Cara Manajemen Arema Hadapi Pemain Saat Shopee Liga 1 Belum Ada Kejelasan

oleh Iwan Setiawan diperbarui 08 Jan 2021, 11:30 WIB
Dendi Santoso dan Hanif Sjahbandi dalam sesi latihan Arema FC sebelum pandemi virus corona COVID-19 membuat semua aktivitas tim berhenti. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Nasib pesepak bola Tanah Air saat ini masih dalam masa kelabu. Selain bayaran dipangkas hingga 75 persen selama pandemi virus corona, kompetisi juga tak kunjung ada kepastian.

Beberapa klub memilih membubarkan tim setelah mayoritas kontrak pemain berakhir. Untuk pemain Arema FC, saat ini juga waswas. Karena mayoritas kontrak mereka berakhir pada Februari 2021.

Advertisement

Beberapa pemain sempat mencurahkan kegalauannya lewat media sosial. Untuk meredakannya kegelisahan itu, manajemen Arema terbuka dengan keluh kesah pemainnya.

“Manajemen terus berkomunikasi dengan pemain. Banyak yang tanya kejelasan kompetisi. Kami sampaikan kalau informasi dari federasi masih berubah-ubah. Hari ini positif, besok belum tentu lagi,” jelasnya.

Manajemen Arema hanya bisa menghimbau agar pemain sementara waktu bisa menekan pengeluarannya.

“Kami sampaikan, pemain harus tetap profesional. Kondisi seperti ini harus tetap jaga kondisi meski dengan latihan sendiri. Untuk persoalan finansial, terpenting bisa menyekolahkan anak dan menghidupi keluarga. Gaya hidup cukup dan tidak neko-neko dulu,” sambung Ruddy.

Arema mengakui jika saat ini jadi periode paling suram. Saat kompetisi dihentikan pada 1998 dan 2015, bayaran pemain tidak dipangkas seperti ini. Manajemen masih dapat pemasukan dari turnamen atau uji coba yang ditiketkan.

“Kalau sekarang, tidak bisa dapat pemasukan seperti itu. Meski pertandingan digelar tanpa penonton, tetap tidak dapat izin (kepolisian),” tegasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Harapan Arema

Pelatih Arema FC, Carlos Oliveira, memberikan instruksi dalam sesi latihan Singo Edan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

 

Lantas bagaimana jika sampai Februari dan kontrak mayoritas pemain Arema berakhir, sepak bola Indonesia masih vakum? Arema berharap itu tidak terjadi.

Kemungkinan terburuknya, Arema bisa mengikuti jejak Madura United. Membubarkan tim saat mayoritas kontrak pemain habis namun masih belum ada kejelasan kompetisi atau turnamen.

Tapi itu jadi opsi terakhir. Arema bakal lebih dulu berkomunikasi dengan direksi dan juga pemain untuk menentukan kebijakan yang akan diambil.  

“Jujur kami belum bisa membuat rencana jauh pada tahun 2021. Pertama, menunggu kepastian turnamen atau kompetisi dulu,” pungkasnya.

Berita Terkait