Bola.com, Jakarta - Liga Berkuda Equestrian Pertama di Indonesia, Equestarian Champions League (ECL) berhasil merampungkan musim pertama. Penyelenggaraan ini sukses terlaksana di tengah pandemi COVID-19 berkat penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Equestarian Champions League (ECL) merampungkan enam seri yang digelar sepanjang 2020. Seri pertama sampai kedua berlangsung dengan normal.
Namun, mulai seri ketiga sampai seri keenam terjadi perubahan besar akibat pandemi COVID-19 yang menyerang Indonesia. Panitia kemudian melakukan sejumlah penyesuaian agar Equestarian Champions League (ECL) bisa tetap berlangsung, yakni dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Penerapan protokol kesehatan ketat mengacu beberapa organisasi seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Federation Equestre Internationale (FEI), Asian Equestrian Federation (AEF) dan Pemda setempat. Contohnya adalah dengan membatasi orang yang diperbolehkan berada di arena dan menggelar pertandingan secara tertutup.
"Panitia membatasi jumlah peserta yang berada di lokasi. Mereka yang diizinkan berada di lokasi, antara lain atlet, pelatih, groom, ofisial, tenaga medis, dan pemilik kuda. Penonton yang tidak boleh hadir, dapat menyaksikan melalui KONI TV," kata Founder Equestarian Champions League, Triwatty Marciano, dalam konferensi pers virtual, Sabtu (28/11/2020).
"Equestarian Champions League (ECL) dibangun dengan konsep yang menggabungkan antara olahraga equestrian yang kompetitif, pengetahuan tak hanya luas namun dalam tentang berkuda dan juga sarana hiburan yang dapat dinikmati segala usia," ucap Triwatty.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Terus Berkomitmen
Kesuksesan Equestarian Champions League (ECL) 2020 menjadi acuan untuk musim depan. Triwatty Marciano menegaskan kesuksesan ini akan membuat pihaknya terus berkomitmen menggelar edisi musim depan demi memajukan cabang olahraga berkuda.
"Rangkaian ECL pertama 2020 diharapkan menjadi awal yang baik bagi pembinaan olahraga berkuda equestrian di Indonesia. Pertandingan merupakan kebutuhan atlet dari tingkat klub yang merupakan garda terdepan pembinaan olahraga," tegas Triwatty.
Namun, untuk tanggal penyelenggaraannya belum bisa dipastikan. Ke depannya akan diumumkan dalam waktu dekat.
Baca Juga
Sumardji Sebut Shin Tae-yong Baru Bisa Jadi Sasaran Tembak Jika Timnas Indonesia Melempem di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Manajer Timnas Indonesia Tanggapi Tagar Shin Tae-yong Out Gara-gara Piala AFF 2024: Salah Alamat dan Salah Sasaran!
Jelang Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Kecewa Cuma Dapat Jatah 300 Tiket dari Singapura