Bola.com, Jakarta - Manusia berencana, tapi tuhan berkehendak. Ya, 2020 atau tahun genap biasanya identik dengan padatnya agenda olahraga. Dari sepak bola misalnya. Seharusnya tahun ini ada Piala Eropa atau untuk kawasan Asia Tenggara dijadwalkan Piala AFF.
Untuk olahraga non sepak bola, 2020 seharusnya sangat semarak. Karena Jepang diplot sebagai tuan rumah Olimpiade. Dari nasional, pesta olahraga paling bergengsi di Indonesia, PON juga sejatinya berlangsung di Papua tahun 2020.
Tapi apa daya, semua rencana di atas dibuyarkan oleh pandemi virus corona yang dirasakan hampir di semua negara. Bukan hanya kehidupan ekonomi, pendidikan sampai pariwisata, olahraga juga sangat terpukul akibat COVID-19.
Banyak kalender olahraga dibatalkan. Sebut saja Olimpiade sampai PON. Beruntung beberapa event digelar, sehingga ada pelipur lara meski semua harus beradaptasi dengan segala protokol kesehatan.
Sebut saja Formula 1, MotoGP, sampai NBA. Semua event tadi digelar tanpa penonton untuk mencegah keramaian. Semua atlet pun secara reguler menjalani tes virus corona.
Khusus untuk MotoGP dan F1, mereka sangat bekerja keras untuk memastikan musim 2020 bisa berjalan. Konsekuensinya banyak negara dengan angka positif corona tinggi dibatalkan balapannya.
MotoGP bahkan hanya menggelar 14 balapan dari yang seharusnya mencapai 20. Semua balapan bahkan hanya berlangsung di Eropa.
Di tengah segala pembatasan dan keterbatasan, tahun 2020 tetap memunculkan kisah-kisah mengesankan dari arena olahraga. Para juara mencuat dengan berbagai cerita berbeda, terasa istimewa di tengah segala keanehan dunia.
Berikut 5 momen terbaik non sepak bola versi Bola.com. Momen yang terpilih ini diskusi serius awak redaksi dengan mempertimbangkan banyak faktor. Berikut daftarnya:
Saksikan Video Pilihan Kami:
5. Khabib Nurmagomedov Kalahkan Justin Gaethje, lalu Pensiun
Khabib Nurmagomedov sukses mempertahankan sabuk juara kelas ringan dari Justin Gaethje pada event bertajuk UFC 254 yang berlangsung pada Minggu, 25 Oktober dini hari WIB di Fight Island, Abu Dhabi.
Di ronde kedua, Khabib menyelesaikan duelnya dengan triangle choke. Lewat kemenangan ini, Khabib punya rekor bertarung fantastis: 29 kemenangan dan tanpa sekali pun merasakan kekalahan.
Namun berita paling menggemparkan justru terjadi selepas pertarungan ini. Dia membuat dunia gempar dengan mengumumkan bahwa dirinya memutuskan pensiun. Wafatnya sang ayah, Abdulmanap Nurmagomedov menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut.
Abdulmanap Nurmagomedov sendiri bukan hanya sekadar ayah, tapi juga pelatih untuk Khabib. Dia menyebut tak bisa bertanding tanpa sang ayah plus pelatih.
Usai pengumuman pensiun, orang nomor satu di UFC, Dana White turut membuat heboh lewat pernyataan mengenai Khabib Nurmagomedov. Menurutnya tiga pekan sebelum duel kontra Justin, Khabib bahkan sempat mengalami patah tulang di kakinya dan harus mendapatkan perawatan serius di rumah sakit.
"Apa yang telah dihadapi orang ini, kita semua beruntung dapat melihat dirinya bertarung malam ini. Saya mendengar rumor yang mungkin Anda semua bakal mengetahui setelahnya," ungkap White. "Sebenarnya, dia sempat masuk rumah sakit. Dia mematahkan tulang di kakinya, tiga minggu yang lalu," imbuhnya.
