Bola.com, Jakarta - Dalam mewujudkan cita-cita biasanya dibutuhkan perjuangan dan kerja keras. Tak terkecuali dengan para pemain sepak bola Indonesia yang memiliki kisah-kisah inspiratif dalam mewujudkan cita-citanya.
Mayoritas pesepak bola di Indonesia berasal dari keluarga yang pas-pasan hingga tak jauh dari garis kemiskinan. Hal itulah yang membuat mereka harus bekerja sejak masih berusia belia.
Kegiatan itu dilakukan untuk sekadar membantu perekonomian keluarga hingga membiayai sekolah sepak bola dalam mewujudkan mimpinya. Tuntutan itulah yang membuat mereka mau tidak mau harus menjalani berbagai profesi.
Berbeda dengan pemain yang sedari lahir sudah berasal dari keluarga yang mapan dan kaya raya. Para pemain yang berasal dari keluarga sederhana harus mampu membagi waktu antara sekolah, bekerja, dan berlatih sepak bola.
Pada kenyataannya banyak pemain mampu melewati masa-masa yang sulit sewaktu belia. Tempaan mental dan kemandirian itu dibayar tuntas seiring cita-cita yang perlahan mulai terwujud yakni sebagai pesepak bola profesional.
Bola.com mendapatkan sejumlah kisah dari pesepak bola yang bisa dijadikan pelajaran hidup. Lantas, siapa saja pesepak bola Indonesia yang memiliki kisah inspiratif sebelum menjadi pemain profesional?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Alexandro Felix Kamuru
Alexandro Felix Kamuru merupakan pemain Timnas Indonesia U-16. Felix memiliki perjuangan yang sangat panjang untuk mewujudkan cita-citanya sebagai pesepak bola profesional.
Felix sudah menjadi yatim saat masih dalam kandungan ibunya. Ayah Felix meninggal dunia pada 2005.
Menginjak usia sembilan tahun, Felix harus merantau ke Yogyakarta untuk mewujudkan cita-citanya sebagai pesepak bola. Felix kemudian harus kehilangan ibunya yang meninggal dunia pada 2018.
Meskipun diterpa berbagai cobaan, namun mental Felix tak goyah. Dirinya tetap fokus menempa diri untuk bisa menjadi pesepak bola profesional.
Felix kemudian mulai sering dipanggil ke Timnas Indonesia U-16. Saat ini, Felix sedang menjalani pemusatan latihan bersama pasukan Bima Sakti di Stadion Pakansari, Cibinong, sebagai persiapan tampil di Piala AFC.
Muhammad Rangga Aditya
Nama Mochamad Aditya Rangga Saputra mungkin masih terdengar asing di telinga pecinta sepak bola Indonesia. Mochamad Aditya Rangga Saputra merupakan pemain yang mendapatkan kesempatan membela Timnas Indonesia U-16.
Meskipun berlabel pemain timnas, tak membuat Mochamad Aditya Rangga Saputra malu untuk membantu orang tuanya berjualan. Ketika sedang tak mengikuti pemusatan latihan, Mochamad Aditya Rangga Saputra kerap berjualan kue pukis dan ikan laut di pasar.
Kegiatan itu dilakukan Rangga mulai subuh sampai pagi hari. Kemudian dirinya kembali membantu berjualan pada sore sampai petang.
Membantu orang tua berjualan sudah dilakukan Rangga sejak masih SD. Hal itulah yang membuatnya saat ini menjelma menjadi pribadi yang mandiri.
Mochamad Aditya Rangga Saputra sekarang bermain untuk Persebaya Surabaya. Rangga bersama 25 pemain lainnya sedang mengikuti pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia U-16 di Stadion Pakansari, Cibinong.
Aditya Harlan
Aditya Harlan dikenal sebagai kiper senior yang sudah membela Barito Putera sejak 2013. Namun, jauh sebelum menjadi pesepak bola profesional Aditya Harlan ternyata dikenal sebagai wartawan magang.
Profesi itu dijalani Aditya Harlan pada 2011. Ketika itu, Aditya Harlan sempat merasakan lima bulan menjadi wartawan di Tabloid Bola.
Bakat Aditya Harlan sebagai penjaga gawang kemudian terlihat ketika membela Tabloid Bola dalam turnamen antarmedia. Ketika itu, seorang pelatih kiper klub profesional melihat kemampuannya dalam menjaga gawang.
Aditya Harlan kemudian disarankan untuk mengikuti program seleksi dari klub tersebut. Akhirnya, Aditya Harlan berhasil direkrut dan membela klub Liga Primer Indonesia, Tangerang Wolves pada awal kariernya.
Andik Vermansah
Andik Vermansah merupakan satu dari sejumlah pemain terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Namun, tak banyak yang tahu Andik Vermansah sempat menjalani profesi sebagai penjual es untuk bertahan hidup.
Profesi itu dilakukan Andik Vermansah sewaktu masih menjalani pendidikan Sekolah Dasar (SD). Kondisi keuangan keluarga yang tidak berkecukupan membuat Andik harus bekerja.
Andik berjualan es di Stadion Tambaksari Surabaya. Uang hasil berjualan itulah yang dipakai Andik untuk membiayai Sekolah Sepak Bola (SSB).
Selain berjualan es, Andik juga sempat menjadi loper koran. Profesi itu dilakukannya untuk bisa mencari dana tambahan untuk membayar SSB.
Namun, perjuangan masa kecil yang pahit ternyata membuahkan hasil. Andik Vermansah sudah berhasil membela sejumlah klub elite Indonesia semisal Persebaya Surabaya, Madura United, dan saat ini Bhayangkara FC. Andik juga pernah bermain di Malaysia bersama Selangor FA dan Kedah FA.