Bola.com, Makassar - Aksi Vennard Hutabarat sebagai penyerang sayap pernah mewarnai pentas awal Liga Indonesia. Pria kelahiran 2 Mei 1974 tercatat memperkuat Persija Jakarta, PSM Makassar, dan PKT Bontang. Ia pernah mengecap atmosfer kompetisi luar negeri saat berkostum Rangers FC yang bersaing di Liga Hong Kong.
Tapi, meski sempat lekat dengan sepak bola, nama Vennard Hutabarat justru melegenda di cabang olahraga futsal. Ia menjadi generasi pertama pemain Timnas Futsal Indonesia yang bertanding di Piala AFC 2002. Pencapaian terbaik Veve, sapaan akrabnya, bersama Timnas Futsal Indonesia adalah meraih trofi juara Piala AFF 2010 di Vietnam.
Dalam channel youtube Persija Jakarta, Veve mengungkap perjalanan panjangnya di sepak bola dan futsal. Dalam dunia sepak bola, Veve mengaku memulai karier dari bawah sampai level senior di Persija.
Pada 1987, Veve yang masih berusia 13 tahun bersama keluarga hijrah dari Bontang ke Jakarta. Hanya setahun di ibukota, Veve sudah terpilih masuk skuat tim Haornas DKI Jakarta. Dari situ, ia masuk Menteng Junior yang bermaterikan pemain muda terbaik se-Jakarta yang bermain di divisi dua kompetisi internal Persija.
Talenta dan bakatnya kian terasah di bawah penganganan Sugih Hendarto, pelatih yang kala itu aktif membina pemain muda. Selain Hendarto, ada tiga sosok pelatih yang berperan penting pada awal karier di sepakbola, yakni Jafar Barang, Satya Bagja dan Lutfi.
"Dari keempat nama itu hanya coach Lutfi yang masih hidup," kenang Vennard.
Setelah berkiprah di level junior, Veve pun ditarik memperkuat Persija senior pada awal perhelatan Liga Indonesia. Bermain satu lapangan dengan seniornya, seperti Patar Tambunan, Ansyari Rangkuti, Rahmad Darmawan, Widodo C. Putro dan Rochy Putiray. Rekan seangkatan Veve yang membela tim senior diantaranya Iskandar, Miro Baldo Bento, Joao Bosco Cabral, dan Luis Simoes.
"Jadi saya adalah produk asli Persija. Mulai dari SSB sampai level senior," tutur Vennard Hutabarat.
Video
Pemain Panutan
Bersama Persija, Vennard Hutabarat mengaku banyak menimba ilmu dan pengalaman dari seniornya. Khususnya dari Patar Tambunan yang juga pemain panutannya di tim Macan Kemayoran.
"Bang Patar banyak memberi masukan kepada pemain muda seperti saya. Itulah mengapa saya merasa nyaman bermain di Persija," ungkap Veve.
Ia mengaku beruntung bisa tampil bersama dengan eks tim nasional lainnya seperti Rahmad Darmawan dan Ansary Rangkuti.
Pada kategori pemain asing, Veve mengaku respek dengan aksi dan sikap Dahiru Ibrahim, gelandang asal Nigeria.
"Skill Dahiru terbilang baik untuk ukuran pemain asing yang berlaga di Liga Indonesia saat itu. Sementara di luar lapangan, Dahiru adalah sosok yang santun dan taat beribadah," terang Veve.
Selain Dahiru, Veve menunjuk Mbeng Jean Mambalou, kiper asal Kamerun. Menurut Veve, Mbeng yang membawa Persija meraih trofi juara Liga Indonesia 2000-2001 adalah kiper asing terbaik yang pernah beredar di kompetisi Tanah Air.
"Mbeng sangat total kala tampil. Ia juga bisa jadi motivator pemain lain di lapangan," ujarnya.
Momen Berkesan
Sebagai mantan pemain Persija, Vennard Hutabarat menyimpan dua momen manis bersama Macan Kemayoran. Pertama, ketika mencetak dua gol saat Persija menghadapi Timnas Indonesia pada laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Kedua, saat dirinya membuat tiga assist ketika Persija mengalahkan Persikabo Bogor 5-2 pada sebuah partai Liga Indonesia yang berlangsung di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Dua assist buat Widodo dan satu untuk Rochi.
"Bermain di Persija sangat spesial buat saya. Selain karena besar di Persija, saya juga merasakan dukungan luar biasa dari The Jakmania yang kala itu baru dibentuk," pungkas Veve.