Bola.com, Batu - Seorang pelatih sepak bola biasanya mengarahkan anaknya untuk terjun menjadi pesepak bola profesional. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi pelatih Persipura, Jacksen Tiago.
Jacksen Tiago lebih setuju jika putranya yang kini berusia 14 tahun, Hugo Samir memilih cabang olahraga lain. Padahal secara bakat dan skill, Hugo mumpuni untuk jadi pesepak bola profesional.
"Saat ini Hugo main sepak bola dan basket. Sebagai orang tua, saya cenderung mengarahkannya sebagai pemain basket. Karena di lingkungan itu (basket) saya lihat ada SDM dan masa depan yang lebih baik,” kata Jacksen.
Sebenarnya, dia mengetahui jika Hugo punya skill sepak bola yang bagus. Namun Jacksen merasa modal itu tidak cukup jadi pesepak bola profesional. "Saya selalu tekankan kalau sepak bola itu permainan tim. Bukan individu,” sambungnya.
Di basket, Jacksen melihat Hugo juga punya potensi. Selain itu, Hugo bisa berkarier tanpa ada kaitan dengan nama besar Jacksen. "Di basket, Hugo bisa main tidak ada kaitan dengan nama saya. Mungkin nama saya bisa ada baik, tapi ada jeleknya,” sambungnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Ikuti Football Camp
Sisi positif sebagai anak mantan pemain dan pelatih papan atas tentu bisa mengorbit dengan cepat. Tapi sisi negatifnya, ekspektasi terhadap Hugo Samir sebagai anak dari seoramg Jacksen Tiago tentu tinggi. Dia akan dibandingkan dengan permainan sang ayah. Kebetulan Hugo juga bermain sebagai striker.
Hugo sendiri sempat mengikuti football camp yang dibuat Jacksen di Kusuma Agro Wisata, Kota Batu pada 6-12 Desember lalu. Namun Jacksen tidak mengistimewakan putranya dibanding peserta lain.
Justru peserta lain lebih banyak dapat masukan dan motivasi dari mantan pemain Persebaya Surabaya ini. Namun, Hugo sendiri punya niat lebih besar untuk jadi pesepak bola ketimbang pemain basket.