Lika-Liku Karier Ferry Rotinsulu, Mantan Kiper Timnas Indonesia yang Kini Fokus Jadi Pelatih Muda

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 29 Des 2020, 11:15 WIB
Ferry Rotinsulu.

Bola.com, Jakarta - Setelah lama tak terdengar, mantan kiper tangguh Sriwijaya FC dan Timnas Indonesia, Ferry Rotinsulu kini masih sibuk di lapangan hijau. Ia punya kesibukan menjadi seorang pelatih kiper dan belum lama ini menempuh lisensi AFC.

Setelah memutuskan gantung sepatu pada 2016, Ferry Rotinsulu tetap tidak bisa jauh dari sepak bola. Bahkan pada musim 2020, ia menjadi asisten pelatih Sriwijaya FC yang bertarung di Liga 2. Sayangnya, kompetisi ditangguhkan akibat pandemi COVID-19.

Advertisement

Niat Ferry Rotinsulu menekuni sepak bola dengan menjadi pelatih masih besar. Ia telah mendapatkan lisensi kepelatihan khusus kiper yang baru saja dirampungkan pada tahun ini. Ia terus berhasrat untuk bisa menjadi pelatih masa depan Indonesia.

Ia menceritakan pengalamannya di dunia pelatih dalam kanal YouTube YouTube Tik Tak Football First pada Juni 2020. Kiprahnya sebagai pelatih diawali dengan membesut tim Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) setelah memutuskan pensiun sebagai pemain sepak bola.

"Karier melatih di 2017 memegang Porprov Sumatera Selatan selama setengah tahun. Dengan pengalaman dasar saat masih dilatih dan sebagai pemain," ujar Ferry Rotinsulu mengawali ceritanya.

Ia menilai seorang pelatih harus memiliki lisensi sebagai dasar dalam melatih anak didiknya. Terlebih dalam era sepak bola modern seperti sekarang, lisensi menjadi bekal utama selain pengalaman.

"Banyak yang mengeluhkan kenapa kiper-kiper di level semi profesional masih sangat buruk untuk dasar-dasar sebagai seorang kiper. Padahal pelatih yang baik akan menghasilkan murid yang baik," tutur Ferry Rotinsulu

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Potensi Kiper di Indonesia

Eks kiper Timnas Indonesia dan Sriwijaya FC, Ferry Rotinsulu saat berbincang di kanal YouTube Tik Tak Football First. (Istimewa/YouTube)

Pria asal Palu Sulawesi Tengah tersebut menilai besarnya potensi kiper usia dini di Indonesia dan tersebar di berbagai daerah. Ia menyebut sudah banyak kiper-kiper muda justru lebih meroket namanya dan menggeser para pemain yang lebih senior.

Menurutnya, perubahan tersebut tidak lepas dari peran era sepak bola modern. Permainan sepak bola khususnya kiper tidak hanya menggunakan kedua tangannya dalam menangkap bola, namun punya peran layaknya pemain lain untuk memaksimalkan strategi pelatih.

"Kalau dulu kiper hanya itu-itu saja, sedangkan sekarang sangat pesat persaingannya, dengan usia junior pun bisa menjadi kiper utama sebuah tim. Kiper harus bisa bermain dengan kaki, bukan hanya tanyaj saja dalam menangkap bola," kata eks kiper Persijatim Solo FC dan Surabaya United itu.

"Misalnya postur kurang tinggi pun pasti ada kelebihan, begitu juga postur tinggi ada kelemahannya. Dengan latihan bisa menyempurnakan itu semua. Kemudian dulu SSB sedikit jumlahnya, sementara sekarang banyak sekali mulai dari 9 tahun sampai 16 tahun," lanjut Ferry.

Pria berusia 38 tahun ini tidak lupa memberikan saran penting kepada generasi penerus sepak bola Indonesia, tentang pentingnya dalam menjaga motivasi. Begitu juga bagi pelatih sendiri harus mau menjemput bola mencari pemain berbakat dari mana saja.

"Saran saja jangan terlalu memaksa anak, tapi didukung saja apapun posisinya yang akan dipilih pemain sendiri. Pelatih yang dapat lisensi juga jangan sungkan turun ke bawah cari pemain dari pelosok," tuturnya.

"Untuk anak-anak tetap semangat, jangan pernah berhenti latihan. Kerja keras, sekolah tetap diutamakan karena tidak kalah pentingnya," pesan sang mantan penjaga gawang. 

 

Berita Terkait