Bola.com, Makassar - Kompetisi sepak bola Indonesia memang belum berada di level profesional sepenuhnya. Meski demikian, atmosfer kompetisi dan militansi suporter yang mendukung tim kesayangan berlaga menjadi magnet tersendiri buat pemain asing, termasuk Otavio Dutra, pemain berdarah Brasil.
Dutra sudah berkiprah di kompetisi Indonesia sejak 2010 dan sudah berstatus Warga Negara Indonesia sejak 2019. Ia sudah membela sejumlah klub, seperti Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, Bhayangkara FC, dan Persija Jakarta.
Dalam channel youtube Tik Tak Football First, Dutra mengungkapkan alasan mereka bertahan cukup lama di Indonesia. Sejak pertama datang ke Indonesia pada 2010, mengaku langsung jatuh cinta dan menyimpan keinginan menetap di Indonesia. Ia pun menegaskan kecintaannya terhadap Indonesia bukan karena uang.
"Saya suka dengan keramahan orang Indonesia. Alam dan cuacanya pun hampir sama dengan Brasil. Dan yang utama, istri dan anak saya juga betah di Indonesia," ungkap Dutra.
Itulah mengapa ketika ada kesempatan untuk menjadi Warga Negara Indonesia, Dutra langsung mengambilnya. Dutra dan keluarga kecilnya resmi menyandang status WNI pada 2019.
Setelah menjadi WNI, keinginan Dutra untuk berkontribusi dengan sepak bola kian besar. Ia sudah mengawalinya dengan mengikuti kursus kepelatihan lisensi C AFC di Bali pada 1 hingga 15 November lalu.
Video
Jadi Motivator Pemain Muda
Kecintaan terhadap Indonesia dan sepak bolanya menjadi alasan Otavio Dutra dan Renan Silva menyempatkan waktu mengunjungi sebuah sepak bola di Depok beberapa waktu lalu. Meski mendapatkan bayaran, keduanya sangat antusias berbagi pengalaman sekaligus memotivasi pemain agar tetap fokus terhadap impian.
"Saya malah menghadapi situasi yang lebih sulit dari kalian. Tapi, saya memiliki tekad dan fokus untuk meningkatkan kemampuan dari hari ke hari. Hasilnya lewat sepak bola, saya mendapatkan segalanya," ungkap Dutra di hadapan puluhan pemain muda SSB tersebut.
Dutra bercerita selain hanya bermain di lapangan, tanpa rumput dan berpasir, nutrisi yang diterimanya jauh dari kata lengkap.
"Saya berasal dari keluarga miskin. Orang tua saya sudah bercerai sejak saya masih kecil. Saya dibesarkan oleh mama. Setiap hari saya hanya makan nasi dan telur," kenang Dutra.
Dutra pun yakin suatu saat Indonesia bisa kembali sejajar dengan negara kuat di Asia, seperti Jepang dan Thailand.
"Yang penting ada dukungan penuh dari pemerintah dan PSSI terhadap pembinaan usia muda. Jangan hanya fokus ke level atas, karena pemain muda adalah masa depan sepak bola Indonesia," tegas Dutra.