Bola.com, Jakarta - Ferry Indrasjarief merupakan satu di antara sosok yang dihormati kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sebagai orang yang dituakan oleh Jakmania, Ferry mengimpikan suporter di Indonesia bisa berdamai, terutama pendukung Persija dan Persib Bandung.
The Jakmania dan kelompok suporter Persib, Viking, sempat memiliki hubungan yang harmonis. Apalagi, Jakmania dan Viking terbentuk pada tahun yang hampir berdekatan. Jakmania didirikan pada 1997, sedangkan Viking lahir empat tahun sebelumnya.
Kedua kelompok suporter itu pun saling memberikan dukungan dan menghormati saat melakukan lawatan. The Jakmania ketika mendukung Persija Jakarta ke Bandung mendapat sambutan hangat dari Viking. Begitu pun sebaliknya, ketika Viking mengawal Persib menjalani pertandingan di Jakarta.
Persahabatan antara The Jakmania dan Viking pun terus terjalin hingga awal 2000. Sayangnya, hubungan baik itu mulai retak akibat ulah sejumlah oknum suporter yang tak bertanggung jawab.
Alhasil, duel antara Persija Jakarta versus Persib Bandung selalu berlangsung panas, tak hanya di dalam lapangan, namun juga sampai keluar stadion. Tawuran antarsuporter kerap terjadi ketika Persija dan Persib saling berhadapan.
Sayangnya, konflik antara The Jakmania dan Viking kerap menimbulkan korban. Tak sedikit anggota dari kedua kelompok suporter yang mengalami luka-luka akibat perselisihan tersebut.
Bahkan, menurut catatan Save Our Soccer, sejak 2012 sudah ada tujuh suporter yang meregang nyawa akibat konflik yang terjadi antara Jakmania dengan Viking. Haringga Sirilia adalah korban tewas ketujuh dalam aksi kekerasan yang mewarnai pertandingan sepak bola antara Persib melawan Persija.
Haringga meregang nyawa di lapangan parkir Stadion Bandung Lautan Api, ketika hendak menonton pertandingan Persija Jakarta versus Persib pada 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gencar Suarakan Perdamaian
Ferry Indrasjarief yang pernah tiga periode menjabat sebagai ketua The Jakmania gencar menyuarakan perdamaian antardua kelompok suporter tersebut sejak 2017. Berbagai cara dilakukan pria yang akrab disapa Bung Ferry itu, satu di antaranya adalah bertemu pentolan Viking, Heru Joko, di Bandung.
Selain itu, dia juga memiliki tujuh tahapan agar aroma permusuhan antara The Jakmania dan Viking bisa hilang, satu di antaranya adalah menghilangkan nyanyian serta ucapan bernada rasisme.
"Permusuhan ini butuh waktu untuk menjadi musuh kental, jadi kalau mau berdamai juga butuh waktu enggak bisa instan. Gua hormat kepada anak The Jak yang masih enggak mau menerima damai, gue hormat sama anak The Jak yang mau damai. Kedua-duanya kan bagian dari perjalanan yang sudah pernah terjadi," ujar Ferry.
"Ada yang bilang 'kan bung juga yang dulu memimpin permusuhan'. Jadi gua hormati dia, jadi dia punya sikap, dia punya kenangan buruk. Makanya gue bilang kita enggak bisa damai itu langsung ikrar tanda tangan perdamaian, kayak anak kecil aja," lanjutnya.
"Ibratanya permusuhan ini seperti koreng, kalau korengnya masih bernanah, kita tunggu dulu koreng itu sampai kering. Kering itu bagaimana caranya, jangan bikin luka lagi. Bagaimana jangan bikin luka lagi, hilangkan nyanyian rasis, hilangkan kaos dan spanduk-spanduk rasis," tuturnya.
Ferry Indrasjarief mengaku akan terus menyuarakan perdamaian antara The Jakmania dengan Viking. Meski berlangsung perlahan dan mendapat pertentangan, Ferry yakin konflik kedua kelompok suporter tersebut bisa berakhir.
"Perdamaian ini butuh waktu, dan gua bukan orang super sakti yang bisa mengubah semuanya menjadi damai, tidak bisa. Itu butuh waktu, seperi bola salju permusuhan bergulir, dan bola salju perdamaian juga harus bergulir. Semua ini harus pelan-pelan," tutur Bung Ferry.
Sumber: YouTube SPORTSMAGZ TV
Baca Juga
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan