Bola.com, Jakarta - Kehidupan mantan pemain sayap Persik Kediri, Wawan Widiantoro berbalik 180 derajat sejak gantung sepatu pada 2016. Dia tak mengikuti jejak sesama mantan pemain yang mayoritas tetap berkecimpung di sepakn bola kala pensiun.
Satu di antara legenda Persik yang ikut memberi gelar juara pada pentas Divisi Utama Liga Bank Mandiri 2003 ini memilih bisnis yang berkaitan dengan properti. Suatu usaha yang benar-benar baru dan asing baginya.
"Usai main di PSS 2016, saya belajar usaha properti. Sebenarnya saat itu saya masih mampu main bola. Tapi aturan PSSI dengan batasan usia maksimal 35 tahun untuk klub Liga 2 memaksa saya harus pensiun," kata Wawan.
Sosok yang spesialis sebagai sayap kiri ini mengungkapkan awal mengenal properti dari temannya.
"Ada teman yang sudah terjun lebih dulu di bisnis ini. Awalnya saya ikut dia sambil belajar seluk beluk usaha ini. Setelah itu, saya coba usaha sendiri," ujarnya.
Bisnis properti yang dilakukan pria yang akrab dipanggil Permen oleh sesama pesepakbola ini mulai jadi makelar tanah hingga memborong pengerjaan rumah tinggal.
"Pekerjaan di properti itu banyak. Mulai jual beli tanah, rumah, hingga renovasi. Tapi saya lebih sering jadi makelar tanah baik untuk hunian pribadi atau perumahan," tuturnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Suka dan Duka
Wawan pun menceritakan suka duka jadi makelar tanah.
"Makelar tanah itu seperti biro jodoh. Saya Carikan tanah untuk pengembang. Kalau jodoh ya deal, jika tidak cocok bisa batal. Jadi gampang-gampang susah. Kadang juga menjualkan tanah orang," ucapnya.
Yang harus dilakukan seorang makelar tanah, lanjut Wawan, adalah kejujuran.
"Makelar tanah tak butuh modal finansial. Modal utama kejujuran. Bagaimana status tanah itu, luasnya, dll. Modal lainnya saya harus pandai bicara untuk meyakinkan calon pembeli," jelasnya.