Bola.com, Jakarta - Pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia pada 2020 memengaruhi berbagai sendi kehidupuan, termasuk sepak bola. Meski berada dalam situasi sulit, berbagai momen terbaik tetap terjadi di sepak bola internasional sepanjang tahun ini.
Virus corona pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada 1 Desember 2019. Sejak saat itu, virus yang memiliki nama lain SARS-CoV-2 itu menyebar ke seluruh dunia.
Akibatnya, wajah kehidupan masyarakat di dunia berubah 180 derajat. Manusia yang identik dengan kehidupan bersosialisasi dan berkumpul, diharuskan menjaga jarak dan melakukan isolasi di rumah demi terhindar dari virus corona.
Situasi yang serupa juga terjadi di olahraga, satu di antaranya adalah sepak bola. Berbagai kejuaraan dan turnamen sepak bola harus ditunda dan suporter dilarang datang ke stadion demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Kendati begitu, dibalik rentetan kesedihan, rasa takut dan khawatir, tetap ada peristiwa bahagia dan terbaik yang terjadi. Di sepak bola contohnya. Atalanta yang kerap dicap sebagai tim medioker mampu bersaing dengan klub-klub elite Italia dan Eropa.
Atalanta berhasil finis di peringkat ketiga klasemen akhir Serie A dan menembus perempat final Liga Champions musim lalu. Meski tak mempersembahkan trofi juara, prestasi klub berjulukan La Dea itu telah membawa kebahagiaan bagi suporternya di tengah pandemi virus corona.
Selain pencapaian Atalanta tersebut, sejumlah momen terbaik juga terjadi di sepak bola internasional pada tahun ini. Apa sajakah itu? Berikut ini momen-momen terbaik pilihan Bola.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gebrakan Bundesliga pada Pandemi COVID-19
Meningkatnya jumlah pasien COVID-19 di Eropa memaksa kompetisi dan turnamen sepak bola di dunia harus ditunda. Operator Serie A menunda kompetisi pada 9 Maret lalu, La Liga ditangguhkan pada 12 Maret 2020, adapun Premier League, Bundesliga, dan Ligue 1 tak dilanjutkan untuk sementara waktu pada 13 Maret lalu.
Di tengah ketidakpastian kelanjutan liga-liga di Eropa, Bundesliga membuat gebrakan. Liga Sepak Bola Jerman (DFL) mengizinkan kompetisi untuk kembali bergulir, meski masih pada situasi pandemi virus corona.
Namun, sejumlah protokol kesehatan ketat harus diterapkan, beberapa di antaranya adalah pemain dan pelatih diwajibkan menjalani karantina mandiri di hotel dan dites COVID-19 secara berkala, wajib memakai masker dan menjaga jarak, suporter dilarang hadir, serta hanya ada 213 orang yang diizinkan masuk ke stadion.
Duel Borussia Dortmund versus Schalke 04 di Signal Iduna Park pada 16 Mei 2020, menandai kembali berjalannya Bundesliga, sekaligus menjadi liga top Eropa pertama yang kembali dihelat.
"Tidak ada suara suporter. Anda melepaskan tembakan ke gawang, Anda membuat operan hebat, Anda mencetak gol, dan tidak ada yang terjadi. Ini sangat, sangat aneh," ujar pelatih Borussia Dortmund, Lucien Favre, selepas duel kontra Schalke.
Bergulirnya Bundesliga menjadi angin segar bagi pencinta sepak bola di seluruh dunia di tengah pandemi COVID-19. Selain itu, keberanian Bundesliga tersebut memacu liga-liga di Eropa untuk berlanjut.
Hingga akhirnya, La Liga resmi diteruskan pada 11 Juni, Premier League dilanjutkan pada 17 Juni, dan Serie A kembali digelar pada 20 Juni.
Akan tetapi, operator Ligue 1, LFP, memutuskan untuk menghentikan kompetisi musim lalu pada 28 April 2020. Keputusan itu pun disayangkan banyak pihak, apalagi saat liga elite di Eropa tetap berlanjut.
