Bola.com, Jakarta - Berkat prestasi menjadi juara dunia MotoGP 2020, pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir berhak atas nomor motor 1 sebagai simbol dirinya merupakan juara bertahan.
Pada sebuah kesempatan, Joan Mir pernah mengatakan tim Suzuki punya asa agar dirinya memakai nomor motor 1. Tapi karena alasan nomor keramat, pembalap asal Spanyol itu pilih untuk memikirkannya terlebih dahulu.
Joan Mir lebih senang memakai nomor motor yang mengantarkannya jadi juara dunia MotoGP 2020: 36. Baru-baru ini, legenda Suzuki, Kevin Scwhantz mengingatkan Joan Mir dan Suzuki bahwa tidak mudah memakai nomor 1 setelah jadi juara dunia.
“Saya tidak tahu, mereka (Suzuki)menempelkan nomor 1 di motor saya dan itu cukup sulit. Motro saya lebih sering mendarat di tanah (kecelakaan) daripada yang seharusnya," kata Kevin Schwantz, juara dunia kelas 500cc tahun 1993 bersama Suzuki.
Kevin Schwantz memang salah satu pembalap kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor yang sudah merasakan kutukan memakai nomor motor 1. Satu tahun setelah juara dunia musim 1993, perjuangannya begitu sulit di tahun 1994 dan akhirnya haya finis keempat.
Namun secara keseluruhan, Kevin Schwantz turut mengingatkan Joan Mir usaha untuk mempertahankan gelar lebih sulit ketimbang ketika meraih untuk kali pertama.
“Tekanan yang datang dari nomor 1, ini jauh lebih sulit. Sekarang Anda adalah orang yang ingin dikalahkan semua orang," kata Kevin Schwantz.
"Saya juga berbicara dengan Wayne (Rainey) tentang hal itu. Wayne mengatakan bagian tersulit adalah menang. Tetapi bahkan lebih sulit, 3-4 kali lebih sulit untuk coba bertahan di posisi pertama," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Memuji Joan Mir
Banyak yang menganggap miring pencapaian Joan Mir menjadi juara dunia MotoGP 2020. Maklum ia hanya merasakan satu kemenangan dan pembalap terkuat di grid, Marc Marquez tidak ada di grid.
Namun Kevin Schwantz tidak setuju anggapan tersebut. Menurutnya siapa pembalap dengan torehan poin terbanyak, maka layak ditahbiskan sebagai juara.
“Joan melakukan pekerjaan yang hebat. Dan saya pikir kedewasaan yang dia tunjukkan sepanjang musim membuatnya mendapatkan gelar," kata Kevin Schwantz.
Sumber: Speedweek
Baca Juga
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan