Aksi MMGA Aremania: Menutup 2 Patung Singa dan Orasi di Depan Pejabat Kota Malang

oleh Iwan Setiawan diperbarui 16 Nov 2020, 20:30 WIB
Aremania menutup dua patung singa dan menyisakan satu patung saja dalam aksi yang digelar di depan Stasiun Kota Baru Malang, Senin (16/11/2020). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Aksi turun ke jalan dilakukan kelompok suporter Aremania pada Senin (16/11/2020) siang di Kota Malang. Sekitar 2.000 Aremania terlibat dalam aksi bernama Make Malang Great Again (MMGA).

Mereka berkumpul di depan Stasiun Kota Baru dan bergerak ke depan gedung DPRD dan Wali Kota Malang pada pukul 10.30 WIB, di mana jaraknya memang hanya puluhan meter saja. Mereka pun memenuhi separuh Bundaran Tugu, Kota Malang, sambil menyampaikan aspirasi.

Advertisement

Aremania menginginkan Yayasan Arema yang sudah vakum bertahun-tahun agar bisa aktif lagi. Tujuan akhirnya tentu menyatukan Arema FC dan Arema Indonesia, lantaran sejak 2012, klub kebanggaan mereka terpecah menjadi dua karena imbas dualisme kompetisi, yaitu Indonesia Super League dan Indonesia Premier League.

Aksi Aremania ini menyedot perhatian karena mereka meminta anggota dewan dan Wali Kota Malang untuk membantu mengaktifkan lagi Yayasan Arema. Namun, harus menunggu lebih dari dua jam bagi Aremania untuk bertemu dengan pejabat Kota Malang.

"Kami meminta tolong agar Yayasan Arema dihadirkan karena akan menimbulkan keresahan jika dualisme Arema terus berjalan. Apalagi jika nantinya dua tim menjadi sama-sama besarnya," ujar Vandy Wijaya, perwakilan Aremania dalam aksi MMGA.

Aksi ini memang tidak mewakili seluruh Aremania. Justru para tokoh Aremania seperti Cak No, Yuli Sumpil, dan lainnya tidak ada dalam barisan ini. Mereka mengakui jika barisan muda yang ingin membuat sejarah dengan menyatukan Arema.

Video

2 dari 2 halaman

Sudah Berkoordinasi

Aksi Make Malang Great Again yang dilakukan Aremania, Senin (16/11/2020). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sebelum melakukan aksinya, Aremania yang tergolong dalam MMGA sudah mencoba berkomunikasi dengan pengurus Yayasan Arema yang sudah tidak aktif lagi. Satu di antaranya, pembina Yayasan Arema, Darjoto Setiawan.

Namun, komunikasi baru dilakukan melalui email. Sehingga hasilnya memang belum bisa membuat yayasan tersebut aktif lagi.

Dalam aksi tersebut, Aremania sangat berharap anggota dewan dan Wali Kota Malang bisa menghadirkan secara langsung para pembina Yayasan Arema. Sebenarnya aksi seperti ini bukan pertama kali dilakukan, tapi belakangan jumlah Aremania yang terlibat makin banyak.

Tentu ini menjadi perhatian tersendiri. Beberapa aksinya juga menyita perhatian publik. Tiga patung singa yang menjadi lambang Arema di depan Stasiun Kota Baru Malang dimodifikasi.

Mereka menutup dua patung dengan kain putih. Satu patung di tengah dibiarkan terbuka karena itu simbol bahwa mereka benar-benar ingin hanya ada satu Arema.