Bola.com, Jakarta Persaingan di lini tengah Manchester United sangat ketat. Bahkan, pemain sekelas Paul Pogba mulai akrab dengan bangku cadangan.
Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, belakangan lebih suka memainkan Fred dan Scott McTominay. Pemain lain yang menjadi andalan di lini tengah tentu saja Bruno Fernandes.
Tapi, Fred tidak meraih posisi itu dengan mudah. Dia didatangkan MU dari Shakhtar Donestk pada musim panas 2018.
Saat itu Setan Merah bersaing dengan Manchester City dalam memburu tanda tangannya. MU menang dan mengeluarkan 52 juta pounds untuk memboyongnya ke Old Trafford.
Namun, harapan tinggi yang mengiringi kedatangan Fred berubah menjadi keraguan dalam waktu sekejap. Fred kesulitan menunjukkan kualitasnya, sehingga Manchester City mungkin bersyukur gagal merekrutnya.
Fred tidak menyerah. Perlahan tapi pasti, dia membuktikan kemampuan dan kualitasnya di lini tengah Manchester United. Bahkan, pada musim ini dia menjadi salah satu pemain terbaik di skuad Manchester United.
Fred bukan satu-satunya pemain yang flop pada musim pertama, kemudian bisa bersinar terang. Berikut ini ada beberapa pemain lain yang mengalami nasib serupa, seperti dilansir Give Me Sport, Sabtu (22/11/2020).
1. David de Gea (Manchester United)
De Gea jauh dari tampilan mengesankan pada musim pertamanya di Premier League bersama Manchester United. Meskipun beberapa kali menunjukkan penampilan brilian, dia terpaksa dirotasi dengan Anders Lindegaard saat itu.
Namun, setelah beradaptasi dengan sepak bola Inggris, tak ada lagi titik balik. Ia menjadi salah satu kiper terbaik di dunia dan memenangi penghargaan Sir Matt Busby Player of the Year untuk empat kali dalam lima tahun.
2. Son Heung-min (Tottenham Hotspur)
Ada rumor yang mencuat Son akan didepak setelah musim pertama yang mengecewakan di Tottenham pada 2015/2016. Saat itu, ia hanya mencetak delapan gol dalam 40 penampilan.
Tapi, kesabaran Spurs terbayar sempurna. Kini, Son menjelma menjadi salah satu pencetak gol tersubur di Premier League dan tak tergantikan di Tottenham.
3. Jamie Vardy (Leicester City)
Vardy sangat kesulitan ketika naik kelas dari Fleetwood Town ke Leicester City. Bahkan asisten pelatih Leicester, Craig Shakespeare, harus membujuknya supaya tetap tinggal.
Keputusan untuk membujuk Vardy ternyata sangat tepat. Sang pemain membantu Leicester memenangi gelar juara Premier League, meraih penghargaan Golden Boot, diminati Arsenal, juga membuatnya bisa bermain di Liga Champions dan Piala Dunia bersama Timnas Inggris.
4. Luka Modric (Real Madrid)
Sangat sulit dibayangkan Modric pernah dijuluki sebagai "pembelian terburuk di La Liga" pada musim debutnya. Bahkan, dia dianggap gagal total dibandingkan Alexandre Song yang saat itu direkrut Barcelona.
Namun, setelah Jose Mourinho meninggalkan Madrid, Modric baru benar-benar menunjukkan kelasnya. Dia membantu El Real memenangi empat trofi Liga Champions dalam lima tahun, dan sekali merebut penghargaan Ballon d'Or, sekaligus menyudahi dominasi Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di ajang itu.
5. Patrice Evra (Manchester United)
Evra pernah buka-bukaan tentang fakta Sir Alex Ferguson memberinya hairdryer treatment setelah debutnya yang kacau, yang berlanjut dengan penampilannya menurun sehingga tidak dipanggil Timnas Prancis untuk Piala Dunia 2006.
Setelah itu, Evra mampu bangkit dan dianggap sebagai salah satu bek terbaik di Liga Inggris, dengan memenangi lima titel Premier League dan gelar Liga Champions bersama Setan Merah.
6. Jordan Henderson (Liverpool)
Tahun pertama Henderson di Anfield sangat mengecewakan sehingga mantan direktur Liverpool Damien Comolli mengklaim dia dipecat karena merekrutnya. Klub menyebutnya telah 'buang-buang uang'.
Namun, Comolli terbukti benar karena bisa merekrut kapten Liverpool di masa depan. Henderson menjelma menjadi gelandang yang sangat tangguh, serta memimpin The Reds meraih gelar Liga Champions dan Liga Ingggris.
7. Robert Pires (Arsenal)
Meskipun sangat gemilang di Marseille, namun Piers benar-benar kesulitan saat tahun pertamanya gabung ke Arsenal dengan banderol 5,3 juta pounds.
Dia langsung moncer pada musim kedua, sehingga memenangi FWA Footballer sebagai pemain dengan assist terbanyak di Premier Laague. Dia juga membantu Arsenal memenangi dua gelar Premier League, dengan yang kedua diiringi catatan tak terkalahkan dalam 49 pertandingan beruntun .
8. Fred (Manchester United)
Inilah pemain yang menginspirasi daftar ini. Fred tampil jauh dari harapan pada musim pertamanya di Manchester United.
Namun, perlahan tapi pasti ia membuktikan dirinya sebagai salah satu pilar penting di skuad Ole Gunnar Solskjaer, termasuk pada musim ini. Dia hampir selalu bermain impresif bermain di sisi kanan pada pola diamond, terutama pada laga-laga besar.
Sumber: Give Me Sport