Bola.com, Jakarta - Perlahan tapi pasti dampak dari terhentinya Shopee Liga 1 mulai dirasakan oleh semua pemain yang terlibat di dalamnya. Begitupun yang dirasakan oleh pemain sayap Bhayangkara FC dan Timnas Indonesia, Saddil Ramdani, yang menegaskan sepak bola merupakan sumber pemasukan nafkah untuk keluarganya.
Tanpa ada kompetisi yang bergulir, para pemain seperti kehilangan pekerjaan untuk mencari nafkah kehidupan. PSSI melalui surat yang terbaru, memang mengharuskan klub membayar gaji sebesar 25 persen dari nilai kontrak awal, setidaknya sampai Desember mendatang.
Namun, nominal 25 persen dari gaji awal boleh dibilang tidak mencukupi kebutuhan para pemain untuk keluarganya. Tentunya kembali tertundanya kompetisi membuat semua pemain merasa kecewa.
"Tentunya kami pemain sepak bola sangat menyayangkan dan kecewa. Kami ini mencari nafkah buat keluarga melalui sepak bola. Kami menghibur masyarakat Indonesia dengan sepak bola ini," ujar Saddil Ramdani kepada Bola.com, Kamis (19/11/2020).
Saddil Ramdani tidak membantah jika kondisi seperti ini mungkin tidak terlalu dipikirkannya karena belum memiliki istri dan anak. Namun, akan berbeda bagi para pemain yang sudah berkeluarga.
Dampaknya akan sangat besar bagi mereka. Biasanya, kalau kompetisi berjalan para pemain bisa mendapatkan pemasukan dari bonus, selain dari gaji yang mereka terima.
"Mungkin saya yang belum berumah tangga tidak terlalu tertekan dengan kondisi seperti saat ini. Namun, coba lihat para pemain yang sudah berkeluarga, mereka juga mencari nafkah untuk keluarga mereka melalui sepak bola," ujar Saddil Ramdani.
Video
Tak Ingin Kondisi Ini Berlarut
Kondisi seperti ini, menurut Saddil Ramdani, tidak boleh dibiarkan berlarut. PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dituntut untuk lebih bekerja keras lagi dalam meyakinkan pemerintah dan pihak terkait agar Shopee Liga 1 berjalan lagi.
Jika kompetisi dibiarkan dalam kondisi seperti saat ini, selain akan menambah pengangguran, sudah dipastikan membuat sepak bola Indonesia makin tertinggal dari negara-negara lain, khususnya di Asia Tenggara.
Pasalnya, negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand tetap menggulirkan kompetisi sepak bola meski pandemi COVID-19 masih menghantui.
"Harapan saya perkembangan Liga Indonesia jangan sampai ketinggalan dengan liga di luar negeri sana. Indonesia negara besar. Sudah seharusnya perkembangan sepak bolanya lebih besar dari segi apapun," ujar Saddil Ramdani.
"Semoga harapan kami yang mencari nafkah melalui sepak bola itu tidak lagi merasakan kondisi seperti ini, dan semoga Indonesia ke depannya selalu lebih baik dan maju," lanjutnya.