Bola.com, Jakarta - Nama Ismed Sofyan pantas masuk daftar bek sayap terbaik yang pernah beredar di Liga Indonesia. Pria kelahiran 28 Agustus 1979 itu juga adalah pemain yang paling lama membela Persija Jakarta secara beruntun yakni 19 tahun.
Bersama Tim Macan Kemayoran, ia meraih sukses dengan merengkuh trofi juara Liga 1 2018 dan Piala Presiden 2018. Sebagai bek sayap, Ismed dikenal memiliki akurasi umpan yang terbilang akurat untuk memanjakan deretan striker Persija di Liga Indonesia.
Dalam channel YouTube Persija Jakarta, Ismed Sofyan mengungkap proses bagaimana dirinya mendapatkan kelebihan itu. Semuanya berawal dari seringnya ia menyaksikan video rekaman pertandingan klub idolanya, Manchester United (MU) pada era 1990-an.
Di mana 80 persen gol Tim Setan Merah berasal dari umpan lewat sisi sayap yang dihuni David Beckham dan Ryan Giggs. Umpan kedua pemain itu sangat memanjakan duet striker utama MU, Andy Cole dan Dwight Yorke, serta pelapisnya, Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer.
"Saya sangat terinspirasi melihat rekaman itu. Saya pun bertekad untuk melakukan hal yang sama di tim yang saya bela," ujar Ismed yang awalnya bermain di posisi striker tersebut.
Kemampuan Ismed dalam melepaskan umpan dari sisi sayap kian tergali optimal ketika bergabung dengan Persija sejak 2002. Di mana setiap selepas latihan tim di Stadion Menteng, Ismed selalu menyempatkan diri untuk mengasah kemampuannya.
Dengan menggunakan 10-15 bola, ia melakukan passing, berlari dan melepaskan umpan. "Stadion Menteng adalah tempat terbaik untuk melakukan latihan itu karena dikelilingi pagar dan tembok. Jadi gampang mengumpulkan bolanya," terang Ismed Sofyan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Motivasi Pantang Kalah
Saat tampil di lapangan hijau, Ismed Sofyan dikenal sebagai pemain yang agresif dan trengginas. Tak jarang, ia terlibat perselisihan dengan pemain lawan dan mendapat sanksi berat.
Di antaranya ketika memperkuat Persija menghadapi Persita Tangerang di Stadion Gelora Bung Karno pada Liga Indonesia musim 2004. Dalam laga itu, ia beradu mulut dengan penyerang sayap Persita, Jorge Toledo, usai pertandingan hingga kemudian melibatkan pemain dan suporter kedua tim.
Pemain asal Aceh itu juga pernah terlibat insiden dengan Hilton Moriera saat Persija dijamu Sriwijaya FC di Stadion Gelora Jakabaring Palembang. Atmosfer panas di lapangan malah berlanjut di hotel tempat mereka menginap.
"Semuanya berlangsung secara spontan. Itu karena semangat pantang kalah yang tertanam pada diri saya," terang Ismed.
Itulah mengapa Ismed mengaku paling tidak suka kalau melihat ada pemain yang terkesan tidak peduli dengan kekalahan timnya. Rekannya, Bambang Pamungkas pada satu kesempatan menceritakan, Ismed pernah marah di kamar ganti karena melihat ada pemain yang nyengir usai Persija menelan kekalahan.
"Kalau tim kalah, suasananya jadi tidak enak. Baik ketika pulang ke rumah atau ketemu teman," pungkas Ismed.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia