Hampir Setahun Pandemi COVID-19, Begini Keluh Kesah Djadjang Nurdjaman

oleh Erwin Snaz diperbarui 20 Des 2020, 10:45 WIB
Pelatih Barito Putra, Djadjang Nurdjaman, saat melawan Persija Jakarta pada laga Liga 1 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Senin (23/9/2019). Persija menang 1-0 atas Barito Putra. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Bandung - Pelatih Barito Putera, Djadjang Nurdjaman menyebut pandemi COVID-19 sangat menyakitkan bagi pegiat olah raga. Tidak hanya sektor olahraga saja, sektor lainnya pun terdampak.

"Pada masa pandemi ini memang sangat kurang mngenakan bagi pelakusepak bola. Pemain, pelatih, tukang dagang, penjual kaos sangat berdampak untuk sisi kehidupan," jelas Djanur dalam channel youtube Republik Bobotoh TV.

Advertisement

Para pegiat sepak bola hanya mendapat gaji sebesar 25 persen sesuai dengan keputusan PSSI.

"Dari sisi penghasilan selama diliburkan gaji hanya 25 persen, mending kalau gajinya gede-gede, kalau yang kecil, kasian juga," jelas eks pelatih Persib Bandung ini.

"Di Bandung pun saya tidak bisa kemana-mana karena lagi zona merah, jadi serba takut. Mudah-mudahan saja pandemi ini segera berlalu," harap Djanur.

Terlebih lanjut Djanur, kegiatannya sebagai pelaku sepak bola sudah sangat lama tertunda, tepatnya sejak Maret 2020.

"Sebenarnya pertengahan Agustus kami sudah latihan dan TC di Jogyakarta sampai tanggal 28 September, tapi tahu-tahu Liga 1 batal lagi, ya sudah saya bubarkan lagi tim dan saya kembali ke Bandung," ucap Djanur.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Menunggu Shopee Liga 1

Bagus Kahfi (kedua dari kanan) berfoto bersama Aditya Harlan (kedua dari kiri), Mundari Karya (kiri), dan Djadjang Nurdjaman (kanan). (Bola.com/Nandang Permana)

Djanur berharap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator bisa memastilan lanjutan Liga 1 2020 yang baru diwacanakan akan dimulai pada Februari 2021 mendatang.

"Itu situasi yang tidak mengenakan, sebagai pelatih yang menyusun program latihan itu tidak gampang, apalagi dalam menaikkan level pemain untuk kompetisi. Setelah naik tiba-tiba batal, jadi dari nol lagi," tambah Djanur.

Di sisi lain, selama di Bandung, pelatih yang pernah membawa Persib juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015 ini tidak lepas dari kegiatan berolahraga untuk menghilangkan kejenuhan.

"Selama libur di Bandung, yang pasti olahraga seperti sepedahan, badminton sama teman-teman, kadang jogging, ya masih bergelut di dunia olahraga. Kadang anter cucu ke Lembang berolahraga kuda," tutur Djanur.

Djanur juga mendapat undangan coaching clinic atau kegiatan turnamen kelompok usia.

"Lumayan walaupun libur kompetiasi masih ada kegiatan dan tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat dan jaga jarak," ungkap Djanur.

Berita Terkait