Stefano Pioli Bicara Tentang Julukan The Normal One: Saya Makin Woles di AC Milan

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 13 Des 2020, 05:45 WIB
Manajer AC Milan Stefano Pioli memberikan instruksi kepada para pemainnya saat pertandingan leg pertama Grup H Liga Europa lawan Celtic di stadion Celtic Park di Glasgow, Skotlandia, Kamis, 22 Oktober 2020. AC Milan memenangkan pertandingan 3- 1. (Jane Ba

Bola.com, Jakarta - Pelatih AC Milan, Stefano Pioli bicara mengenai julukan the Normal One. 

“Sungguh menyenangkan, jika yang Anda maksud 'normal' adalah seseorang yang ingin berkembang sepanjang waktu. Saya beruntung karena bekerja di sepak bola, pertama sebagai pemain dan kemudian pelatih, yang selalu saya impikan," kata Pioli kepada La Gazzetta dello Sport.

Advertisement

“Namun, bukan berarti saya tidak memiliki karakter atau tekad. Saya juga sering marah, meski jarang di AC Milan saat ini. Saya adalah orang yang berbeda di belakang kemudi," katanya.

“Saya suka berterus terang dan jujur, tapi terkadang sebagai pelatih Anda harus memberikan ketegasan demi kebaikan tim," katanya.

Menurut Pioli, AC Milan yang dihuni pemain senior dan junior membutuhkan pendekatan khusus. Namun, ada satu hal yang tidak bisa ia toleransi.

"Hal yang benar-benar membuatku marah adalah ketika seseorang tidak bekerja cukup keras untuk mencapai potensi maksimal," katanya.

Pioli juga disebut 'normal' karena dia belum pernah memenangkan satu gelar pun dalam kariernya dan cenderung tidak lama di klub. Namun, di AC Milan dia yakin trofi itu segera mengisi lemarinya.

“Saya tahu lemari piala saya kosong, tetapi saya tetap yakin dengan kemampuan saya," katanya.

 

Video

2 dari 3 halaman

Penyesalan di Lazio

Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, memberikan arahan kepada pemainnya saat menghadapi Rio Ave pada laga play-off Liga Europa 2020/2021 di Estadio Dos Arcos, Jumat (2/10/2020) dini hari WIB. AC Milan menang dengan skor 9-8 atas Rio Ave lewat adu penalti. (AP Photo/Luis Vieira)

Pioli memberi tahu ibunya bahwa dia akan segera memenangkan trofi. Menurut pelatih berusia 55 tahun itu, seorang pelatih membutuhkan skuad yang tepat untuk mencapai gelar.

"Dan sampai hari ini, saya tidak memiliki itu. Saya nyaris di Lazio, mencapai final Coppa Italia dan Supercoppa, tapi sayangnya melawan Juventus," katanya.

“Dari pengalaman saya sebelumnya di Lazio, Inter dan Fiorentina, satu-satunya yang saya sesali adalah Lazio, karena kami memainkan sepak bola yang fantastis pada tahun pertama," katanya.

3 dari 3 halaman

Tantangan Berbeda

AC Milan - Diogo Dalot, Stefano Pioli, Serge Aurier (Bola.com/Adreanus Titus)

Pioli menghadapi tantangan baru di AC Milan. Sejauh ini, polesannya berhasil. Rossoneri sempurna. Mereka tak terkalahkan dalam 10 laga Serie A.

Bagi Pioli yang penting adalah caranya menangani skuad yang melibatkan pemain gaek dan muda.

"Dengan pengalaman yang saya miliki sekarang, saya akan menghadapi situasi tertentu secara berbeda. Saya tidak melakukan intervensi dengan cara yang benar untuk menyelesaikannya," katanya.

“Secara umum, saya mengatakan beberapa pelatih yang lebih muda sudah lengkap, tapi saya membutuhkan lebih banyak waktu. Sekarang, saya menganggap diri saya cocok untuk tim mana pun, tetapi di Milan saya merasa bahwa saya berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat."

 

Sumber: La Gazzetta dello Sport via Football Italia

Berita Terkait