Tidak hanya tulang kakinya yang patah, White juga menyibak bahwa beberapa tulang lain pada tubuh Khabib juga patah-patah saat menjalani latihan jelang UFC 254. "Dia juga mematahkan dua jarinya dan tulang pada bagian kakinya atau sesuatu yang lain," ungkapnya.
Kini hanya beberapa bulan setelah memutuskan pensiun, mulai bersliweran isu bahwa Khabib Nurmagomedov bakal comeback ke UFC. Patut ditunggu apakah hal ini bakal terjadi.
4. Praveen Jordan/Melati Daeva Juara All England 2020
Indonesia dikenal sebagai negara yang selalu punya pasangan ganda campuran hebat di bulutangkis. Terbaru tentunya pasangan Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad. Namun setelah Lliyana pensiun pada Januari 2019 dan juga Tontowi di 18 Mei 2020, rasa khawatir Indonesia tak punya ganda campuran hebat mulai muncul.
Pelatnas PBSI pun sempat memunculkan beberapa pasangan ganda campuran. Salah satunya Praveen/Melati. Keduanya terbukti berbakat, tapi performanya pada beberapa kompetisi belum konsisten seperti Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad.
Apalagi tahun 2019, Praveen sempat memiliki problem indisipliner. Sehingga anggapan Praveen/Melati sebagai penerus Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad mulai diragukan. Tapi setelah sempat dianggap sebelah mata, keduanya membuktikan diri pada ajang bergengsi All England 2020, 11-15 Maret silam.
Di luar dugaan, Praveen/Jordan merengkuh gelar di turnamen bulutangkis tertua di dunia itu. Padahal mereka hanya berstatus unggulan kelima. Tampil di final melawan unggulan ketiga asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, Praveen/Melati menang 21-15, 17-21, dan 21-8.
Gelar juara di ajang All England 2020 seakan bukti Pramel-singkatan pasangan ini mulai menunjukkan konsistensi. Sebelumnya Praveen/Melati juga sudah juara di turnamen Denmark Terbuka, Prancis Terbuka sampai medali emas SEA Games 2019.
Bagi Praveen, gelar ini sangat spesial. Ia merasakan titel juara All England 2020 dengan dua pasangan berbeda. Sebelum juara bersama Melati, ia sudah merasakan podium satu All England bersama Debby Susanto pada 2016, juga di sektor ganda campuran.
Sayang usai keberhasilan juara All England 2020, pandemi virus corona menghentikan semua kalender kompetisi BWF sampai akhir tahun ini. Patut ditunggu apakah performa positif Pramel pada penghujung tahun 2019 dan awal 2020 terulang ke tahun 2021.
3. LeBron James Bawa LA Lakers Juara Setelah Absen 10 Tahun
Sukses LeBron James membawa Los Angeles Lakers menjadi juara NBA 2019/2020 jadi salah satu momen terbaik pada tahun 2020. Bagaimana tidak, Lakers yang notabene tim dengan sejarah panjang di NBA menanti 10 tahun untuk menjadi juata NBA lagi.
Pondasi tim juara Lakers musim 2019/2020 sudah dibuat satu musim sebelumnya. Kala itu tim sukses merekrut salah satu pemain terbesar sepanjang sejarah NBA, LeBron James. Hanya saja musim pertama sang megabintang di Lakers gagal total.
Dia seperti bermain sendirian. Lakers bahkan gagal lolos ke Playoff NBA 2018/2019 atau raihan yang terulang selama enam musim berturut-turut. Akhir musim, Lakers membuat perombakan.
Coach Luke Walton dipecat dan sebagai gantinya Lakers merekrut Frank Vogel. Tidak hanya itu, tim turut mengorbankan pemain muda potensial seperti Brandon Ingram dan Lonzo Ball untuk mendapatkan Anthony Davis dari New Orleans Pelicans.
Duo LeBron James dan Anthony Davis inilah kunci sukses Lakers jadi juara NBA 2019/2020. Tim bahkan sudah sangat didgaya sejak fase reguler. Skuad asuhan Frank Vogel jadi tim terbaik di Wilayah Barat dengan catatan 52 kemenangan dan hanya kalah 19 kali.
