Bola.com, Jakarta - Gelandang jangkar Arema FC, Jayus Hariono, harus menunda hasrat melakukan apa yang telah direncanakannya. Ini terkait pandemi virus corona dan kelanjutan Liga 1 yang belum jelas sehingga ia dipaksa untuk lebih cerdas menyiasati kondisi finansial.
Manajemen Arema FC memangkas gaji para pemainnya sekitar 75 persen. Sudah hampir satu tahun, roda kompetisi sepak bola di Indonesia terhenti dan tidak jelas, memaksa para pemain untuk pintar dalam mengelola sisa tabungan yang ada.
Hal itu dirasakan betul oleh Jayus Hariono. Ia mengaku ada satu rencana yang mesti ditunda karena pandemi virus corona dan ketidakjelasan kelanjutan Liga 1 2020.
"Ada planning pribadi yang tidak bisa saya sebutkan di sini. Harusnya dilakukan sekarang, tapi harus tertunda dulu sambil melihat seperti apa sepak bola ke depan," kata pemain 23 tahun ini.
Sementara untuk gaya hidup, Jayus bersyukur tidak terdampak terlalu banyak. Selama ini alumni Persekam Kabupaten Malang itu tidak punya gaya hidup berlebihan.
"Kalau keseharian biasa saja. Karena gaya hidup saya tidak hedon. Jadi tidak boros. Paling ke warung kopi, ketemu teman, nongkrong di rumah. Gitu-gitu saja," lanjut penyeimbang lini tengah Arema FC ini.
Video
Harus Cermat Menyiasati Kondisi Keuangan
Tapi ada kebiasaan lain yang kini tak bisa dilakukan Jayus, yakni menyisihkan gaji untuk tabungan. Bayaran yang diterima sebagian besar untuk konsumsi.
Untungnya, saat ini Jayus masih membujang. Sehingga dia belum punya tanggungan anak dan istri. "Saya tidak munafik. Pasti semua membutuhkan uang untuk rencana. Seperti menabung, investasi atau lainnya."
Ditanya tentang pemasukan lain diluar gaji sebagai pemain Arema, saat ini Jayus masih belum banyak mendapatkannya. Job sebagai bintang tamu, iklan atau endorse tak bisa jadi pemasukan tetap. Apalagi di masa pandemi seperti ini tidak banyak acara yang bisa digelar.