Bola.com, Kediri - Prestasi spektakuler yang diraih Persik Kediri pada era 2002 hingga 2009 tak lepas dari ambisi sang manajer kala itu, Iwan Budianto, yang ingin membangun tim tangguh yang mampu bersaing dengan kontestan lain di kompetisi Liga Indonesia. Bahkan tim berjulukan Macan Putih itu sampai melakukan transfer pemain asing yang tidak main-main.
Persik Kediri pernah dua kali menjadi juara di era Iwan Budianto menjadi manajer tim. Tepatnya pada Liga Indonesia 2003 dan 2006. Saat itu, Macan Putih menjadi tim yang tidak bisa dipandang sebelah mata dengan materi pemain dan transfer luar biasa yang mereka lakukan.
Ketika Iwan Budianto, yang saat ini menjadi Wakil Ketua Umum PSSI, memimpin tim tersebut sebagai manajer, ada dua catatan transfer pemain yang cukup menghebohkan.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa menghebohkan dalam hal ini bukanlah mengenai kebintangan sang pemain, melainkan proses transfer yang penuh dengan intrik.
Siapa saja pemain yang proses transfernya ke Persik Kediri terbilang menghebohkan? Berikut ulasannya.
Video
Cristian Gonzales
Pemain asal Uruguay ini diboyong Persik Kediri dari PSM Makassar pada musim 2005. Ketajaman pemain berjulukan El Loco bersama Juku Eja selama dua musim dengan torehan 56 gol membuat Iwan Budianto kepincut berat.
Anehnya, kedatangan Cristian Gonzales ke Kediri malah dilakukan secara diam-diam. Padahal saat itu dia termasuk pemain bintang yang seharusnya proses transfernya bisa menjadi konsumsi publik.
Sikap sembunyi-sembunyi ini pilih, karena saat itu status Gonzales sedang terhukum atas kasus pemukulan terhadap seorang pengurus Persita Tangerang di Stadion Benteng Tangerang kala masih berbaju PSM.
Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan skorsing selama setahun atas pelanggaran yang dilakukan pada putaran kedua musim 2004 itu. Namun, Gonzales hanya menjalani hukuman selama enam bulan, karena remisi yang diberikan Ketum PSSI Nurdin Halid.
Akhirnya Persik pun bisa mengontrak dan memainkan pemain yang dinaturalisasi sebagai WNI pada 3 November 2010 dan menjadi mualaf dengan nama Mustafa Habibi ini hingga musim 2008.
Ekene Ikenwa
Kehebohan juga sempat terjadi saat proses perekrutan Ekene Ikenwa pada 2004. Liku-liku Ekene Ikenwa penuh dengan intrik yang selama ini tak pernah diketahui publik.
Alasan Iwan Budianto mengejar pemain asal Nigeria itu karena Persik Kediri sebagai juara Indonesia 2003 akan tampil di Piala AFC dan butuh striker tangguh untuk bersaing dengan klub-klub Asia lainnya.
Skenario Iwan Budianto, pemain berpostur 183 cm itu bakal ditandemkan dengan kompatriotnya, Bamidele Bob Manuel, yang lebih dulu berbaju Persik.
Persik terpaksa harus bergerilya dan 'membajak' Ekene Ikenwa yang saat itu sedang trial dan tampil bagus bersama Deltras pada ajang Piala Gubernur Jatim 2004. Kesengsem dengan aksi Ekene, Iwan Budianto, pun mengutus orang kepercayaannya untuk 'menjemput' Ekene Ikenwa dari hotel tempatnya menginap di Surabaya.
Namun, gelagat itu diketahui Vigit Waluyo yang saat itu menjadi manajer tim Deltras. Konon, sempat terjadi ketegangan antara orang suruhan Iwan Budianto itu dengan Vigit Waluyo. Vigit merasa telah ditelikung Iwan Budianto. Tapi, ketegangan itu bisa diselesaikan dengan baik, setelah ada pembicaraan dan pertemuan antara Iwan Budianto dengan Vigit Waluyo.
Dari sisi profesional, sebenarnya trik Iwan ini tidak salah seratus persen karena status Ekene Ikenwa saat itu masih trial atau belum resmi dikontrak Deltras. Namun, Vigit Waluyo berada di pihak yang benar karena Deltras juga berhasrat mengontrak Ekene lewat jalur trial lebih dulu.
Sayang usaha keras Iwan Budianto ini tak sebanding dengan kinerja yang ditunjukkan Ekene Ikenwa di kompetisi domestik maupun Piala AFC. Dari 17 kali berlaga, Ekene hanya mencetak 8 gol. Dia malah lebih sering absen atau duduk di bangku cadangan karena cedera lutut.