Bola.com, Surabaya - Setiap pesepak bola memiliki jalan yang berbeda dalam menggapai impian menembus pentas profesional. Hal tersebut juga terjadi kepada penjaga gawang muda Persebaya Surabaya, Andhika Ramadhani, yang menempuh jalan berliku.
Pemain yang karib disapa Dhika itu harus berjuang keras untuk menembus skuat Persebaya Surabaya. Dhika berasal dari keluarga kurang mampu. Ia hanya tinggal berdua bersama ibunya lantaran sang ayah telah wafat sejak dirinya masih kecil.
Hidup bersama sang ibu membuatnya harus pintar membagi waktu antara sepak bola dan keluarga. Setiap hari pemain yang karib disapa Dhika itu turut membantu menjaga warung kopi milik ibunya. Rutinitas tersebut dijalani beriringan dengan latihan sepak bola.
"Saya sudah membantu ibu di warung sejak kecil. Ketika saya SD hanya membantu sedikit, tapi ketika sudah SMP sudah berani menjaga warung sendiri," ujar Dhika seperti dilansir situs resmi Persebaya, Kamis (17/12/2020).
"Alhamdulillah rutinitas ini tidak pernah mengganggu impian saya. Bahkan membuat saya lebih bersemangat dan disiplin. Jadi mengetahui waktu, kapan harus membantu orang tua, kapan harus serius mengejar karier," lanjutnya.
Mantan penjaga gawang Persebaya U-20 itu sibuk dengan kegiatan menjaga warung kopi di tengah pandemi COVID-19 dan vakumnya Shopee Liga 1 2020. Ia juga terkadang membantu kakaknya.
"Saya tidak dibayar dan tidak minta bayaran untuk menjaga warung, murni karena ingin membantu orang tua. Saya cuma meminta ridho ibu saja, insyaAllah yang lain lancar. Kalau urusan beli sepatu atau perlengkapan saya, biasanya ikut-ikut bekerja. Bisa bantu kakak atau ikut kerja di ruko sekitar warung," ungkap kiper muda Persebaya Surabaya itu.
Video
Ingin Membuat Ibu Bangga
Dhika merupakan bagian penting dalam skuat Persebaya U-20 arahan Uston Nawawi yang menjuarai Elite Pro Academy U-20 pada musim lalu. Ia berkesempatan menembus tim senior Bajul Ijo pada musim ini.
Situasi di Persebaya Surabaya agak menguntungkan Dhika lantaran kiper muda Ernando Ari Sutaryadi mengalami cedera. Kehadirannya menambah stok penjaga gawang Persebaya yang hanya menyisakan Angga Saputro dan Rivky Mokodompit.
Dhika masih membantu ibunya mencari nafkah dengan menjaga warung kopi meski sudah berstatus sebagai pemain tim senior Persebaya. Dia memutuskan tidak tinggal di mes karena ingin menemani ibunya di rumah, kawasan Tanjung Perak, Surabaya Utara.
"Selain menjaga warung, pastinya ibu ingin saya berhasil. Kalau bisa bermain bagus di tim senior Persebaya, insyaAllah bisa membuat ibu bangga. Semoga saja kompetisi segera bergulir," tutur pemain jebolan El Faza, klub internal Persebaya.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan