Bola.com, Surabaya - Proses tak akan pernah menghianati hasil. Memang butuh kerja keras dan kesabaran untuk melakoninya. Itulah yang ditunjukkan dan dijalani legenda Persebaya Surabaya, Yusuf Ekodono saat berkarier sebagai pemain.
Mengawali karier di Persebaya Junior pada 1984 dan menembus tim senior pada pada 1986, Yusuf harus menunggu dua tahun untuk mendapatkan menit bermain di Persebaya pada kompetisi resmi. Pencapaian Yusuf sebagai pemain terbilang lumayan.
Dari hanya menjadi pelengkap skuad Persebaya pada musim 1987-1988, Yusuf kemudian menjadi pilar bajul ijo dan tim nasional Indonesia dengan raihan trofi juara Liga Indonesia 1996-1997 serta medali emas cabang sepak bola di SEA Games 1991.
Dalam channel Youtube Omah Balbalan, Yusuf mengungkapkan perjalanan panjangnya sebagai pemain. Sosok Yusuf baru betul-betul mencuat ketika membela Persebaya di Piala Utama, sebuah turnamen yang mempertemukan delapan tim terbaik kompetisi Perserikatan dan Galatama.
Persebaya jadi kontestan setelah menjadi runner-up Perserikatan 1989-1990 setelah kalah dari Persib Bandung di final. Saat itu, pengurus Persebaya Surabaya memutuskan memainkan tim yang didominasi pemain muda.
"Saat itu, pemain senior hanya Seger Sutrisno dan Usman Hadi," kenang Yusuf.
Video
2 Gol Penting Final Piala Utama 1990
Di babak penyisihan grup yang berlangsung di Surabaya, Persebaya Surabaya bersaing dengan PSM Makassar, Pelita Jaya dan PKT Bontang untuk mendapatkan dua tiket semifinal.
Dalam tiga laga, Yusuf mencetak dua gol sekaligus membawa Persebaya berstatus juara grup. Pelita menjadi runner-up. Di semifinal yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Persebaya menghadapi Krama Yudha yang dihuni pemain timnas seperti Herry Kiswanto, Kas Hartadi dan Peri Sandria.Pada laga ini, Yusuf menjadi bintang dengan mencetak dua gol untuk membantu Persebaya menekuk Krama Yudha 3-1.
Di final, Bajul Ijo kembali bertemu Pelita Jaya yang menyingkirkan Persib Bandung. Dengan materi pemain timnas seperti Made Pasek Wijaya, Listianto Raharjo, Alesander Saununu, Rully Nere, Bambang Nurdianyah dan Noach Meriam, Pelita lebih dijagokan.
Bonekmania pendukung militan Persebaya juga terkesan tak yakin jagoannya memenangkan pertandingan. Indikatornya, jumlah Bonekmania yang datang ke Senayan tak sebanyak sebelumnya. Tapi, Yusuf dan kawan-kawan bermain tanpa beban.
"Saat itu yang ada dalam benak kami adalah terus berlari merebut bola sepanjang pertandingan," ungkap Yusuf.
Persebaya akhirnya mampu membalikkan anggapan. Mereka mengalahkan Pelita Jaya dengan skor 3-2. Dua dari tiga gol Bajul itu dicetak oleh Yusuf yang kemudian terpilih sebagai pemain terbaik dan menjadi top skorer turnamen dengan koleksi enam gol.
"Sepulang ke Surabaya, kami disambut dengan meriah dan diarak menyusuri jalan utama," kata Yusuf.
Masuk Skuad Emas SEA Games 1991
Sukses bersama Persebaya Surabaya di Piala Utama membuka jalan Yusuf menembus skuat Timnas Indonesia yang sedang melakukan persiapan panjang menghadapi Sea Games 1991 di Manila, Filipina. Saat itu, hanya dua pemain dari tim Perserikatan yang masuk dalam tim yakni Yusuf dan Robby Darwis, bek senior Persib.
"Saya juga baru masuk setelah timnas menjalani pemusatan latihan di Australia," ujar Yusuf.
Seperti diketahui, Yusuf menjadi salah satu pahlawan Timnas Indonesia pada drama adu penalti menghadapi Thailand di partai puncak. Pada momen itu, Yusuf jadi sorotan berkat caranya melakukan tendangan penalti tanpa melakukan ancang-ancang. Sebelum melakukan tendangan, Yusuf sempat diteriaki oleh Anatoli Polosin yang tak senang dengan cara Yusuf itu.
"Tapi, saya sangat percaya diri dan fokus. Alhamdulillah, tendangan penalti saya bisa memperdaya kiper Thailand," pungkas Yusuf yang menjadi penembak ketiga. Indonesia akhirnya memenangkan duel ini dengan skor 4-3.