Bola.com, Bangkalan - Manajemen Madura United menegaskan pihaknya tidak berpolitik menanggapi isu mengenai kemiripan logo dengan salah satu organisasi masyarakat (ormas). Hal ini menjadi ramai karena momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Pemilihan Walikota Surabaya masih menjadi perbincangan dengan dinamika politik yang ada. Kali ini, Pilkada yang diadakan pada 9 Desember 2020 itu melibatkan Madura United secara tidak langsung.
Pasalnya, ada salah satu organisasi massa (ormas) yang memiliki logo mirip dengan logo yang selama ini identik dengan Madura United. Ormas itu bernama Banteng Ketaton Surabaya yang beberapa waktu lalu mengumumkan dukungan kepada salah satu pasangan calon walikota Surabaya.
Gambar kepala banteng atau sapi berwarna membuat logo keduanya mirip. Perbedaan terletak pada anting pada moncong. Selain itu, ekspresi menyeringai gambar kepala binatang itu juga berbeda.
Direktur Madura United, Haruna Soemitro, menegaskan Banteng Ketaton Surabaya tidak memiliki afiliasi dengan klubnya. Dia menyoroti kemiripan logo yang secara hukum telah menjadi milik klub berjulukan Laskar Sape Kerap tersebut.
“Tidak ada. Kami tidak berpolitik. Kalau itu menjadi hak intelektual, tentu Madura United sudah punya hak patennya. Kami sudah punya hak paten logo Madura United,” ungkap Haruna kepada Bola.com.
Kemiripan logo itu sangat mudah dilihat karena logo Madura United sama-sama berkepala sapi berwarna merah. Logo itu memiliki anting di bagian moncong, sedangkan milik Banteng Ketaton Surabaya tidak.
“Kalau sekedar sebagai kelompok saja, kami tidak ada masalah. Yang jelas, kami tegaskan tidak ada kaitan dengan mereka. Madura United tidak terlibat dalam urusan itu, terlalu jauh. Apalagi, ini Pilkada Surabaya, sedangkan kami klub yang berbasis di daerah lain,” imbuh Haruna.
Video
Tak Ada Kaitan dengan Pilkada
Suporter Madura United, K-Conk Mania, sebelumnya juga dibuat gusar dengan kampanye Pilkada 2020. Persoalannya sama, ada salah satu organisasi massa (ormas) yang memiliki logo mirip dengan logo yang selama ini identik dengan K-Conk Mania.
“Saya kaget ketika dikirimi sejumlah foto-foto ini oleh teman-teman K-Conk. Saat saya telusuri di google, ternyata benar, ada kemiripan,” kata Taufik Syahrawi, Koordinator Humas K-Conk kepada Bola.com.
“Komunitas suporter K-Conk Mania tidak terkait sama sekali dengan Banteng Ketaton Surabaya tersebut. K-Conk Mania hanyalah komunitas suporter sepakbola, bukan dan tidak menjadi bagian dari mesin politik siapa pun,"
“Apalagi, kami ini berbasis di Bangkalan, Madura. Kami tidak punya hubungan dengan Pilkada yang diselenggarakan di Surabaya. K-Conk Mania bahkan tidak ikut campur dalam Pilkada yang digelar di Madura,” tutur pria asli Pamekasan itu.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
10 Wonderkid Pilihan Lionel Messi dan Nasibnya Sekarang: Ada Timo Werner dan Pinjaman Abadi
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi