Bola.com, Surabaya - Kontrak kerjasama para pemain dan pelatih Persebaya Surabaya bakal rampung pada akhir Desember ini. Manajemen Persebaya biasanya sudah mulai melakukan negosiasi perpanjangan kontrak untuk musim baru.
Tapi, hal itu tidak terjadi lagi saat ini. Manajemen klub berjulukan Bajul Ijo belum menawarkan kontrak baru. Artinya, mereka bakal tidak lagi berstatus sebagai pemain atau pelatih Persebaya Surabaya dalam dua pekan ke depan.
“Belum ada pembicaraan dari manajemen Persebaya, meski kontrak berakhir Desember. Kami masih menunggu mereka. Mungkin menunggu PSSI memulai kompetisi atau tidak,” kata Rendi Irwan Saputra, gelandang Persebaya.
Apa yang menimpa Rendi itu sangat mungkin juga dialami oleh para pemain Persebaya lainnya. Manajemen Persebaya belum bergerak untuk mengamankan jasa pemain yang sudah mereka rekrut musim ini.
Situasi yang terjadi di Persebaya ini tentu memiliki alasan, yakni ketidakjelasan nasib lanjutan Shopee Liga 1. PSSI tidak kunjung memberi pengumuman jadwal hingga sekarang, meski merencanakan kompetisi berlanjut pada Februari 2021.
Jangankan bernegosiasi, manajemen Bajul Ijo tidak berdaya menahan keinginan sejumlah pemain yang hengkang. Sebelumnya, striker David da Silva (Brasil) dan gelandang Makan Konate (Mali) memilih angkat kaki lantaran ketidakpastian kompetisi ini.
“Harusnya, sebelum masuk Desember, paling lambat November kemarin, kami sudah melakukan negosiasi dengan pemain. Itu tidak bisa kami lakukan. Ada momen yang terlewati. Gara-gara apa? Ya gara-gara tidak ada kepastian kompetisi,” ucap Ram Surahman, sekretaris Persebaya Surabaya, kepada Bola.com.
Video
Klub Tak Mau Gegabah
Persebaya Surabaya tidak ingin gegabah dengan mengajukan tawaran kontrak baru atau merekrut pemain anyar. Mereka ingin PSSI telah memastikan surat izin dari kepolisian yang selama ini menjadi kendala untuk menggelar kompetisi di tengah pandemi COVID-19.
Pihak klub sudah dirugikan dengan sikap PSSI ini. Secara finansial, mereka juga sedang kesulitan karena tidak mendapat pemasukan. Sementara itu di sisi lain, kehilangan pemain inti juga membuat mereka harus mencari pengganti.
“Kalau belum ada itu (izin dari kepolisian), kami tidak akan berbuat apa-apa. Kami sudah kapok kena prank terus. Biaya yang kami keluarkan itu tidak murah untuk melakukan persiapan kompetisi,” ujar Ram.