Liverpool Akhiri Penantian 30 Tahun
Liverpool tampil gemilang di Premier League musim lalu. Anak asuh Jurgen Klopp tersebut berhasil menghuni puncak klasemen liga sejak pekan kedua. The Reds pun berhasil menorehkan catatan tak terkalahkan hingga pekan ke-27.
Liverpool sukses meraih 26 kemenangan dan satu hasil imbang dari 27 pertandingan tersebut. Skuad Si Merah juga mampu mendulang 64 gol dan hanya kebobolan 17 gol dari 27 laga yang dimainkan.
Meski sempat menelan kekalahan pada pertandingan pekan ke-28, 32, dan 36, posisi Liverpool di puncak klasemen akhir Premier League 2019/2020 sudah tak lagi tergoyahkan. Mereka menyudahi musim lalu dengan nilai 99, unggul hingga 18 poin atas Manchester City yang berada di peringkat kedua.
Prestasi itu pun disambut bahagia oleh pendukung Liverpool. Pasalnya, The Reds harus menanti selama 30 tahun demi bisa kembali keluar sebagai juara di Liga Inggris. Kini, The Reds telah mengoleksi 19 gelar juara Liga Inggris.
Sayangnya, pesta juara Liverpool di Anfield dirayakan tanpa kehadiran suporter di dalam stadion. Meski begitu, penyerahan trofi Premier League The Reds tetap berlangsung meriah.
"Kami sudah menunggu lama. Berjalan di sana terasa luar biasa, para pemain layak mendapatkan momen itu dan syukurlah keluarga kami bisa menyaksikan perayaan ini. Meraih trofi juara ini benar-benar istimewa," tutur kapten Liverpool, Jordan Henderson pada 23 Juli 2020.
Sevilla Kampiun Liga Europa
Sevilla merupakan satu di antara klub unggulan di Liga Europa musim lalu. Los Nervionenses tampil impresif sejak fase grup.
Sevilla sukses meraih lima kemenangan dan hanya menelan satu kekalahan dari enam pertandingan di Grup A. Torehan tersebut membuat tim asuhan Julen Lopetegui itu berhasil mendulang 15 poin dan lolos ke-32 besar dengan status juara grup.
Pada fase knock-out, penampilan gemilang Sevilla masih berlanjut. Los Nervionenses berhasil meraih tiga kemenangan dan dua hasil imbang dari lima pertandingan.
Mereka sukses melewati adangan CFR Cluj pada 32 besar, membungkam AS Roma pada 16 besar, mengatasi perlawanan Wolverhampton Wanderers pada perempat final, serta mengalahkan Manchester United di semifinal.
Hasil tersebut membuat Sevilla lolos ke final dan bersua Inter Milan di RheinEnergieStadion, 21 Agustus 2020. Melakoni duel puncak, Sevilla berhasil membungkam Inter dengan skor 3-2 dan merengkuh trofi Liga Europa 2019/2020.
Bagi Sevilla, gelar juara tersebut mempertegas status sebagai klub tersukses di Liga Europa. Sejauh ini, Los Nervionenses telah mengoleksi enam titel juara di turnamen kaste kedua antarklub Eropa tersebut.
Sebelumnya, mereka menjadi juara pada musim 2005/2006, 2006/2007, 2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016.
"Saya sangat emosional. Karena kami telah bekerja sangat keras. Kami pantas menang melawan tim yang fantastis seperti Inter. Kami sangat senang karena kerja keras selama tiga bulan terakhir ini terbayar," kata pelatih Sevilla, Julen Lopetegui, selepas pertandingan.
Bayern Munchen Ukir Treble Winner
Bayern Munchen mengawali musim lalu di bawah asuhan Niko Kovac. Performa Die Bayern bersama Kovac kurang meyakinkan. Bayern Munchen hanya meraih lima kemenangan, tiga hasil imbang, dan menelan dua kekalahan dari 10 pertandingan awal Bundesliga musim lalu.
Tren minor tersebut membuat Bayern sempat tertahan di peringkat empat klasemen sementara liga. Tak hanya menelan hasil kurang memuaskan, kondisi di ruang ganti Bayern Munchen juga tak kondusif.
