Mengenal Bosman Rule, Kala Pemain Bebas Bernegosiasi dengan Klub Lain Saat Kontraknya Tinggal 6 Bulan

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 03 Jan 2021, 09:45 WIB
Ilustrasi Jual Beli Pemain (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Pembaca setia Bola.com mesti pernah membaca kalimat yang berbunyi, "Kontraknya yang habis akhir musim ini membuat ia bebas bernegosiasi dengan klub lain pada Januari". Mengapa bisa demikian? Memangnya kalau masih memiliki kontrak panjang si pemain tidak boleh melakukan negosiasi dengan klub lain?

Untuk memahami ini, maka diperlukan pemahaman mengenai aturan Bosman (Bosman rule). Aturan ini membuat peta manuver transfer klub sepak bola di seluruh dunia berubah. Semuanya jadi tertata, demi kebaikan pemain dan klub.

Advertisement

Pada 1990, pesepak bola asal Belgia, Jean-Marc Bosman memicu perdebatan krusial. Ia merasa dirugikan oleh bekas timnya, sehingga membawa kasus tersebut ke ranah hukum.

Bosman yang kala itu berusia 25 tahun sedianya menjalani periode bersama klub RFC Liege di mana kontraknya akan segera habis. Dua musim di sana, kariernya tak berjalan mulus, hingga ada klub asal Prancis, Dunkirk, melayangkan proposan transfer.

Sebelum adanya Bosman rule, pemain tidak bisa pergi meninggalkan klubnya pada akhir kontraknya kecuali mendapatkan persetujuan untuk hengkang secara gratis. Atau parahnya, ada klub peminat yang mau membayarnya.

Saat itu, Liege meminta transfer fee kepada Dunkirk yang nilainya tak disanggupi. Kemudian, karena tak ada sepakat, gaji Bosman dipotong hingga 75 persen oleh Liege.

Kasus ini kemudian dibawa ke ranah hukum. Butuh waktu lima tahun, atau tepatnya baru pada 15 Desember 1995, keluarlah Bosman rule, sebuah peraturan yang dampaknya teramat besar buat sepak bola di seluruh dunia.

Video

2 dari 3 halaman

Perjuangan Bosman, Dikucilkan Klub-Klub Sepak Bola Eropa

Jean-Marc Bosman punya andil besar terhadap dunia sepak bola modern. (Liputan6.com/thescore.com)

Dibantu oleh pengacara kondang, Luc Misson dan Jean-Louis Dupont, Jean-Marc Bosman memperkarakan kasusnya ke European Court of Justice. Lawannya tidak tanggung-tanggung, mulai dari PSSI-nya Belgia, RFC Liege yang notabene adalah klubnya sendiri, dan UEFA.

Mereka mengacu pada Treaty of Rome, yang menjamin kebebasan buat pemain sepak bola di segala pelosok Eropa.

Jean-Marc Bosman sampai harus di-banned oleh Federasi Sepak Bola Belgia karena menolak pemangkasan gaji. Ia sampai dikucilkan oleh banyak klub kecuali Saint Quentin dan Saint Denis di Prancis, itu pun cuma sebentar saja.

Selama berjuang memenangi kasus tersebuut, Bosman, Misson, dan Dupont seringkali tidak diperlakukan dengan baik. Tapi perjuangan mereka tidak sia-sia, bahkan menciptakan revolusi tersendiri dalam sepak bola.

 

3 dari 3 halaman

Apa Imbas Bosman Rule?

Jean-Marc Bosman (tengah) pelopor diberlakukannya aturan Bosman. (AFP)

Bosman rule atau Bosman ruling memiliki dampak besar buat sepak bola. Aturan ini menyebabkan pesepak bola bisa langsung melakukan negosiasi dengan klub lain, baik melalui perantara agen maupun tidak, saat berstatus bebas transfer.

Pemain juga berhak untuk meminta gaji lebih besar kepada klubnya karena memiliki bargaining advantage, yang artinya kurang lebih, "Tawarkan saya kontrak baru jika tidak mau kehilangan saya secara gratis."

Lebih detail lagi, dengan adanya Bosman rule, pemain bebas melakukan negosiasi dengan klub lain saat kontraknya menyisakan enam bulan lagi (mengacu kalender umum sepak bola Eropa, enam bulan umumnya memasuki setengah musim).

Misalnya, Lionel Messi kontraknya habis pada Juni 2021, maka pada Januari 2021, saat periode bursa transfer musim dingin, ia boleh melakukan negosiasi pra-kontrak dengan klub lain. Barcelona, di sisi lain, dilarang melakukan intervensi.

Yang boleh dilakukan Barcelona adalah menawarkan kontrak baru kepada Lionel Messi. Inilah yang membedakan pemain dengan kontrak yang masih tersisa panjang, di mana klub peminat harus melalui klub pemilik pemain yang diminati.

Sebagai contoh, Chelsea tidak bisa serta merta memberikan proposal legal berupa gaji dan kontrak kepada Declan Rice, melainkan harus melalui persetujuan West Ham United sebagai pemilik klub. Akan jadi berbeda kalau Rice tinggal menyisakan enam bulan kontrak, maka Chelsea bebas melakukan kontak langsung dengan Rice membicarakan pra-kontrak.

Kembali ke kasus Messi, anggap saja Manchester City deal dengan Messi, maka mereka baru bisa mendapatkan Messi pada akhir kontraknya, yakni Juli 2021. Kecuali, City berani membayar uang transfer kepada Barcelona, maka mereka bisa mendatangkan Messi saat itu juga.

Dengan begini, pemain tak perlu cemas menganggur alias tidak memiliki klub karena mendapatkan 'jaminan'. Secara psikologis dan logika, klub akan tertarik mendapatkan pemain secara gratis sehingga akan melakukan pendekatan saat si pemain incaran menyisakan kontrak enam bulan lagi.

Sebaliknya, klub pemilik akan berupaya keras melakukan 'deal-deal-an' dengan si pemain saat kontraknya menyisakan enam bulan atau bahkan satu tahun lagi jika dirasa pemain tersebut memang diandalkan.

Sumber: Berbagai sumber