa tergantikan.

Dengan bermain dalam 34 pertandingan pada musim itu, Rakic mampu mencetak 21 gol yang membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak pada musim itu. Hanya semusim bersama Tira Persikabo, Rakic pun hijrah ke Madura United pada 2019.

Bersama Laskar Sapeh Kerap, Aleksandar Rakic bermain dalam 29 pertandingan dan selalu menjadi starter. Namun, ia hanya bermain penuh dalam 24 pertandingan dan hanya mengemas 12 gol saat itu.

Barito Putera menjadi klub ketiga yang dibelanya di Indonesia. Aleksandar Rakic bergabung bersama klub asal Banjarmasin itu pada awal musim 2020 dan telah bermain dalam tiga pertandingan yang sudah dijalankan Laskar Antasari.

Sayang, Rakic harus menunda lanjutan performanya karena hingga saat ini kompetisi masih tertunda dan baru akan mulai digelar lagi pada Februari 2021.

10 dari 10 halaman

Beto Goncalves dan Greg Nwokolo

Striker Madura United, Beto Goncalves, mengenakan tongkos khas Madura di kepalanya saat merayakan gol ke gawang Persib Bandung di Stadion Gelora Bangkalan, Sabtu (5/10/2019). (Bola.com/Aditya Wany)

Dua pemain ini sudah memiliki kewarganegaraan Indonesia setelah bermain cukup lama di Tanah Air. Kemampuan keduanya sebagai penyerang sangat luar biasa, terutama ketika bersama-sama berseragam Madura United pada musim lalu dan awal musim 2020.

Bahkan kerja sama keduanya di Madura United bukan yang pertama. Beto Goncalves dan Greg Nwokolo juga pernah bermain bersama di Arema pada 2013.

Beto Goncalves merupakan pemain yang memulai karier di Liga Indonesia dengan bergabung bersama Persijap Jepara pada musim 2008. Ia kemudian bersinar bersama Persipura Jayapura dengan membantu Mutiara Hitam menjuarai Indonesia Super League 2008/2009.

Bersama Persipura, ia juga pernah menyabet penghargaan sebagai pencetak gol terbanyak pada musim 2011/2012 dengan 25 gol dalam satu musim. Ia kemudian memperkuat Arema, Sriwijaya FC, dan Madura United.

Bersama Sriwijaya FC pada Liga 1 2017, Beto mampu mengemas 22 gol dalam 33 pertandingan yang dijalaninya. Sementara pada musim 2018, ia hanya mencetak 11 gol dalam 25 pertandingan.

Beto kemudian pindah ke Madura United pada musim 2019 dan mencetak 18 gol dalam 27 pertandingan yang dimainkannya. Beto juga sudah mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan yang dijalaninya bersama Laskar Sapeh Kerap pada Shopee Liga 1 2020 sebelum kompetisi tersebut dihentikan.

Kini Beto Goncalves berstatus pemain yang dipinjamkan oleh Madura United ke Sriwijaya FC yang tampil di Liga 2. Namun, karena kompetisi belum kembali bergulir, Beto pun urung tampil bersama Laskar Wong Kito.

Sementara itu, Greg Nwokolo merupakan pemain asal Nigeria yang juga sudah berstatus WNI. Pertama kali datang ke Indonesia pada 2004, Greg sudah berpengalaman membela banyak klub, seperti Persijatim Solo, PSIS Semarang, PSMS Medan, Persis Solo, Persiija Jakarta, Pelita Jaya, Arema Cronus, Bhayangkara, dan Madura United.

Greg Nwokolo tercatat bermain bersama Persija Jakarta dalam tiga periode yang berbeda dan menjadi idola bagi The Jakmania. Pada periode pertamanya, Ia mampu mengemas 16 gol dan membentuk trio ABG (Aliyudin, Bepe, dan Greg). Kemudian pada musim 2010/2011, ia mencetak 13 gol dalam satu musim bersama Persija.

Sempat berkarier di Thailand, Greg kemudian setia bersama Madura United sejak Liga 1 2017 hingga musim 2020. Total ia sduah mengemas 22 gol dalam 73 pertandingan liga bersama Laskar Sapeh Kerap hingga musim 2020.

Namun, sedikit berbeda dengan Beto yang memilih kembali ke Sriwijaya FC sebagai pemain pinjaman sambil menunggu kompetisi musim 2020 berlanjut, Greg memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja samanya dengan Madura United karena tidak ingin mengambil risiko berkompetisi di tengah pandemi COVID-19.

 

Berita Terkait