Bola.com, London - Rentetan hasil buruk yang diraih Arsenal, utamanya di Liga Inggris, telah membuat kursi kepelatihan yang ditempati Mikel Arteta rawan dipecat. Terbaru, akhir pekan lalu, The Gunners dikalahan Burnley, 0-1.
Alhasil kini Arsenal hanya berada di posisi 15 klasemen sementara Liga Inggris atau semakin mendekati zona degradasi. Nahasnya setelah 12 laga Liga Inggris 2020/2021, anak asuh Mikel Arteta baru mengumpulkan 10 gol.
Seruan agar manajemen Arsenal memecat Mikel Arteta terus berdatangan. Di antaranya dari Darren Bent, eks striker Charlton Athletic, Tottenham Hotspur, dan Aston Villa.
Darren Bent bahkan punya kandidat paling pas jika memang manajemen Arsenal memecat Mikel Arteta. Adalah arsitek Leicester City, Brendan Rodgers.
"Saya suka Brendan Rodgers. Saya pikir memiliki pelatih sepertinya selalu meningkatkan skuad. Lihatlah tim Leicester sekarang, mereka memainkan sepak bola yang fantastis," kata Darren Bent.
"Saya pikir dia akan menjadi tambahan yang sangat bagus, apakah dia akan meninggalkan Leicester sekarang, saya rasa tidak, tapi dia orang yang saya ingin miliki di Arsenal," lanjutnya.
Darren Bent sendiri berpendapat para pemain Arsenal saat ini mulai tidak percaya dengan Mikel Arteta. Hal inilah jadi salah satu alasan performa buruk The Gunners di Liga Inggris.
"Saya suka Arteta sebagai manajer tetapi jika para pemain tidak lagi mendengarkan idenya dan tidak percaya pada apa yang dia katakan, apa yang Anda lakukan?," kata Darren Bent.
"Anda tidak bisa menyingkirkan para pemain, jadi ada sesuatu yang harus diubah (ganti pelatih)," lanjut pemain yang pernah memperkuat Timnas Inggris tersebut.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Kepercayaan Manajemen Arsenal
Hanya saja saat ini untuk sementara Mikel Arteta bisa sedikit bernafas lega. Karena Direktur Teknik Arsenal, Edu telah memastikan bahwa pihak klub masih percaya dengan kemampuan juru taktik asal Spanyol itu.
Apalagi menurut Edu tidak pantas berbicara pemecatan Mikel Arteta lantaran sang pelatih tidak bisa maksimal mengetahui potensi timnya akibat pandemi virus corona.
"Jika kita tidak membicarakan kesabaran dengan Mikel, itu akan sangat tidak adil baginya. Karena tahun yang kita hadapi (pandemi virus corona)," kata Edu.
"Tantangan pramusim, tiga bulan tanpa pertandingan sepak bola, banyak hal berubah di klub. Dia memulai, dan berhenti, dan ketika dia mulai memahami semua skuad, dia berhenti lagi."
"Dia tidak mendapatkan momentum untuk mengenal semua pemain dengan benar. Akan sangat tidak adil bagi Mikel karena tahun ini sangat menantang bagi semua orang. Terlebih buatnya yang baru saja tiba di klub," lanjut Edu.
Sumber: Metro/Goal