Ini merupakan untuk kali pertama sejak 2013, Lakers lolos ke playoff. Dan untuk kali pertama juga sejak 2010, tim mentas di playoff dengan status posisi pertama Wilayah Barat. Pada akhirnya, Lakers lolos ke final Playoff NBA. Ini juga yang pertama sejak 2010.
Pada partai final, Lakers mengalahkan Miami Heat lewat skor 4-2. Puasa gelar 10 tahun pun berakhir. Lakers meraih gelar juara NBA yang ke-17 sepanjang sejarah. Saat final, LeBron James didapuk sebagai MVP Finals atau raihan keempat sepanjang kariernya.
Buat James sendiri ini merupakan cincin NBA keempat. Sebelumnya ia menjadi juara tahun 2012 dan 2013 bersama Miami Heat. Plus tahun 2016 dengan Cleveland Cavaliers.
Kini King James bahkan sudah membidik cincin juara lainnya pada NBA 2020/2021. "Kami bisa mengulanginya. Maksud saya, itu sangat simpel," ujarnya.
"Kami jelas bisa. Yang pertama, dimulai dengan kesehatan. Anda harus punya beberapa keberuntungan. Anda harus sehat. Jika kami bisa tetap sehat, kami bisa juara lagi," tutur Lebron James dengan penuh percaya diri," lanjutnya.
2. Titel Juara Dunia F1 Penuh Rekor Milik Lewis Hamilton
Formula 1 (F1) seperti event sport lainnya sangat terganggu pandemi virus corona. Alhasil 13 balapan harus dibatalkan. Dan sebagai gantinya, Liberty Media dan FIA sepakat menggelar 17 race dan beberapa sirkuit menggelar dua balapan sekaligus dalam periode dua pekan berturut-turut.
Meskipun jalannya kompetisi terganggu virus corona, persaingan di lintasan sendiri masih sangat didominasi oleh Lewis Hamilton dan timnya, Mercedes. Lima seri pembuka, pembalap asal Inggris itu bahkan sudah memenangkan lima balapan.
Puncaknya pada seri ke-14 yang berlangsung di Sirkuit Istanbul, Turki, Hamilton mengunci titel juara dunia F1 2020. Yang membuat momen F1 2020 begitu spesial untuk pembalap asal Inggris itu, banyak rekor ia bukukan pada musim ini.
Seperti torehan titel juara dunia ketujuh milik Lewis Hamilton. Itu artinya ia menyamai gelar juara dunia F1 milik legenda, Michael Schumacher. Bukan itu saja rekor Schumi yang berhasil ia pecahkan atau samai.
Satu lagi adalah rekor jumlah kemenangan terbanyak pada ajang F1. Berkat finis pertama di Portugal, ia menyamai total podium pertama Schumi pada ajang F1 yaitu sebanyak 91 kemenangan.
"Saya tidak bisa berkata-kata. Saya tumbuh dengan melihat Schumi di ajang F1. Dan kini saya bisa menyamai jumlah kemenangannya," Lewis Hamilton usai menyamai pencapaian kemenangan Schumi pada ajang balap bet darat.
Hamilton juga total mengemas ssebelas kemenangan sebanyak F1 2020. Rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim milik pembalap asal Inggris tersebut. Hebatnya ia meraihnya dalam jumlah balapan yang jauh berkurang.
Adapun Lewis Hamilton sempat dinyatakan positif virus corona dan absen pada balapan di Bahrain, 6 Desember. Namun hasil itu tak memengaruhi posisinya di klasemen lantaran ia sudah mengunci titel juara dunia.
Raihan fantastis juga didapat tim Mercedes. Karena dengan raihan titel juara dunia konstruktor F1 2020 (gelar ketujuh kurun waktu tujuh musim berturut-turut), mereka menyamai pencapaian Ferrari (juara dunia konstruktor F1 1999-2004) dengan jumlah gelar konstruktor beruntun terpanjang sepanjang sejarah F1.
