Bola.com, Jakarta - Setiap pesepak bola pasti menginginkan meraih sebanyak mungkin trofi. Tapi apa jadinya kalau impian tersebut terwujud dengan kontribusi minimal?
Ada sejumlah pemain yang menjalani karier sebagai pemain profesional tanpa memenangkan satu trofi pun. Sementara itu, beberapa pesepak bola yang masih terus menambah koleksi trofinya. Baik bersama klub maupun tim nasional.
Satu di antara contoh pemain yang bergelimang trofi ialah Dani Alves. Pemain asal Brasil itu menjadi pesepak bola dengan raihan trofi terbanyak.
Dari 40 gelar tersebut, 23 di antaranya ia rengkuh saat berkostum Barcelona. Pundi-pundi trofi Alves dibuka saat memperkuat Sevilla dengan memenangi lima gelar sebelum hengkang ke Barcelona pada 2008.
Alves melanjutkan petualangan ke Serie A bersama Juventus pada 2016 dan menyumbang dua gelar. Dua tahun kemudian Dani Alves hijrah ke Paris Saint Germain dan mengumpulkan enam trofi di Prancis.
Jumlah gelar Alves masing-masing Sevilla (5), Barcelona (23), Juventus (2), Paris Saint-Germain (6), dan Timnas Brasil sebanyak empat trofi. Namun, banyaknya trofi yang diraih Alves bisa dikatakan sebanding dengan jumlah penampilannya.
Di sisi lain, ada beberpa pemain yang secara catatan penampilan bisa dibilang minim, tapi justru meraih gelar juara segudang.
Siapa pemain tersebut? Berikut ini Bola.com mengulasnya, 5 pesepak bola minim catatan bermain tapi mampu menyabet banyak gelar.
Video
Paulo Lopes (Benfica)
Benfica mendatangkan Paulo Lopez dari Feirense dengan status bebas transfer pada 2012. Bersama Benfica, Lopez mampu bertahan hingga gantung sepatu, yakni pada Juli 2018.
Selama kurang lebih enam musim tersebut, pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang itu hanya mencatatkan 11 penampilan. Kendati demikian, Lopez tetap tercatat sebagai pemain Benfica saat meraih gelar juara.
Total Lopez mengoleksi tujuh trofi bersama Benfica, empat di antaranya gelar Liga Portugal.
Tom Starke (Bayern Munchen)
Bayern Munchen memboyong Tom Starke dari sesama klub Bundesliga, TSH Hoffenheim. Starke bergabung dengan Die Rotten sejak 2012 hingga 2018.
Namun, selama periode tersebut Starke sempat dua kali istirahat. Kurang lebih enam musim sebagai bagian Bayern Munchen, Starke tercatat hanya mencatatkan 12 penampilan di berbagai ajang.
Meski hanya bermain sebanyak 12 laga, Starke tetap tercatat ikut jadi bagian Die Rotten saat meraih 15 gelar, termasuk Liga Champions pada musim 2012-2012.
Tomasz Kuszczak (Manchester United)
Tomasz Kuszczak bergabung dengan Manchester United dari West Bromwich Albion pada 2006. Sejak saat itu, Kuszczak kerap keluar masuk Manchester United hingga akhirnya dilepas pada akhir musim 2012 ke Brigthton & Hove Albion.
Selama berkostum Setan Merah, Kuszczak total mencatatkan 61 penampilan. Adapun trofi yang pernah diraih kiper asal Polandia itu bersama Manchester United sebanyak 12, termasuk Liga Champions pada 2007-2008.
Jose Manuel Pinto (Barcelona)
Barcelona merekrut Jose Manuel Pinto dari sesama klub La Liga, Celta Vigo, pada 2008. Namun, sejak saat itu Pinto masih kerap keluar masuk ke Celta Vigo dan Barcelona hingga akhirnya pensiun pada 2014.
Selama medio tersebut, Pinto mampu mencatatkan 89 penampilan bersama El Barca di berbagai ajang. Adapun total gelar yang diraih saat berkostum Barcelona sebanyak 11, termasuk trofi bergengsi Liga Champions pada musim 2010-2011.
Thomas Vermaelen (Barcelona)
Thomas Vermaelen didatangkan Barcelona dengan harapan tinggi. El Barca memboyong Vermaelen dari Arsenal pada 2014.
Namun, bersama Barcelona Vermaelen banyak menghabiskan waktunya di meja perawatan. Setelah sembuh Vermaelen kesulitan mendapat tempat di skuat El Barca.
Alhasil, ia sering dipinjamkan ke klub Serie A, AS Roma. Selama periode 2014-2019, Vermaelen mencatatkan 53 penampilan bersama Bercelona di berbagai kompetisi.
Tak hanya itu, Thomas Vermaelen juga ikut menjadi bagian Barcelona saat meraih 12 trofi, termasuk treble pada musim 2014-2015.
Baca Juga
Mengulas Rapor Buruk Shin Tae-yong di Piala AFF: Belum Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara, Edisi Terdekat Bagaimana Peluangnya?
Prediksi AC Milan Vs Juventus: Duel Raksasa yang Jauh dari Habitatnya
Timnas Indonesia Menatap Piala AFF 2024: Trofi Perdana Direbut atau Status Spesialis Runner-up Berlanjut?