Samsul Arif, Terinspirasi Gol Salto Widodo dan Kesulitan Adaptasi di Persib

oleh Abdi Satria diperbarui 06 Des 2020, 09:15 WIB
Samsul Arif saat membela Timnas Indonesia. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Sebagai striker, Samsul Arif Munip juga memiliki kelebihan khas dibandingkan juru gedor papan atas di Liga Indonesia.

Pria kelahiran Bojonegoro, 14 Januari 1985 ini dikenal dengan tendangan salto menawan untuk menjebol gawang tim lawan. Sepanjang kariernya, ia tercatat lima kali melakukannya di kompetisi kasta tertinggi dan puluhan kali pada berbagai turnamen.

Advertisement

Dalam channel YouTube Omah Balbalan, Samsul terinspirasi dengan tendangan salto yang dilakukan Widodo C. Putro kala menjebl gawang timnas Kuwait di Piala Asia 1996. Kala itu, Samsul masih berusia belasan tahun. Ia kerap meniru aksi Widodo itu di lapangan desa, pinggir sungai bahkan di ranjang tempat tidurnya.

"Teman-teman kecil saya kadang meledek. Jangankan umpan diatas kepala, bola yang datang setinggi lutut pun pasti saya sambut dengan tendangan salto," kenang Samsul.

Jadi wajar kalau Samsul menjadikan sosok idola dan panutannya di sepak bola. Itulah mengapa, Samsul tak kuasa menolak tawaran dari Widodo yang mengajaknya bergabung di Persela jelang musim 2009-2010.

Padahal, ia sudah menjadi pemain pujaan suporter Persibo Bojonegoro dengan pencapaian gelar top skorer di Piala Indonesia 2008-2009.

Samsul mengaku beruntung mendapat penanganan langsung dari Widodo yang menjadi pelatih kepala di Persela. Terutama mengasah kemampuannya dalam melakukan tendangan salto.

"Coach Widodo banyak memberikan masukan. Terutama dalam pengambilan posisi sebelum melakukan tendangan salto. Insting saya pun lebih terasah dalam latihan mau pun pertandingan," terang Samsul.

Kerja sama Samsul dengan Widodo hanya sampai putaran pertama musim 2009-2010. Sang mentor digantikan oleh Djoko Susilo. Widodo akhirnya mendampingi Alfred Riedl bersama dengan Wolfgang Pikal dan Edi Harto di Timnas Indonesia pada Piala AFF 2010. Sementara Samsul kembali ke Persibo pada akhir musim.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bersinar Di Arema, Kesulitan Adaptasi di Persib

Samsul Arif saat masih berlatih bersama Arema pada musim 2015. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Semusim di Persibo, Samsul kembali ke Persela jelang Liga Indonesia 2012-2013. Pada musim inilah, pamor Samsul bersinar bersama Persela. Manajemen Arema pun mengajukan tawaran kontrak yang langsung disetujuinya. Bersama klub kebanggaan Aremania itu, popularitas Samsul kian bersinar.

"Kultur sepak bola dan peta kekekuatan klub Jawa Timur saat itu terbilang merata. Saya pun tak mengalami banyak kendala dalam beradapatasi dengan karakter tim Arema," tutur Samsul.

Di Arema, Samsul mengaku mendapatkan segala impiannya sejak kecil. Selain kontrak yang lumayan, ia bisa beraksi di hadapan puluhan ribu suporter Arema.

Dua musim bersama Arema, Samsul hijrah ke Persib yang tampil di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Di klub kebanggaan Bandung ini, Samsul mengalami periode sulit.

Penampilannya menurun sejalan dengan kesulitan dirinya berdaptasi dengan kultur sepak bola Bandung. Pergantian pelatih dari Dejan Antonic ke Djajang Nurjaman juga berdampak pada penampilannya.

"Saya akui gagal beradaptasi di Persib. Motivasi pun tidak setinggi di Arema karena ajang TSC 2016 tak ada degradasi," terang Samsul yang hanya mencetak dua gol bersama Persib.

Beruntung Persela kembali menampungnya jelang Liga 1 2017. Di Persela, ketajaman Samsul kembali dengan mengemas 16 gol. Berkat aksinya itu, manajemen Barito merekrutnya. Ia pun dua musim berkostum klub asal Banjarmasin itu. Selepas dari Barito, Samsul kini membela Persita Tangerang di Liga 1 2020.

Berita Terkait