1. Momen Terindah, Joan Mir Jadi Juara Dunia MotoGP
Layaknya F1, MotoGP 2020 juga tidak maksimal digelar akibat pandemi virus corona. Banyak balapan dibatalkan akibat angka positif tinggi. MotoGP bahkan hanya menggelar 14 seri atau lebih sedikit ketimbang F1 (17 race). Semua balapan digelar pada trek yang berada di Eropa. Empat sirkuit sendiri harus menggelar dua balapan sekaligus.
Momen penting persaingan MotoGP 2020 langsung terjadi pada seri perdana di MotoGP Jerez. Juara bertahan, Marc Marquez mengalami kecelakaan dan divonis cedera tulang humerus kanan. Dia pun sampai harus menjalani dua kali operasi yang berimbang absen sampai seri terakhir.
Pembalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo sempat muncul sebagai kandidat juara dunia. Maklum dua balapan pertama di Jerez, ia selalu keluar sebagai pemenang. Pimpinan klasemen pun selalu ia pegang. Tapi usai MotoGP Jerez dan Andalusia baru terlihat jika motor Yamaha YZR-M1 ternyata kelemahan dari sisi teknis.
Karena masalah ini, pembalap Yamaha urung konsisten pada setiap balapannya. Saat semua rider tim berlambang garpu tala inkonsistensi, muncul nama pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir.
Awalnya, tepatnya tiga balapan pertama, nama Joan Mir belum mencuat. Dia bahkan gagal finis dua kali dan sekali finis kelima. Baru pada seri keempat di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, pembalap asal Spanyol itu naik podium kedua. Setelah itu, torehan podiumnya terus bertambah.
Puncaknya pada seri sebelas MotoGP 2020 di Sirkuit Motorland Aragon, ia sudah naik podium enam kali meski belum sama sekali merasakan kemenangan. Dari titik inilah, nama Joan Mir mulai diperhitungkan secara serius untuk menjadi juara dunia.
Kemudan seri 12 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, pada akhirnya Joan Mir merasakan kemenangan perdana. Raihan 25 poin di balapan MotoGP Eropa, membuatnya punya kans mengunci titel juara dunia pada seri berikutnya, MotoGP Valencia.
Joan Mir pun finis ketujuh dan secara mengejutkan menjadi juara dunia MotoGP 2020. Dia jadi pembalap Suzuki pertama sejak Kenny Roberts Jr yang merasakan titel juara dunia tahun 2000.
Joan Mir dan Suzuki juga berstatus pembalap pertama sejak Casey Stoner dan Ducati pada MotoGP 2007 yang sukses meraih titel juara dunia tapi bukan dari pabrikan Honda atau Yamaha.
"Sulit dipercaya, sangat sulit dipercaya. Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan emosi yang saya rasakan saat ini karena membalap adalah yang saya lakukan dalam hidup saya," ujar Joan Mir.
"Anda bisa melihat kebahagiaan saya. Saat Anda mengejar mimpi Anda dan akhirnya mimpi itu terwujud, saya awalnya tak percaya. Tapi setelah ini saya bisa bersantai sejenak, saya butuh waktu untuk benar-benar memahami apa yang sedang terjadi saat ini," kata Joan Mir lagi.
Secara keseluruhan, jalannya persaingan MotoGP 2020 berjalan fantastis. Pada tahun ini ada sembilan pembalap berbeda yang bisa merasakan kemenangan.
Sembilan nama yang bisa menang adalah Franco Morbidelli, Fabio Quartararo, Miguel Oliveira, Brad Binder, Andrea Dovizioso, Maverick Viñales, Danilo Petrucci, Alex Rins dan Joan Mir.
Baca Juga
Eks PSM Makassar Bawa Filipina Hajar Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024!
Janji Shin Tae-yong Menyambut 2025: Timnas Indonesia Akan Bangkit dan Mengejar Tiket Piala Dunia 2026!
Refleksi Shin Tae-yong setelah Timnas Indonesia Terhenti pada Fase Grup Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami Telah Berjuang Keras