Kapok Kena Prank, Persebaya Tak Bakal Susun Agenda Sampai Ada Kepastian Shopee Liga 1

oleh Aditya Wany diperbarui 11 Des 2020, 06:15 WIB
Logo Persebaya Surabaya. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Ketidakpastian lanjutan Shopee Liga 1 2020 mulai membuat klub kontestan gerah, termasuk Persebaya Surabaya. Sejauh ini, PSSI dan PT LIB (operator kompetisi) hanya mewacanakan kompetisi bakal dilanjutkan pada Februari 2021.

Persebaya Surabaya termasuk klub yang cukup terdampak pada sikap yang dibuat oleh PSSI. Sampai sekarang, federasi sepak bola Indonesia itu belum mendapatkan izin dari kepolisian untuk menggelar kompetisi kasta teratas.

Advertisement

Padahal, jika sesuai rencana, Shopee Liga 1 2020 bakal dihelat tak sampai dua bulan lagi. Klub berjulukan Bajul Ijo itu memilih untuk tidak menggelar agenda tim agar tidak mengalami kerugian lagi jika kompetisi kembali ditunda.

“Kalau belum ada itu (izin dari kepolisian), kami tidak akan berbuat apa-apa. Kami sudah kapok kena prank terus. Biaya yang kami keluarkan itu tidak murah untuk melakukan persiapan kompetisi,” kata Ram Surahman, sekretaris Persebaya Surabaya, kepada Bola.com, Kamis (10/12/2020).

Klub-klub kontestan sudah cukup dirugikan dengan kejadian yang pernah menimpa mereka terkait lanjutan kompetisi. Sebelumnya, PSSI dan PT LIB sempat mengumumkan bahwa Liga 1 2020 digelar pada 1 Oktober 2020.

Semua kontestan menyiapkan diri selama September. Namun, kompetisi akhirnya ditunda hanya dua hari sebelum kick-off dengan alasan belum mendapatkan izin dari Polri. PSSI lantas menyebutkan bahwa kompetisi ditunda sebulan, namun lagi-lagi tidak ada kepastian.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tak Mau Tambah Rugi

Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, berdiskusi dengan Mustaqim saat latihan di Lapangan Yogyakarta Independent School, Yogyakarta, Rabu (23/1). Latihan ini merupakan persiapan jelang Liga 1 2020. (Bola.com/Aditya Wany)

Persebaya memilih untuk tidak menggelar latihan secara kolektif maupun agenda lainnya. Langkah ini sangat penting karena kerugian materi yang menimpa klub cukup besar. Apalagi, subsidi juga dipotong.

“Persebaya tidak akan melakukan aktivitas apapun. Kalau PSSI hanya punya rencana apapun, ya silakan saja. Kami baru akan bergerak kalau sudah mengantongi izin dari kepolisian. Setelah itu kami baru bisa menyusun langkah,” imbuh Ram.

Selain kerugian finansial, Persebaya juga harus kehilangan pemain asing. Striker asal Brasil, David da Silva, memutuskan hengkang di tengah status kompetisi yang menggantung. Beberapa klub lain juga mengalami hal serupa terpaksa melepas pemain yang kontraknya berakhir pada Desember ini.