Sejumlah pemain The Bavarians menginginkan Niko Kovac untuk dipecat. Hingga akhirnya, manajemen Bayern Munchen memutuskan untuk menyudahi kerja sama dengan Kovac pada 3 November 2019. Sebagai gantinya, Die Roten menunjuk Hansi Flick sebagai pelatih interim.
Di bawah arahan Flick, penampilan Bayern semakin meningkat. Berkat racikan asisten Niko Kovac tersebut, Bayern Munchen sukses merengkuh trofi juara Bundesliga musim lalu pada 17 Juni 2020.
Bayern sukses memuncaki klasemen akhir Bundesliga dengan nilai 82. Mereka unggul hingga 13 poin atas Borussia Dortmund yang menempati peringkat kedua.
Tak berhenti sampai di situ, Die Bayern juga berhasil merengkuh titel juara DFB Pokal 2019/2020. Bayern Munchen mengalahkan Bayer Leverkusen dengan skor 4-2 pada pertandingan final di Olympiastadion, 4 Juli 2020.
Prestasi itu pun semakin lengkap dengan menjuarai Liga Champions. Bayern Munchen berhak atas trofi Si Kuping Besar setelah menyapu bersih kemenangan dalam 11 pertandingan.
Beberapa kemenangan yang diraih Bayern adalah melumat Tottenham Hotspur dengan skor 7-2 dan menang 6-0 atas Red Star Belgrade pada fase grup, mempermalukan Barcelona dengan skor 8-2 pada laga perempat final, dan mengalahkan Paris Saint-Germain dengan skor 1-0 pada partai final di Estadio da Luz, 24 Agustus 2020.
Bagi Bayern Munchen, ini adalah untuk kedua kalinya menorehkan treble winner. Sebelumnya, mereka meraih tiga gelar juara dalam semusim pada 2012/2013.
"Saya belum menetapkan batas waktu kapan pesta harus dihentikan. Anda harus mengadakan pesta untuk merayakannya dan saya tidak tahu kapan pesta itu akan berakhir," kata Flick terkait perayaan treble winner Bayern Munchen.
Penghargaan Best FIFA 2020
Majalah France Football selaku penyelenggara Ballon d'Or, telah memutuskan untuk membatalkan penyerahan bola emas pada 2020. Keputusan itu didasari dengan kondisi sepak bola yang mengalami dampak signifikan akibat pandemi COVID-19.
Ditiadakannya penghargaan Ballon d'Or tahun ini disayangkan banyak pihak. Pasalnya, Ballon d'Or merupakan satu di antara trofi paling prestisius bagi pesepak bola di seluruh dunia.
Hal berbeda dilakukan oleh FIFA. Federasi Sepak Bola Dunia itu memutuskan untuk tetap menghelat The Best FIFA Football Awards 2020. Namun akibat masih dalam situasi pandemi COVID-19, acara penghargaan The Best FIFA Football Awards 2020 digelar secara virtual pada 17 Desember 2020.
Hasilnya, Robert Lewandowski yang berhasil membawa Bayern Munchen merengkuh treble winner dinobatkan sebagai Pemain Terbaik FIFA. Lewandowski mengungguli Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
"Saya merasa luar biasa. Saya sangat bangga dan sejujurnya senang, ini adalah hari yang luar biasa bagi saya, dan juga untuk klub dan kolega saya," ujar Lewandowski.
Sementara itu, Jurgen Klopp terpilih sebagai The Best FIFA Men's Coach. Klopp yang hanya membawa Liverpool menjuarai Premier League, mengalahkan Hans-Dieter Flick yang mempersembahkan tiga gelar juara untuk Bayern Munchen dan juga manajer Leeds United, Marcelo Bielsa.
Untuk penghargaan FIFA Puskas Award direngkuh winger Tottenham Hotspur, Son Heung-min. Gol solo run Son ke gawang Burnley pada laga lanjutan Premier League musim lalu terpilih menjadi yang terbaik.
Sumber: Berbagai sumber