Bola.com, Jakarta - Federasi Bulutangkis dunia, BWF, memberikan sanksi kepada delapan pebulutangkis terkait kasus match fixing dan perjudian di bulutangkis. Satu di diantara delapan pebulutangkis itu bahkan pernah berkiprah di Pelatnas Cipayung dan berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon.
Delapan pebulutangkis Indonesia yang tersandung kasus match fixing tersebut yaitu Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadila Afni, Aditiya Dwiantoro, dan Agriprinna Prima Rahmanto Putra.
Menurut BWF, delapan pemain Indonesia itu saling mengenal, dan berkompetisi di kompetisi internasional level bawah sebagian besar di Asia hingga 2019, melanggar Peraturan Integritas BWF terkait pengaturan pertandingan, manipulasi pertandingan dan atau judi bulutangkis.
Di antara delapan pemain tersebut, ada satu nama yang pernah menghuni Pelatnas Cipayung, Agripinna Prima Rahmanto Putra. Dia merupakan putra mantan pelatih ganda putra, Sigit Pamungkas.
Dalam keterangannya, BWF menjelaskan antara 1 Agustus 2017 hingga September 2017, Agripinna dianggap melanggar Aturan 3.2.19 karena tidak melapor ke BWF pada kesempatan pertama ketika ditawari oleh Hendra Tandjaya untuk mengatur hasil pertandingan ganda putra di Vietnam Terbuka 2013. Hendra menawarkan uang kepada Agrippina untuk kalah pada pertandingan itu.
BWF kemudian menyatakan Agripinna dinyatakan bersalah karena terlibat dalam taruhan pertandingan bulutangkis untuk periode subtansial. Dia juga melakukan perjudian pertandingan bulutangkis yang difasilitasi Hendra Tandjaya.
Akibat perbuatannya itu, Agripinna dihukum tak boleh beraktivitas di bulutangkis selama enam tahun dan denda 7.000 dolar AS.
Sosok Agriprinna Prima Rahmanto Putra yang diketahui pernah menghuni Pelatnas Cipayung, sebelum dicoret pada awal 2014.
Pada 2011-2013, Agripinna pernah berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon, yang kini menjadi ganda nomor satu dunia bersama Kevin Sanjaya Sukamuljo. Prestasi pasangan Marcus/Agripinna tersebut cukup lumayan, yaitu menyabet dua kali gelar juara dan dua kali runner up turnamen internasional.
Marcus berpisah dengan Agripinna pada 2013 setelah memutuskan keluar dari pelatnas. Saat itu, Marcus pergi dari Pelatnas Cipayung karena merasa kecewa batal berangkat ke All England 2013.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Tinggalkan Pelatnas pada Awal 2014
Setelah Marcus pergi, PBSI bergerak cepat mencarikan pasangan baru untuk Agripinna. Ia kemudian dipasangkan dengan Hardianto. Setelah resmi dipasangkan, Agri/Hardianto memulai debut bersama di ajang Vietnam dan Osaka International Challenge 2013.
Namun, kiprah Agripinna di Pelatnas Cipayung tidak berlangsung lama. Pada 2014 dia telah dicoret dari Pelatnas.
"Ya per awal April 2014, Agri sudah tidak di Pelatnas," kata Kepala Humas PBSI, Brotto Happy, saat dihubungi Bola.com.
Sementara itu PBSI mengutuk tindakan delapan pebulutangkis Indonesia yang tersangkut skandal match fixing dan perjudian di bulutangkis, serta telah dijatuhi hukuman oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
"PBSI mengutuk tindakan delapan pemain tersebut. Padahal di bulutangkis diajarkan nilai-nilai sportivitas, fairplay. Tetapi mereka telah mencederai nilai-nilai yang dijunjung tinggi di bulutangkis," kata Kepala Bidang Humas PBSI, Broto Happy Wondomisnowo, kepada Bola.com.
Broto Happy mengatakan PBSI telah menerima surat pemberitahuan secara resmi dari BWF terkait kasus delapan pebulutangkis itu.
Ia juga mengatakan ketika kedelapan pemain itu melakukan tindakan yang mencederai sportivitas pada tahun 2015 hingga 2017, kedelapan pemain tersebut tidak berstatus sebagai pemain tim nasional penghuni Pelatnas Cipayung.